Akhirnya tibalah waktu yang ditunggu-tunggu setelah beberapa kali berkeinginan untuk pergi ketanah suci untuk berumroh, tetapi Allah menentukan lain, saya dipanggil untuk menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah.
Dengan perasaan penuh bahagia, kami berangkat meninggalkan rumah pagi itu sambil tak henti-hentinya berzikir, meminta kem
Setelah tiba di bandara
Waktu s
Setelah meminta doa restu dari suami dan pamitan dengan anak serta teman-teman yang mengantar, perlahan berjalanlah kami, menuju bagian pemerikasaan paspor. Kami lalui pintu pemeriksaan tanpa ada masalah, semua berjalan lancar, berjalanlah kami menuju gate yang telah ditentukan. Setiba diruang tunggu kami beristirahat sebentar. sambil beristirahat saya rapikan handbag kembali, karena sebelum check-in kami dibekali beraneka macam snack dan minuman kaleng, antara lain cola.
Sesaat kemudian, perasaan tidak enak timbul, terkejut, cemas, merasa ada sesuatu yang tidak beres, hati berdebar-debar, dan bertanya pada diri sendiri, apakah mungkin?
Ada yang hilang, sesuatu yang sangat penting telah hilang. Dompet berisi creditcard, uang dan ticket untuk kemabali (Jeddah-Amsterdam) tidak diketemukan didalam handbag. Bingung berpikir sendiri: apakah mungkin barang tersebut hilang? Karena yakin, saya tidak mengeluarkannya atau menyentuhnya setelah check-in tadi.
Pencarian diulangi lagi.Semua barang dikeluarkan dan dimasukan satu persatu, ternayata sama saja barang yang dicari tidak ditemukan, teman mulai panasaran akhirnya dia bertanya.
Kami mencarinya bersama, tetapi apa mau dikata barang yang dicari tidak ditemukan. Perasaan tambah tidak enak, waktu tambah mendekat, semua orang s
Tiba-tiba sang teman teringat akan sesuatu: ketika dia check-in dibagian pemerikasaan barang (scanner) tadi, dari dalam handbagnya tergelincir minuman kaleng cola. Dia yakin bahwa hal sama telah terjadi pada dompet saya. Oleh seb
Setelah menunggu beberapa menit dia datang dengan wajah yang berseri dan senyum yang lebar dan berseru: “ik heb hem gevonden”. (saya telah menemukannya) Saya sangat gembira. Saya periksa isi dompet tersebut, semua barang utuh. Saya bersyukur kepada Allah SWT. setelah itu kami berempat segara naik bus yang mengantar kami kepintu pesawat.
Sampai dipesawat, semua orang telah duduk dengan tenang ditempatnya masing-masing. Kami berjalan menuju nomer yang tertera diboardingcard, ternyata tempat kami telah diduduki orang lain. Kok bisa? Tanya saya dalam hati. Saya perlihatkan nomer kami tetapi mereka tetap menolak untuk berhanjak. Teman saya s
Petugas tadi menyarankan agar kami menunggu sebentar, dia akan mencarikan jalan keluar bagi kami. Bagi saya tak menjadi soal, dimanapun saya duduk, boleh jadi karena akhirnya saya bisa terbang. Bayangkan saja kalau tidak bisa jadi ikut, sedangkan saya s
Cola yang tergelincir di scaner bukan saja berfungsi sebagai pelepas dahaga, juga secara tidak langsung telah mengingatkan teman saya dimana dompet itu terjatuh dan dapat ditemukan kembali, sehingga kali ini saya diperbolehkan untuk mengunjungi tanah suci dan diluar dugaan kami malah telah ditempakan ditempat yang terbaik didalam pesawat yaitu di kelas satu. Masya Allah.
Moral dari pengalaman ini kita tahu bahwa kita harus banyak bers
Supported by
Blogger
Blogskins
Free JavaScript from
IKLAN ANDA