>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

Anak Qurrota A’yun : Antar Cita dan Fakta

“Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. al-Furqan: 74)
Merupakan sebuah kebahagiaan agung yang merekahkan hati setiap orang tua, apabila ia dikaruniai seorang anak yang shalih dan shalihah. Inilah salah satu pilar terpenting bagi terwujudnya keluarga sakinah, sebuah keluarga bahagia yang meneduhkan hati penghuninya. Anak yang shalih dan shalihah dalam bahasa al-Qur’an dilukiskan sebagai qurrota a’yun, penyejuk mata dan penyenang hati bagi kedua orang tuanya.

Akan tetapi anak yang qurrota a’yun ini sering hanya menjadi cita-cita belaka, karena dalam kenyataannya sangat banyak kita jumpai anak-anak yang tidak biasa berbakti bahkan cenderung durhaka dan suka menyusahkan hati kedua orang tuanya. Anak qurrota a’yun sering hanya tinggal menjadi cita yang lintas fakta.

Antara Cita dan Fakta

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa keturunan atau anak menjadi qurrota a’yun (penyenang hati) apabila ia tumbuh menjadi anak yang taat kepada Allah, tekun beribadah, menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, menjauhkan segala apa yang dilarang dan diharamkan-Nya (terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid VI, hal. 36). Jadi hanya anak yang menjalankan ajaran agama dengan baik dan memiliki akhlaqul karimah yang dapat menjadi qurrota a’yun. Anak qurrota a’yun dikonstruksi oleh bangunan keagamaan yang baik, sehingga hanya dapat diwujudkan dengan jalan mendekatkan anak dengan agama atau dengan memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak. Tanpa hal itu anak qurrota a’yun selamanya akan tetap menggantung dalam alam cita, dan tidak akan pernah membumi dalam alam fakta.

Yang menjadi masalah sekarang adalah banyak sekali kalangan orang tua yang --karena keterbatasan pengetahuan atau kesibukan mungkin-- tidak mampu memberikan pendidikan agama secara baik kepada anak dalam keluarga. Sedangkan di sekolah --terutama sekolah-sekolah umum-- jam pelajaran agama sangat minim sekali. Atau mungkin pelajaran agama telah banyak diberikan di sekolah-sekolah Islam, akan tetapi cara penyampaiannya sangatlah normatif (teoritis-formalitas), sehingga kurang mampu mewarnai kepribadian anak. Ditambah dengan lingkungan pergaulan yang tidak baik, acara-acara TV yang tidak mendidik, maka anak pun tumbuh dalam kondisi jauh dari ajaran agama. Sehingga ketika menginjak remaja atau dewasa, anak menjadi nakal, liar, terjebak dalam minuman keras, pergaulan bebas dengan lawan jenis, suka berkelahi dan lain sebagainya. Anak menjadi berani melawan orang tua, suka membantah, membentak, berkata kasar bahkan sampai memukul atau menganiaya kedua orang tuanya. Na’udzubillahi min dzalik. Orang tuapun sering hanya bisa ‘ngelus dhadha’ prihatin melihat ‘jantung hatinya’ tumbuh menjadi anak yang nakal dan durhaka kepada orang tuanya. Hatinya begitu teriris pilu meratapi runtuhnya “qurrota a’yun” dalam keluarga.

Penyebab Kerusakan Akhlak

Abdullah Nashih Ulwan dalam kitabnya Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam merinci beberapa faktor yang mendorong anak menjadi nakal dan berbuat negatif.

Pertama, disharmoni (keretakan) hubungan antara bapak dan ibu. Pertengkaran yang sering terjadi antara bapak dan ibu menyebabkan anak menjadi stress dan tidak betah tinggal di rumah, sehingga cenderung ingin mencari nuansa kesegaran di luar rumah. Jika di luar rumah ternyata ia mendapatkan lingkungan yang negatif, maka drama runtuhnya “qurrota a’yun” itu pun mulai memasuki babak permulaan.

Kedua, mandegnya dinamika anak. Masa anak-anak adalah masa bermain, bersendau gurau dan aktif bergerak. Orang tua dan pendidik harus memahami betul karakteristik kejiwaan anak ini, sehingga tidak menerapkan metoda pendidikan yang mengekang, membelenggu dan ‘meneror’ jiwa anak, yang menjadikan anak kehilangan keceriaan, merasa takut dan ‘tertindas’. Untuk itu usahakanlah rumah dan sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan menyegarkan bagi anak.

Ketiga, pergaulan negatif dengan kawan nakal. Nabi SAW bersabda:
“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kamu memperhatikan siapa temannya itu.” (HR. at-Tirmidzi)

Keempat, buruknya perlakukan orang tua terhadap anak. Jika anak sering diperlakukan dengan kejam, dididik dengan pukulan sadis, sering dibentak, dicemooh dan dihina, maka anak akan tumbuh besar dalam suasana yang timpang. Anak menjadi mincer, tidak memiliki rasa percaya diri, merasa dibenci orang lain dan cenderung berbuat negatif.

Kelima, film-film sadis dan porno. Film-film keras dan cabul sangat berpengaruh pada kejiwaan anak. Namun hal ini kurang disadari oleh para orang tua, sehingga anak terlalu dibebaskan menonton acara-acara TV tanpa seleksi.

Keenam, lengahnya orang tua terhadap pendidikan anak. Banyak orang tua yang acuh dan tidak terlalu peduli dengan pendidikan anaknya. Yang penting anak telah sekolah, sudah ngaji di TPA dan lain sebagainya. Dikiranya hal itu sudah cukup. Padahal pendidikan itu harus dilaksanakan secara intergral (menyeluruh). Antara rumah, sekolah dan masjid harus secara bersama-sama dan serius terpadu memberikan pendidikan yang baik kepada anak.

Strategi Asasi Pendidikan Anak

Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan beberapa strategi atau kaidah asasi yang bisa ditempuh untuk mendidik anak secara baik, agar anak qurrota a’yun bisa terwujud.

Pertama, strategi ikatan. Yakni mengikat anak atau melekatkan anak dengan ritual-ritual keagamaan. Mengikat anak dengan amalan ibadah (sholat, puasa, sedekah dan lain-lain), melekatkan anak dengan masjid, al-Qur’an, dzikrullah, amalan-amalan sunat (puasa Senin Kamis, sholat dluha, shalat tahajjud dan lain-lain) merupakan langkah nyata untuk mewarnai kepribadian anak dengan warna agama. Hal ini bisa ditempuh dengan metoda pembiasaan serta keteladanan dari orang tua dan pendidik. Sehingga anak memiliki kecintaan kepada kema’rufan secara mendalam.

Kedua, strategi peringatan. Yakni menanamkan pengertian dan pemahaman terhadap ajaran agama secara terus menerus kepada anak, sehingga tumbuh pada diri anak kebencian terhadap kemaksiatan dan kejahatan. Misalnya peringatan dari kemurtadan, kekufuran, perjudian, minum-minuman keras, pornografi dan lain sebagainya. Menurut Nashih Ulwan, strategi peringatan merupakan faktor asasi yang dapat mencuci otak anak dari pikiran-pikiran kotor, paham-paham sesat dan batil. Lebih dari itu, kesadaran dan keimanannya dapat berfungsi sebagai benteng kokoh yang menolak segala pikiran sesat dan pengaruh orang-orang yang rusak.

Ketiga, strategi kerja sama. Yakni perlunya kerja sama yang harmonis antara rumah, sekolah dan masjid dalam melaksanakan pendidikan anak. Masjid perlu melakukan pembenahan prosesi pendidikan agama (ta’lim-ta’lim atau kajian keagamaan) di masjid dengan menejemen yang rapi dan terrencana. Anak pun perlu terus memotivasi untuk lekat dengan masjid. Masjid adalah rumah Allah yang di dalamnya bertaburan rahmat dan hidayah-Nya. Tidak mungkin anak qurrota a’yun terwujud jika anak (dan orang tua) lepas dari masjid. “Muslim Tanpa Masjid” memang merupakan fenomena umat kekinian yang sangat menyedihkan. Bagaimana mungkin seorang muslim akan dekat dengan Allah jika ia tidak pernah ‘bersilaturrahmi’ ke rumah-Nya? Rajulun qalbuhu mu’allaqun bil-masaajid (seseorang yang hatinya terkait dengan masjid) --sebagaimana disebutk dalam sebuah hadits-- merupakan profil hamba Allah sejati, yang akan senantiasa mendapatkan curahan rahmat dan hidayah dari-Nya. Dan anak qurrota a’yun adalah anak yang selalu lekat dengan masjid.

(disadur dari : Anak Cerdas Dunia Akhirat, Muhammad Albani)


SalaMAA @ 12:25 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


Tepat Waktu di Belanda

Gulai Cumi Padang

Workshop Salamaa 1, 2 dan 3 Juni 2007

Memotifasi Diri untuk Mempelajari Al Qur’an

Keteladanan Nabi Ibrahim As

Berita Keluarga Salamaa April 2007

Siti Hajar

Mencari Sekolah Untuk Si Kecil

Menjadi Ibu Ideal di Mata Anak

Komunikasi dalam Keluarga : Jembatan Menuju Harmon...


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA