>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

syukur3

flower
Jalani dengan Penuh Syukur (3)
*bagian terakhir
Oleh: Endah - Den Haag


Aku beranikan menelepon pihak pemberi beasiswa, aku jelaskan bahwa aku pernah mencoba melamar tahun lalu namun karena aku tengah hamil sehingga aku tidak tahu bagaimana kelanjutan keputusan atas permohonanku.

"Ya, begitulah Mbak, tahun lalu saya diwawancara, dan kemudian seluruh berkas-berkas penting yang saya sertakan masih ditahan di sini. Katanya saya masih akan dipertimbangkan ya?", tanyaku. "Jika saya ingin kembali melanjutkan proses beasiswa tersebut haruskah saya memulainya lagi dari awal?"

"O, iya, ya, kamu masih bisa melanjutkan prosesnya tahun ini, tidak perlu memulai dari awal, kami akan memanggilmu memberimu kabar untuk proses selanjutnya", jelas si Mbak di seberang sana.

"Alhamdulillah, Allah masih memberikan peluang untukku", gumamku dalam hati sambil bersyukur. Aku pun menyadari konsekuensinya bahwa suatu saat aku bisa saja harus meninggalkan anak dan suamiku di rumah. Aku pandangi wajah anakku dengan hati sedikit sedih, entah mengapa. Ya Allah, sungguh pilihan-pilihan dalam hidup ini tidaklah mudah, selalu akan ada yang dikorbankan.

Proses demi proses kulalui, tidak jarang aku bawa anakku ikut serta ke kantor mereka di Jl Gatot Subroto Jakarta untuk menemaniku karena saat itu tidak ada orang di rumah yang menjaganya, untungnya ada adikku yang juga selalu setia menemaniku sehingga aku tidak terlalu repot. Suamiku juga selalu mendukungku dan seringkali memberiku izin untuk menggunakan mobil agar aku dan anakku tidak kepanasan atau repot di jalan, sementara ia memilih untuk naik bajaj ke kantor yang jaraknya memang tidak begitu jauh.

Mantan atasanku di kantor juga ikut mendukung dan bersedia memberikan rekomendasinya. Alhamdulillah jalanku kali terasa dimudahkan oleh Allah. Namun satu hal yang pasti, ada pula saat yang sangat berat di mana aku harus mampu dan berani memutuskan untuk meninggalkan untuk sementara keluarga kecilku. Suamiku tidak memiliki keberatan sama sekali, ia pun ikhlas demi kemajuan diriku, serta selalu menjadi orang pertama yang mendukungku.

Namun, bagaimana dengan anakku? Ia masih pula menyusu padaku dan menjadikanku tempat bergantung siang dan malam. Duh, pedihnya hati ini membayangkan bahwa ia harus kutinggalkan, aku merasa sedikit banyak telah menzaliminya. Kuhitung-hitung waktu, jika aku memang jadi berangkat sekolah, aku akan kehilangan momen ulang tahun pertama sekaligus ulang tahun kedua anak pertamaku. Tidak rela rasanya hati ini, ya Allah, betapa pilihan kali ini terasa sangat berat.

Kubicarakan hal ini dengan kedua orangtuaku, sama halnya seperti suamiku mereka pun mendukung rencanaku untuk kembali bersekolah, serta menyatakan kesediaannya untuk merawat dan menjaga anakku selama aku pergi nanti. Syukurlah sejak kecil anakku memang tidak mengalami masalah untuk beradaptasi dengan banyak orang, dia anak yang mudah menyesuaikan diri, ceria, dan menyenangkan, walaupun tidak jarang pula menyita perhatian kita sepenuhnya.

Untuk memudahkan Ibu dalam menjaga dan mengasuh anakku, kuputuskan untuk mencari seorang baby sitter untuk membantu. Ibu seringkali berdoa agar jika aku mendapatkan baby sitter untuk anakku, maka hendaknya aku mendapat satu yang akidah agamanya baik, jujur, dan baik pula kerjanya. Di Jakarta saat ini mencari pembantu maupun baby sitter yang dapat kita percaya dan baik kerjanya sungguh merupakan satu hal yang cukup sulit. Dari satu agen ke agen yang lain aku mencari, dan sudah beberapa kali pula berganti orang, namun belum pula mendapatkan yang pas, sementara waktu keberangkatanku semakin dekat dan banyak hal lain yang masih harus kulakukan.

Namun Allah jualah yang Maha Memberi Jalan. Satu siang saat aku mengendarai mobil sepulang dari rumah Ibu, tanpa sengaja kulihat satu plang penyedia jasa baby sitter dan pengasuh orang tua. Aku pun bergerak cepat, esoknya kutelepon, dan sorenya sambil aku berkunjung ke rumah Ibu aku mampir ke sana. Seorang perempuan muda berwajah lembut dan mengenakan jilbab ditawarkan sebagai pengasuh anakku.

"Bu, ini ada dua orang calon baby sitter, yang satu sudah agak tua dan berpengalaman, yang satu lagi masih muda namun ia memakai jilbab, apakah Ibu tidak keberatan kalau baby sitternya mengenakan jilbab?", jelas si agen.

"Tidak, saya sama sekali tidak keberatan, yang penting dia mampu bekerja dengan baik dan jujur", tandasku.

Aku pun mewawancarainya untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakangnya. Jawabannya cukup tegas dan meyakinkan. Aku ceritakan hal ini pada Ibu untuk meminta sarannya. Aku pun menelepon suamiku dan meminta masukannya. Akhirnya malam itu kami kembali mendatangi kantor tersebut, dan setelah mengambil beberapa pertimbangan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anak perempuan itu.

Ibu pernah berkata, bahwa ia selalu berdoa agar aku mendapatkan pengasuh anak yang baik ahlak agamanya dan kalau bisa juga mengenakan jilbab. "Doa Ibu dikabulkan Allah, Ndah", ucap Ibu padaku. "Ibu selalu berdoa agar jika kamu memiliki baby sitter untuk Ody, dia adalah orang yang memakai jilbab. Karena setidaknya ia orang yang memiliki pengetahuan agama cukup baik", tambah Ibuku lagi.

Aku hanya tersenyum dan berdoa dalam hati agar doa Ibuku memang benar-benar diijabah Allah. Aku pun menginginkan agar pengasuh anakku adalah orang yang baik ahlaknya, jujur, dapat bekerja dengan baik serta sungguh-sungguh sayang pada anakku.

"Alhamdulillah, Ibu terima kasih untuk selalu berdoa untukku", ucapku dalam hati.

Ternyata sedikit banyak doa Ibuku tersebut tergambar dari perilaku baby sitter yang kuambil. Kuperhatikan tingkah laku dan pekerjaannya, dia dapat bekerja dengan baik dan cekatan, dan saat malam setelah menidurkan anakku, dia selalu menyempatkan diri untuk mengaji atau membaca Al Ma’tsurat. Aku pun cukup takjub, karena aku sendiri belum pernah mengajarinya atau memintanya untuk mengaji atau membaca Al Ma’tsurat. Tidak jarang pula aku mendapati ia bangun untuk solat malam. Dan pernah aku bertanya untuk memastikan.

"Tadi malam kamu bangun ya, untuk solat malam? Sebab saya dengar di atas tadi malam seperti ada suara orang mengambil wudhu", tanyaku.

"Iya, Bu, itu saya. Saya sedang membiasakan diri untuk dapat selalu solat malam", jawab si Mbak. Kata-katanya lembut namun tegas. Kulihat dari wajahnya, ia memang sedang bersungguh-sungguh.

"Subhanallah, Ya Allah, Engkau selalu menunjukkan dan memberikan pintu kemudahan bagiku di saat aku merasa bahwa aku ragu, apakah ada jalan keluar terbaik atau aku telah mengambil jalan yang baik". Aku bersyukur, karena di antara banyak kesulitan mencari pengasuh anak yang dapat diandalkan saat ini, aku justru dipertemukan Allah dengan gadis muda yang solehah ini.

Kemudahan-kemudahan yang Allah tetapkan pada diriku menjadi pemacuku untuk istiqomah bahwa insyaAllah inilah jalan terbaik yang Allah berikan padaku bahwa aku harus terus belajar dan berjuang mencari ilmu.

Gadis itu datang tepat sebulan sebelum keberangkatanku ke Belanda. Aku sangat bersyukur karena di antara kegelisahan dan keraguanku untuk istiqomah menuntut ilmu, kemudahan dari Allah senantiasa datang dan meneguhkan niatku. Meskipun itu semua tidak serta merta menghapus munculnya rasa bersalahku pada suami dan anakku karena aku harus meninggalkan mereka untuk sementara waktu.

Keberangkatanku di penghujung bulan Agustus 2005 lalu kucoba jalani dengan lapang dan ikhlas, rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga, untuk sementara masih bisa kutahan karena rasa ingin tahu yang besar untuk bisa melihat negeri orang, ditambah lagi adanya teman-teman seperjuangan yang berangkat bersama-sama. Bismillah Ya Allah, kutitipkan keluargaku dalam penjagaan dan lindungan-Mu, karena Engkaulah sebaik-baiknya penjaga dan penolong.

Begitulah ketentuan Allah SWT yang memang ditakdirkan terjadi pada kita insyaAllah akan terjadi walaupun mungkin pada awalnya kita tidak menghendaki, ketentuan tersebut insyaAllah akan selalu disertai dengan jalan dan kemudahan asalkan kita mau bersabar dan beryukur. Sementara itu justru keinginan yang kita inginkan dan kita anggap baik untuk kita pada saat bisa jadi tidak sesuai dengan kenyataan serta bukan merupakan yang terbaik bagi di mata Allah SWT.
Persembahan kecilku untuk: keluarga di Jakarta.


SalaMAA @ 10:36 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


besengek

gudeg

novel6

koning

salamaa23

asma

novel5

manusiarasul

gemblong

wajah


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA