>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

novel5

Image hosted by Photobucket.com
Anak Gadis sang Imam
Oleh: Emine Şenlikoğlu
Diterjemahkan oleh: Emaknya Annisa


Dalam waktu dua minggu Fatma mendapat pekerjaan baru yang lain. Di sini dia mendapat bayaran lebih banyak lagi, tapi dia tidak bilang ke bapaknya bahwa dia mendapatkan pekerjaan yang lain.

Imam Yakup merasakan bahwa anaknya makin hari makin berubah. Dia menjadi kesal. Dia tidak percaya dengan anaknya karena Fatma bersikap cenderung meniru orang lain. Di hatinya dia merasakan bahwa putrinya menjadi bertambah jelek. Dalam masalah ini ingin sekali dia mengerjakan sesuatu dan oleh karenanya dia berusaha memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang lebih.

Akhirnya dia mendapatkan jalan keluarnya. Dia akan berjualan sayuran dan buah-buahan di depan mesjid. Dengan itu dia dapat mengumpulkan banyak uang dan dengan begitu putrinya tidak perlu lagi kerja. Dia akan bisa membelikan barang-barang yang diingini anaknya. Untuk sementara dia tidak mau menceritakan rencananya ini. Pertama-tama dia harus mengumpulkan uang dan dengan itu mulai membeli barang-barang tertentu.

Pada suatu pagi Imam Yakup pergi ke kamar putrinya, setelah anaknya pergi. Dia mencium bau sesuatu yang membuatnya menjadi mual. Ini jelas bau rokok. Seluruh kamar tercium bau seperti asbak besar. Jadi jelas: anaknya merokok. Ini langkah awal mulainya kebiasaan-kebiasaan jelek. Dia mengeluarkan isi hatinya dengan temannya Ahmed: "Sekarang dia mulai merokok. Saya takut pada suatu hari dia akan minum. Dulu orang menilai merokok seperti minum alkohol. Sekarang anak-anak gadis yang pakai kerudung merokok di bus-bus, di jalan-jalan dan siapa tahu di banyak tempat lain juga. Saya takut dalam waktu dekat minum alkohol juga akan dinilai sebagai sesuatu yang biasa. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tidak bisa memberikan putriku indetitas Islam. Yang masih tersisa dalam pikiranku adalah berjualan meloen, kentang, dan bawang. Di sela-sela itu saya berharap bahwa saya dapat membawa anakku lebih dekat ke Islam."

"Kamu benar, kamu benar sekali. Kamu harus menemukan jalan keluarnya untuk masalah dengan anak gadismu. Saya mempunyai kesan bahwa berbicara tentang Islam tidak akan membuat kesan apa-apa buat dia, tetapi tentunya kamu jangan terlalu heboh karena dia merokok. Tidak ada tertulis mereka yang merokok berada di jalan yang salah. Tidak setiap yang merokok juga harus minum alkohol. Saya berharap dia akan berpikir. Dia masih terlalu muda. Disuatu hari nanti dia akan mengerti lebih baik lagi", kata Ahmed dengan lirih.

"Suatu hari nanti dia mungkin akan mengerti lebih baik lagi, tetapi menjelang itu saya akan menjadi gila", balas Imam Yakup.

Imam Yakup merasa terbakar di dalam. Kenapa dia tidak berhasil mendidik putrinya seperti kebiasaan dia? Kesalahan apa yang telah dia perbuat sehingga putrinya menunjukkan sikap tidak tertarik dengan Islam.

Dia merasa bahwa setiap saat ada perasaan aneh yang menjalar dalam dadanya. Itu dia rasakan juga terutama pada saat dia memberi ceramah. Sering ceramahnya pendek saja, karena dia menyadari bahwa kata-katanya toh tidak mempunyai pengaruh. Dia sesungguhnya juga tidak berpengaruh terhadap anak-anaknya! Dia juga tidak bersemangat untuk memberi ceramah. Dia merasa aneh. Sang Imam Yakup! Dia sebelumnya belum pernah merasakan begitu aneh. Suaranya tidak hidup lagi. Walaupun dia berusaha keras untuk dapat memberikan ceramah.

Dia hanya mempunyai satu impian: membentuk suatu keluarga yang hidup sesuai dengan aturan Islam. Dia berusaha keras melakukannya. Dia berhasil menjadi seorang bapak yang tidak otoriter, tetapi kenapa selanjutnya menjadi tidak jelas dan gelap? Di mana letak kesalahan yang dia lakukan? Siapa yang bersalah? Segala pertanyaan yang tidak bisa dia jawab.

Malam ini dia akan berbicara dengan putrinya. Ia berharap mendapat petunjuk dengan itu dia bisa berjalan lebih jauh lagi. Setelah sholat isya dia segera pulang ke rumah.

Dia pergi duduk ke meja makan dan mulai berpikir bagaimana dia harus mengadakan pendekatan ke putrinya. Jika dia akan mengatakan bahwa dia ingin berbicara dengannya, akankah dia hanya duduk mendengarkan saja, tanpa sepatah kata pun dia bicara. Atau putrinya akan mengatakan tidak ada yang perlu dibicarakan, karena dia sesunggunya sudah lama telah banyak berbicara.

Imam Yakup tidak perduli apa yang akan dikatakan anaknya. Dia harus mencoba malam ini mengajak putrinya bicara.

Fatma pulang larut malam. Imam Yakup memanggil anaknya dengan lembut untuk datang ke ruang duduk. Fatma tidak memberi jawaban. Kali ini Imam Yakup memanggil agak keras.

"Saya datang", kata Fatma.

"Kemari, anakku sayang, saya ingin berbicara sebentar dangan kamu".

Fatma agak sedikit takut. Ini pertanda tidak baik. Dia tahu siapa bapaknya. Dia duduk di sebelah bapaknya. Dia tidak lagi cemberut, sebaliknya dia merasa bersalah. Ia menunggu apa yang hendak dikatakan bapaknya.

"Bagaimana kabarmu anakku sayang, kamu betah dengan pekerjaanmu?"

"Ya, ya tentu aku betah", katanya kecewa.

"Kamu tahu bahwa penting orang itu mempunyai tetangga yang baik dan rekan sekerja yang baik. Bagaimana rekan sekerjamu? Apakah mereka orang-orang baik?"

"Mereka semuanya baik-baik. Di luar itu ada juga orang-orang yang tidak baik, mereka toh tidak bisa mempengaruhiku. Aku tahu apa yang aku lakukan."

“Jangan berkata begitu anakku. Itu sangat penting dengan siapa orang bergaul. Jika kamu mempunyai teman-teman yang baik, kamu juga akan seperti mereka. Sebaliknya jika kamu mempunyai teman-teman yang jelek, kamu juga akan seperti mereka. Jika temanmu merokok, dia pun akan mempengaruhi kamu untuk merokok juga. Itu juga berlaku bagi yang menggunakan ganja. Inilah alasan sebenarnya kenapa saya ingin berbicara dengan kamu. Jika teman-temanmu tidak bisa menunjukkan kamu jalan yang benar, maka kamulah yang menunjukkan mereka jalan yang benar. Kamu lihat bahwa semuanya dibuat agar kaum muda berjalan di jalan yang benar. Kamu harus berfungsi sebagai contoh bagi teman-temanmu. Saya tidak bilang bahwa kamu jangan lupa bahwa kamu anak seorang imam, tapi saya bilang bahwa kamu jangan lupa bahwasanya kamu adalah hambanya Allah. Jangan lupa bahwa jika kamu melupakan Allah, Allah juga akan melupakanmu. Ini harus kamu anggap bukan sebagai kiasan".

Imam Yakup berbicara terus dan Fatma mendengar tanpa kata sepatah pun. Dia tidak memberikan reaksi. Imam Yakup memperhatikan ini. Dia tidak memperpanjang lagi dan mengizinkan anaknya meninggalkannya.

Setelah beberapa hari Imam Yakup mendapat pinjaman uang dan memulai berjualan sayuran dan buah-buahan. Suatu hari Fatma melihat bapaknya berteriak-teriak menawarkan dagangannya.

"Mari bapak-bapak, sayuran-segar dan buah-buahan segar!"

Fatma tidak tahu apa yang dia alami. Dia tidak mau melihat bapaknya seperti itu. Ia datang mendekati bapaknya dan berkata dengan penuh rasa muak, "Apa yang sedang bapak lakukan ini?"

"Saya sedang menjual sayuran dan buah-buahan. Saya harus mengumpulkan uang. Saya ingin membahagiakan kamu. Saya pernah dengar waktu kamu sedang mengeluh kepada ibumu. Saya dengar bahwa kamu malu dengan kursi tamu kita yang sudah tua itu. Kalau saya sudah punya uang cukup kita pergi bersama ke toko untuk membeli kursi tamu. Saya juga akan berusaha agar kamu tidak perlu lagi bekerja. Saya ingin sekali kamu menyelesaikan sekolahmu. Kemudian melanjutkan kursus, meneruskan membaca buku, tapi tolong tinggallah di luar lingkungan orang-orang yang kita tidak kenal. Inilah semua alasan kenapa bapakmu ini berjualan barang-barang seperti ini."

Imam Yakup berpikir bahwa anaknya menjadi sangat bahagia mendengarnya dan ia melihat ke arah anaknya dengan penuh harap. Apakah anaknya melihat bahwa bapaknya telah berkorban untuknya? Satu-satunya yang dilakukan Fatma adalah melihat bapaknya dengan pandangan tidak senang. Dia pergi tanpa berkata sepatah pun.

Di rumah ibu Fatma sedang membereskan meja. Fatma masuk ke dalam dengan marah. Dia berteriak, "Aku tidak tahan lagi. Aku tidak tahan lagi dengan bapakku. Bu dengar baik-baik kepadaku, bilang sama suamimu biarkanlah aku tenang. Walaupun dia belikan aku istana, aku tidak akan berhenti bekerja. Aku menyukai pekerjaanku. Aku tidak mau bilang sendiri, tapi bilang padanya bahwa dia tidak harus mencoba memaksakan aku untuk berhenti bekerja."

Fatma berteriak-teriak sambil menangis, ia banting semua barang ke seluruh ruangan.

"Apa yang kalian lakukan terhadap aku. Aku juga ingin seperti anak-anak muda lainnya menikmati hidupku. Waktu kecil takdirku sudah ditentukan. 'Anak perempuan imam tidak boleh bermain dengan boneka', 'anak perempuan imam tidak boleh main lompat tali', 'anak perempuan pak haji tidak boleh bermain bola'. Dikarenakan bapakku seorang imam, aku pun diharapkan, harus bersikap seperti imam. Orang tidak bilang bahwa aku juga seorang anak walaupun bapakku sorang imam. Aku selama-lamanya diawasi dan selama-lamanya bertanggungjawab kepada diri sendiri. Dan dengan cerita yang sama mereka tidak mau aku menikmati masa remajaku. Kalian tidak mau aku menikmati hidupku."


SalaMAA @ 1:26 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


manusiarasul

gemblong

wajah

tanaman

salamaa22

td4

quiche

diabet

syukur2

supkacang


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA