Kisah Rasulullah dengan Orang Buta
"Selamat datang kepada orang yang telah menyebabkan saya dimarahi oleh Tuhan saya." Kalimat itu terlontar dari bibir Rasulullah setiap bertemu dengan Ibnu Maktum. Apa gerangan kisah dibalik kalimat itu?
Suatu hari di tanah suci Mekkah. Tanpa disangka, Nabi Muhammad kedatangan para tokoh Qurais yang selama ini begitu membenci dan memusuhinya. Mereka yang datang itu adalah Utbah dan Syaibah, keduanya adalah putra Rabiah. Dalam rombongan itu terdapat juga tokoh terkemuka Qurais, Abu Jahal, Amt bin Hisyam, Umaiyyah bin Khalaf dar Al-Walid bin Al-Mughirah.
Rasulullah menyambut kedatangar tamu-tamunya itu dengan tangan terbuka dan wajah berseri. Rasulullah tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, untuk menyeru mereka supaya masuk Islam. Bahwa Islam adalah ajarar kebenaran yang akan membawa kedamaian hidup pada setiap pemeluknya. Bahwa ada kehidupan akhirat setelah kematian di mana setiap perbuatan akan mendapat ganjarannya. Neraka bagi mereka yang mengingkari- Nya dan surga bagi yang taat padaNya.
Tak dipungkiri kalau Rasulullah begitu mengharapkan para tokoh Qurais itu terketuk hatinya dan menyambut seruannya untuk masuk Islam. Saat itu Rasulullah membayangkan akan banyak orang Qurais yang masuk Islam apabila para pemimpinnya masuk Islam. Walau bagaimanapun harus diakui kalau para tokoh itu punya pengaruh sangat kuat di masyarakat Arab.
Teguran buat Nabi Muhammad
Ketika Rasulullah sedang asyik berbincang dengan para tamunya, datanglah Ibnu Ummi Maktum seraya memanggil Nabi saw: "Ya Rasulullah ajarkan saya mengaji Al-Quran dan ajarkan ilmu yang Allah ajarkan pada tuan hamba." Kata-kata itu diulangnya berkali-kali, tanpa menyadari bahwa Rasulullah sedang sibuk melayani tamunya, maklumlah dia buta.
Rasullulah merasa terusik dengan kehadiran Ibnu Ummi Maktum. Perasaan tidak nyaman itu terlukis di mukanya yang putih berseri. Secara spontan Rasulullah berpaling dari Ibnu Ummi Maktum, dengan bermasam muka. Tapi setelah beliau kembali seorang diri, hati kecilnya menjadi resah dan beribu pertanyaan memenuhi benaknya: Salahkah perbuatanku tadi??? Tiba-tiba datang wahyu dengan ayat-ayat berikut:
"Bermasam dan membuang muka ia. Tatkala si buta mendatanginya. Dan apa yang memberitahukan kau, barangkali ia orang yang bersih? Atau ia dapat menerima teguran dan teguran itu berguna baginya. Tapi kepada orang yang serba cukup itu. Engkau menghadapkan diri. Padahal itu bukan urusanmu kalau dia tidak bersih hati. Tetapi orang yang bersungguh-sungguh datang. Dengan rasa penuh takut. Kau abaikan dia. Tidak. Itu adalah sebuah peringatan. Barangsiapa yang sudi, biarlah memperhatikan peringatan itu. Dalam kitab-kitab yang dimuliakan. Dijunjung tinggi dan disucikan. Yang ditulis dengan tangan. Orang-orang terhormat, orang-orang yang bersih." ( Abasa 1-16).
Setelah turunnya ayat yang menegur sikap Rasulullah itu, maka setiap kali beliau didatangi oleh Ibnu Ummi Maktum, beliau berkata: "Marhaban biman `atabani fiihi rabbi". Lalu dibentangkannya surbannya sebagai tempat duduk untuk menghormatinya.
(Sumber : MUSLIMAH, No. 29 / Thn III / Desember/2004)
SalaMAA @
6:29 PM