Menggapai Malam Kemuliaan
Satu hari Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabatnya. Kala itu Rasul saw bercerita tentang seseorang yang sangat shalih dan kuat dari kalangan Bani Israil bernama
Syam'un, atau yang sekarang dikenal sebagai Samson. Selama perjalanan hidupnya, Syam'un selalu berjihad siang hari di jalan Allah dan malamnya ia habiskan untuk beribadah. Itu semua ia lakukan selama 1000 bulan.
Dalam riwayat lain, Nabi saw juga menceritakan empat orang Nabi Bani Israil. Mereka semuanya menghabiskan waktu 80 tahun untuk berbakti dan beribadah kepada Allah, sedetikpun mereka tidak pernah bermaksiat kepada-Nya. Keempat Nabi itu adalah Nabi Ayyub as, Nabi Zakariya as, Nab Ezkil as dan Nabi Yusy'a as (Yeyasa).
Mendengar kisah-kisah menakjubkan itu para sahabat berdecak kagum, namun sekaligus mereka bermurung diri karena merasa tidak mungkin bisa menyamai amalan para pendahulunya itu. Hal ini membuat Nabi saw terdiam, ia turut termenung memikirkan usia umatnya yang rata-rata pendek ini. Nabi saw turut bersedih karena mustahil umatnya bisa menandingi ibadah-ibadah umat-umat terdahulu.
Dalam kesedihan Nabi saw itu, datanglah Jibril as, diutus untuk menyampaikan khabar gembira dari Allah SWT melalui surat Al-Qadar. Allah dengan segala kasih sayangnya yang tak terhingga mendengar keluh kesah hati Nabi saw hingga la mengkaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Muhammad yang berumur pendek ini. Allah menganugerahkan satu malam yang kemuliaannya setara dengan ibadah selama 83 tahun 4 bulan atau 1000 bulan, bahkan lebih.
Keutamaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar disebut sebagai malam mulia, karena pada malam inilah Al-Quran diturunkan dari Lauhil Mahfuzh ke langit bumi. Dan pada malam ini pula Nabi saw menerima wahyu yang pertama dari Allah swt. Hal ini diabadikan dalam firman Allah surat Al-Bagarah ayat 185:
"Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil.)"
Juga dalam surat Al-Qadar ayat 1:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qu'ran pada malam kemuliaan:”
Hingga tak salah jika pada malam mulia ini amal ibadah manusia akan dilipatgandakan balasannya melebihi ibadah 1000 bulan. Dalam hadits AnNasa'l dijelaskan pula Ralulullah SAW bersabda:
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Allah telah mewajibkan bagimu puasaNya. Didalamnya terdapat satu malam yang lebih mulia dari 1000 bulan. Barangsiapa tidak diberikan kebaikannya, maka sungguh dia tidak memberikan kebaikan."
Dan dengan izin Allah pada malam mulia ini pula para malaikat turun ke bumi,
“Pada malam itu turun para malaikat dan 'ruh' dengan izin Allah untuk
mengatur semua urusan" (QS Al-Qadar:4)
Dalam menafsirkan lafadz warruhu ini para mufassir berbeda pendapat, sebagian besar mufassir bersepakat bahwa yang dimaksud dengan ruh disini adalah malaikat Jibril as. Karena malaikat Jibril mempunyai kedudukan yang khusus diantara para malaikat, sehingga is disebut secara terpisah. Sedangkan sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ruh disini adalah malaikat yang sangat besar melebihi besarnya langit dan bumi. Ada juga sebagian lain yang menafsirkannya sebagai sekelompok malaikat yang hanya muncul pada malam Lailatul Qadar.
Namun dibalik perbedaan itu, para ulama tidak berselisih faham bahwa pada malam itu para malaikat turun dengan membawa kebaikan. Karena pada malam inilah para malaikat dan Nabi Adam as diciptakan. Dan pada malam ini pula menurut sebuah hadits dalam kitab Durrul-Mantsur Nabi lsa as diangkat ke langit.
Para malaikat akan berarak menyampaikan salamnya secara bergiliran seperti tentara kepada orang-orang yang kebetulan ditemukan sedang beribadah. Jika sekelompok malaikat naik, maka kelompok malaikat lainnya turun. Rahmat serta keberkahan pada malam itu akan terus berlangsung sepanjang malam hingga turun fajar.
Ulama berselisih pendapat mengenai kepastian terjadinya malam qadar, namun secara umum lailatul qadar akan terjadi pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan Ahmad dari Ubaidah ibn Shamit, Rasulullah saw mengabarkan:
"Lailatul Qadar didalam bulan Ramadhan, yaitu pada bulan yang akhir, malam tanggal 21, atau malam 23, atau pada malam tanggal 25 atau malam 27, atau pada malam tanggal 29 atau malam yang terakhir di bulan Ramadhan. Barang siapa melakukan qiyam (Mendirikan shalat tahajjud, membaca Quran, meningkatkan ihsan dan sedekah, I'tikaf serta beristighfar. red) pada malam itu karena didasari iman dan mengharapkan pahala dan ridha Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu dan akan datang"
Dalam membaca Al-Quran, para ulama menyarankan selain kita membacanya secara murattal sesuai runutan surat-suratnya, kita juga dianjurkan untuk melanjutkannya dengan membaca ayat-ayat yang pahala dan keutamaannya banyak. Namun tidak disukai jika terlalu memilah-milah. Diantara ayat-ayat tersebut ialah Ayat Qursi, dua ayat terakhir dari surat Al-Bagarah, surat Yasiin, surat Al-Zalzalah, surat Al-Kafirun dan surat Al-lkhlas. Wallahu'alam.
(Sumber : Hikayah, Edisi.09 th III – Ramadhan 1426/Oktober 2005)
SalaMAA @
6:14 PM