>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

klompen

klompen 2
Sepatu Kayu Khas Nederland
Oleh: Gunaryadi – Den Haag

Ketika kita mendengar atau membaca tentang Belanda, biasanya dengan serta-merta kita menghubungkannya dengan simbol khas dari negeri tersebut seperti keju, kincir angin, atau tulip. Asosiasi semacam ini hampir sama dengan pemahaman bahwa Belanda itu identik dengan “negeri keju”, “negeri kincir angin”, atau “negeri tulip”. Bahkan ada julukan khas yang biasa digunakan orang Belanda menyebutkan negerinya yaitu kikkerland atau “negeri kodok” karena di mana-mana terdapat air. Selama ini simbol-simbol dominan tersebut ternyata telah mengaburkan asosiasi kita bahwa Belanda ternyata memiliki ikon yang lain. Oleh karena itu, feature ini memperkenalkan sebuah ikon khas Belanda yang selama ini mungkin belum akrab dalam asosiasi pemikiran kita yaitu sepatu kayu, clogs kata orang Inggris atau klompen dalam bahasa Belanda.

Secara historis, sepatu kayu itu sudah dikenal di Belanda sejak tahun 1270 M. Sepatu kayu tidak saja populer di Belanda tetapi dalam Abad Pertengahan juga banyak dipakai oleh para petani dan buruh di negara Eropa lainnya. Variasi dari sepatu kayu tadi adalah trippe atau terompa kayu dalam bahasa kita, yakni sandal kayu yang memiliki tali dari kulit. Di kawasan Vlaams (Belgia bagian utara yang berbatasan dengan selatan Belanda), istilah klompen itu merujuk pada sepatu kayu bagi wanita, sedangkan untuk pria, sepatu tersebut dinamai holleblokken.

Dari sisi kultural, sepatu kayu ini seakan melekat pada karakter asli Belanda baik secara filosofis maupun material. Secara filosofis, karakter bangsa Belanda identik dengan mentalitas “panggaleh” yang zakelijk, hemat, praktis, ulet dan ekonomis, serta kredo “tungku tigo sajarangan” versi Belanda yang dikembangkan oleh Adalbero van Laon tahun 1000 M, yaitu bidden yang bermakna ibadah, vechten atau berjuang, dan werken yang berarti berkarya (De Nederlandse geschiedenis in een notendop, 1998). Karena itu, klompen yang sederhana tapi punya banyak kelebihan, bahannya mudah diperoleh dan dibuat, sangat digemari masyarakat Belanda.

Sedangkan dari sudut material, sepatu kayu itu memberikan kehangatan pada kaki di musim dingin dan kesejukan pada musim panas karena kayu memiliki daya serap suhu yang baik, melindungi kaki saat melangkah di jalanan yang kotor di Abad Pertengahan, mencegah agar kaki tidak terbenam di tanah yang lunak dan berlumpur karena tipologi tanah semacam ini jamak di Belanda. Bagi petani, pandai-besi, atau yang memerah susu sapi, tentu klompen ini sangat bermanfaat melindungi kaki saat bekerja.

Manfaat lainnya dari sepatu kayu ini adalah sebagai wadah menyimpan barang-barang kecil, celengan penjaga jembatan atau pintu air untuk mengambil uang dari perahu atau kapal yang menggunakan fasilitas tersebut, sebagai vas bunga, kapal mainan, bahkan sebagai palu, dan kalau sudah usang bisa dijadikan sebagai kayu bakar untuk pemanas di musim dingin. Bahkan ada anekdot yang sedikit senofobis mengatakan bahwa klompen bisa digunakan sebagai pelampung kalau terjadi banjir.
Setiap wilayah biasanya memiliki sepatu kayu yang secara simbolik mencirikan daerah masing-masing. Bahkan di Belanda terdapat dua daerah yang diberi nama “De Klomp”, yaitu sebuah kampung di Ede (Provinsi Gelderland), dan sebuah tempat di Weesp (Provinsi Noord-Holland).
Dari sudut ekonomi, klompen bernilai signifikan karena mendukung industri pariwisata, sebuah sektor yang cukup penting bagi perekonomian Belanda. Tahun 2003, kontribusi pariwisata terhadap GNP lebih dari 2,5% dengan pemasukan sekitar € 8 milyar. Dalam periode yang sama, sekitar 9,2 juta wisatawan mengunjungi Belanda (‘Toerisme en recreatie in cijfers 2004’, Centraal Bureau voor de Statistiek, 12/11/04). Dari sektor pariwisata ini, sepatu kayu tersebut menjadi salah satu souvenir yang paling khas dari Belanda. Dalam ukuran kecil, biasa juga dibuat sebagai gantungan kunci, atau miniatur kapal layar, atau keramik Delft blue.

Di zaman dahulu, hampir di setiap kampung dan daerah memiliki pembuat sepatu kayu. Tetapi saat ini hanya tersisa sekitar 30 pembuat saja, yang menghasilkan sekitar 800 ribu pasang klompen per tahun. Di zaman sekarang, tidak banyak lagi yang mengenakan klompen di Belanda dalam kehidupan sehari-hari. Hanya sebagian petani, nelayan, atau orang yang bekerja membersihkan kebun atau halaman yang masih menggunakannya. Dengan kata lain, klompen yang dahulunya merupakan perangkat untuk keperluan sehari-hari menjadi lebih simbolik dan bernilai ekonomis.

Setidaknya ada dua pelajaran yang bisa kita ambil dari kultur klompen Belanda ini yaitu pentingnya memelihara tradisi yang khas, dan mengembangkannya sehingga memiliki nilai ekonomis.


SalaMAA @ 1:07 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


bintang

ht

jujur

salamaa24

hay

sifat

syukur3

besengek

gudeg

novel6


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA