Membentuk Kepribadian Muslimah
Pol Salamaa tgl 24 Mei 2007
Oleh : Irfanul Mauludi, A.md, Ak.
Allah SWT berpesan dalam surat Ali Imran, bahwa orang-orang beriman diwajibkan untuk meningkatkan ketagwaannya kepada Allah SWT. Dalam Islam tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal ketaqwaan. Islam menempatkan wanita sederajat dengan laki-laki dalam hal ketaqwaan, mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk surga. Namun fungsional kewanitaan tidak dapat digantika oleh kaum lelaki, misalnya melahirkan dan menyusui.
Secara umum parameter sebagai muslim yang ada di laki-laki adalah sama dengan parameter yang ada di perempuan, antara lain :
- Salimul Aqidah. Untuk menjadi muslim/muslimah yang baik, maka kita harus memperbaiki dan membersihkan akidah kita. Akidah itu bersifat jelas, hitam atau putih, ya atau tidak, tidak ada pertengahannya. Akidah tidak hanya mengakui Allah SWT saja, tapi harus juga dikembangkan. Antara lain ialah bahwa Allah SWT itu sebagai Rabb, yaitu sebagai pencipta alam semesta. Allah sebagai ilah, yaitu bahwa Allah SWT itu untuk disembah dan diibadahi. Dalam do’a iftitah, di awal shalat, adalah mutlak penyerahan total kita sebagai makhluk Allah sebagai pengatur alam semesta. Kita harus taat kepada Allah dengan mutlak, tanpa ada alasan. Kita harus menamakan sifat-sifat Allah SWT berdasarkan yang Allah dan Rasulullah beritakan kepada kita, bukan berdasarkan perkiraan, asumsi atau logika berpikir manusia. Sebenarnya kita tidak boleh memikirkan Dzat Allah SWT. Akidah ini juga termasuk dalam mengimani posisi Rasulullah Saw. Kita bersyahadat kepada Allah dan juga kepada Rasulullah dan ibadah kita harus sesuai dengan apa yang Rasulullah perintahkan serta contohkan. Cinta kita kepada Rasulullah seharusnya melebihi cinta kita kepada diri kita sendiri, seperti di firmankan Allah SWT dalam surat At Taubah, ayat 24 yang artinya : “Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” Akidah termasuk juga tentang Islam itu sendiri. Bahwa kita harus memahami Islam sebagaimana Rasulullah ber-Islam, misalnya shalatlah seperti shalatnya Rasulullah.
- Shahihul Ibadah. Dikatakan penting, karena kita harus melakukan ibadah yang shahih (benar), yaitu Habluminallah (hubungan dengan Allah) dan habluminanas (hubungan antar manusia). Tiga hal yang harus kita perhatikan dalam beribadah adalah bahwa kita beribadah harus Lillah (karena Allah), Ma’allah (bersama Allah/aturan Allah) dan Billah (tujuan kita hanya kepada Allah). Kita tidak boleh menyombongkan ibadah-ibadah yang kita lakukan, karena yang mengetahui keikhlasan kita hanya Allah SWT dan diri kita sendiri. Tidak ada seorangpun yang tahu sejauhmana keikhlasan kita. Ikhlas adalah syarat diterimanya ibadah kita oleh Allah SWT.
- Qowwiyul Jism, yaitu jasmani yang kuat. Allah lebih mencintai mukmin yang kuat/sehat, karena untuk beribadah itu dibutuhkan fisik yang kuat, contohnya ibadah haji, shalat, puasa,mencari nafkah, juhad dan lain-lain. Kita wajib menjaga kesehatan fisik kita, misalnya mempunyai agenda olah raga. Rasulullah memiliki fisik yang sangat baik, beliau hanya dua kali sakit selama hidupnya, yaitu ketika beliau menjelang wafat. Islam mewajibkan kita memakan makanan yang halal, karena makanan yang halal itu kebanyakan baik untuk fisik kita. Sedangkan makanan yang haram kebanyakan membahayakan kesehatan fisik kita, misalnya alkohol. Berolah raga bersama pasangan (suami/istri) tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan fisik, tapi juga bisa memelihara keharmonisan rumah tangga. Fisik yang kuat dan sehat dapat mengoptimalkan ibadah kita kepada Allah SWT.
SalaMAA @
9:51 PM