diabet
Diabetes Mellitus di Usia Muda
Oleh: dr. Eva Suarthana, MSc - Utrecht
Diabetes Mellitus (DM) oleh awam dikenal sebagai penyakit kencing manis karena memang orang yang mengalami DM memiliki kadar glukosa (gula) darah yang tinggi. DM dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang turun-temurun atau didapat akibat gaya hidup yang tidak sehat. Normalnya makanan akan dipecah menjadi glukosa dan selanjutnya glukosa dipecah menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Glukosa yang berlebih akan disimpan ke dalam jaringan tubuh oleh hormon insulin sebagai cadangan energi. Jika terdapat kelainan hormon insulin maka kadar glukosa dalam darah tetap tinggi.
Perjalanan Penyakit DM
Berdasarkan proses timbulnya, DM dibedakan menjadi DM tipe 1 dan tipe 1. DM tipe 1 disebabkan oleh rusaknya sel-sel beta pankreas; sel-sel yang berfungsi memproduksi hormon insulin. Akibatnya jumlah hormon yang diproduksi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Tipe 1 ini berhubungan dengan kelainan genetik dan dengan demikian sifatnya turun-temurun. Pasien DM tipe 1 biasanya berusia muda dan harus mendapatkan suntikan hormon insulin untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Pada DM tipe 2 disebabkan oleh asupan (konsumsi) glukosa yang terlalu tinggi, yang melebihi kapasitas jumlah hormon insulin yang diproduksi oleh sel pankreas. DM tipe 2 biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat. Pola makan yang sehat adalah jumlah kalori sesuai dengan kebutuhan tubuh (baca artikel Salamaa tentang Penuntun Diet Praktis) dan dibagi dalam 3-4 porsi makan secara seimbang. Hal ini dikarenakan hormon insulin dilepaskan secara terus-menerus dalam jumlah yang relatif konstan. Bila seseorang yang makan sebanyak 2 porsi sekaligus, kelebihan kadar glukosa tidak dapat seluruhnya disimpan karena jumlah hormon insulin yang dilepaskan pada waktu tersebut tidak mencukupi. Demikian pula halnya orang yang selalu makan dengan jumlah kalori melebihi kebutuhan tubuhnya, kelebihan kadar glukosa tidak dapat seluruhnya disimpan sehingga kadar glukosa dalam darah tetap tinggi.
Faktor Risiko
Berdasarkan proses timbulnya dapat disimpulkan bahwa orang yang berisiko mengalami DM adalah mereka yang memiliki riwayat DM dalam keluarga. Pasien DM tipe 2 umumnya dewasa usia 40-an dan mengalami kegemukan (obesitas). Seseorang dinyatakan obes bila berat badannya melebih 120% dari berat badan ideal (baca artikel Salamaa tentang Penuntun Diet Praktis). Akan tetapi, dengan pesatnya perkembangan ekonomi, angka obesitas pada anak meningkat tajam. Data skrining di Amerika menunjukkan 8-45 dari 100 anak dan dewasa mengalami DM tipe 2.
Selain itu, orang yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia), ibu yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4kg juga berisiko mengalami DM.
Komplikasi
Kadar glukosa darah yang senantiasa tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan besar, yang dapat berakibat berkurangnya aliran darah ke organ tubuh. Oleh karena itu, pasien DM sangat mudah mengalami komplikasi, mulai dari telapak kaki dan ujung-ujung jari yang terasa kebas atau kesemutan, berkurangnya penglihatan akibat katarak dan kerusakan retina, kelainan jantung, sampai kelainan ginjal. Pasien juga lebih mudah mengalami penyakit infeksi jamur khususnya di daerah lipatan yang lembab. Penyakit infeksi ini umumnya sulit sembuh karena kuman tumbuh subur akibat kadar gula darah yang tinggi. Selain itu, proses penyembuhan luka juga lebih lama karena secara umum sistem pertahanan tubuh menjadi lebih lemah.
Anjuran
Bagi mereka yang memiliki riwayat DM di keluarga dianjurkan untuk skrining DM pada usia 20 tahun. Bagi mereka yang tidak memiliki faktor risiko, skrining dapat dilakukan setelah berusia 40 tahun. Skrining DM berupa pemeriksaan kadar glukosa darah setelah berpuasa selama 8 jam (GDP), serta kadar glukosa darah 2 jam setelam makan (GD 2 jam PP). Jika anak mengalami obesitas sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk konsultasi nutrisi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya, tentu saja menjaga pola makan yang sehat. Caranya adalah tidak makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat (nasi, roti, ketela, gula) dan lemak secara berlebihan, serta selalu membagi porsi makan seimbang antara pagi, siang, dan sore. Selain itu, perbanyak aktivitas fisik dan menghindari kegemukan!
Bahan bacaan:
American Diabetes Association. Diabetes in the Young: The Evolving Epidemic. The International Diabetes Federation Consensus Workshop. Diabetes Care 2004; 27 (7): 1798
SalaMAA @
9:01 AM