Untuk menjelaskan bagaimana toleransi Islam terhadap non muslim, maka Allah SWT menurunkan surat Al Kafirun yang artinya : “Katakanla, “Hai orang-orang kafir, aku tak akan menyembah sesuatu yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku bukanlah penyembah sesuatu yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
Toleransi bagi Islam adalah tidak saling mencampuri dan jangan pula saling mengganggu dalam menjalankan ibadah antar muslim dengan non muslim, marilah kita sepakat untuk berbeda. Dalam bidang akidah dan ibadah, Islam tidak mengenal kompromi. Sedangkan dalam bidang muamalah, Islam tidak melarang umatnya untuk berbaur dengan non muslim.
Dalam surat Al Fath, ayat 29 yang artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.......” Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa muslim itu berkasih sayang terhadap sesama muslim dan bersikap tegas terhadap non muslim. Tegas disini artinya adalah tegas dalam menampakan identitas sebagai muslim di manapun berada, jelas mana yang halal dan mana yang haram serta tidak mencampur adukan yang halal dengan yang haram.
Contoh sikap pribadi Rasulullah Saw terhadap non muslim adalah hubungan yang erat antara Rasulullah dengan paman beliau, Abu Thalib yang non muslim. Dalam surat Ali Imran, ayat 159 yang artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Maksud dari ayat tersebut adalah karena Muhammad selalu bersikap baik dan lembut kepada non muslim, menyebabkan hati orang-orang kafirpun melembut juga, sehingga mau mengikuti Muhammad. Contohnya Umar bin Khatab, Hamzah dan Abu Sofian yang dulunya pemabuk serta pembunuh kejam, hati mereka berubah menjadi lembut serta bersikap dermawan setelah mendapat cahaya Al Qur’an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.
Namun mengapa ajaran Islam yang ramah dan toleran, nampak begitu menakutkan di hadapan non muslim? Hal tersebut salah satunya dikarenakan banyaknya kalangan muslim yang salah menafsirkan ayat-ayat Al Qur’an. Contohnya ayat yang mengatakan “bersikap tegas (keras) terhadap non muslim,” banyak muslim yang mengartikan bahwa orang-orang muslim harus bersikap kasar dan memusuhi orang-orang non muslim. Padahal Islam tidak disiarka dengan pedang saja atau hanya dengan Al Qur’an saja, tapi Islam disiarkan dengan keduanya. Melalui Al Qur’an Islam mengajak manusia menyambah Allah SWT dengan sukarela, tanpa paksaan. Namun harus didukung pula dengan kekuatan untuk membentengi diri dari ancaman musuh yang ingin menghancurkan Islam.
Konsep dakwah Islam tercantum dalam surat An Nahl, ayat 125 yang artinya : “Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara yang bijaksana dan pelajaran atau contoh perilaku yang baik serta ajaklah mereka berdialog dengan cara yang baik pula.” Islam bagaikan sebuah lagu yang sangat indah, namun seindah apapun sebuah lagu, akan sangat ditentukan oleh penyanyinya. Maka sebagai umat Islam yang hidup di negara non Islam, kita harus berusaha menampilkan bahwa Islam itu adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin, terutama dalam bertoleransi.
Supported by
Blogger
Blogskins
Free JavaScript from
IKLAN ANDA