Wanita & Politik
Wanita, Politik dan Membangun Kehidupan
Oleh: Bapak Agus Purwanto - Breda
Dalam era globalisasi banyak sudah pelecehan-pelecahan terhadap wanita. Pengeploitasian dari kesungguh-sungguhannya dan membuat mereka lupa akan kodratnya. Sehingga pada titik puncaknya adalah bagaimana wanita sebagai “Security thingking” dalam kehidupan.
Dengan label tersebut seluruh pemikiran (fikrah) bermuara kepada wanita, semua digali dan di komersialkan. Pada akhirnya dunia seni, media, estetika, reklame dan pola kehidupan semua harus berbau feminis. Semua disalah gunakan bukan pada porsi yang selayaknya sehingga menabrak rambu-rambu norma dan akhlak dalam tatanan masyarakat Islam madani.
Bukan saja pada jaman jahiliah penindasan terhadap feminisme terjadi, masa kini yang sarat dengan ilmu dan tekhnologi canggih masih memperbudak wanita dalam segala sisi. Menaruh derajat wanita serendah-rendahnya dan menjadikan isu central dalam perkembangan peradaban manusia.
Rasulullah bersabda “Demi Allah bahwa sesungguhnya kita dalam jahiliah (kebodohan) tidak menghormati kaum wanita sebagaimana layaknya hingga turunlah wahyu dari Allah jadilah mereka terhormat. Dan diberikan kepada mereka porsi masing-masing” HR Bukhari dan Muslim.
Ketika haji wada rasulullah sangat memperhatikan kaum wanita, hingga beliau memberikan nasehat khusus bagi mereka. Maka diberikanlah nasehat tentang wanita. Supaya kaum muslimin benar-benar memperhatikan wanita, agar tercipta keluarga, negara, umat dengan aman, sentosa dan bahagia.
Wanita adalah pencetak bagi kehidupan didunia, merekalah yang berperan sangat profosional dalam mengola wajah dari masyarakat diinginkan. Sebagaimana firman Allah : “ Dan Syuaib berkata: “Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil. Dan jangalah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”. Hud : 85
Mereka kaum wanita membentuk dan mempola kehidupan ini, maka berikanlah porsi yang benar hingga akhirnya terciptalah kesejahteraan, keamanan, ketentraman dan kebahagiaan. Tujuan yang benar dalam memposisikan wanita adalah bagaimana membangun keluarga yang kuat dan kokoh, membentuk anak-anak mereka secara pemikiran, ruh, jasmani dalam kondisi sehat dan kuat. Pada akhirnya akan terbangun masyarakat dan negara yang kokoh.
Tempatkanlah mereka wanita pada posisi yang baik dan benar, akuilah bahwa mereka mempunyai peran yang sangat penting dan sebagai asas dari terbangunnya serta terciptanya masyarakat. Juga kehidupan yang benar-benar selaras dengan kehendak Ilahi. Ini kunci dari pada perubahan masyarakat menuju kepada kebaikan. Hilangnya sebuah umat tidak lain karena hilangnya wanita dari peran dan porsi mereka yang sesungguhnya.
Wanita dalam era moderen dan globalisasi telah ditipu dengan kejahiliahan yang telah di rekayasa oleh mereka. Ada dua hal yang menyebabkan wanita tertipu:
- wanita digiring untuk mempelajari ilmu dan menyelaminya. Satu sisi mereka sebagai ibu rumah tangga, pendidik dan pengasuh. Sisi lainnya mereka di ekploitasi agar mempergunakan seluruh tubuhnya untuk komersial dalam rangka memenuhi pasaran. Dengan tujuan menggiring mereka kepada dunia materialistik, agar dari apa yang dimiliki dapat menghasilkan uang, harta dan membeli apa yang diinginkan. Itulah penjabaran dari ilmu yang telah di pelajari dengan segala tuntunan dalam kontruksi dunia materialis.
- Terjun dalam dunia politik mengatas namakan “Demokrasi”. Dalam kenyataannya di kancah politik, mereka kaum wanita tidak di berikan porsi yang sebenar-benarnya. Kurang mendapat perhatian dan tidak ada pengayoman bagi mereka. Mereka dipaksa untuk kerja yang bukan dalam bidangnya. Dengan mengatas namakan demokrasi maka semuanya harus dan wajib dilakukan walaupun keluar dari batas kewajaran dan melebihi kodrat feminimesme.
Firman Allah “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah : Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. At Taubah : 71
Masyarakat sangat membutuhkan sebuah kontribusi dari wanita, maka dari itu diperlukan sebuah wilayah khusus bagi wanita dalam perpolitikan. Guna menjembatani kekhususan mereka seperti dalam mengurusi remaja, wanita dan keluarga. Guna dibentuknya sektor kewanitaan ini adalah dalam rangka merefleksikan nilai amal ma’ruf nahi munkar dan saling berwasiat kepada kebaikan. Ke khususan wanita itulah yang tidak bisa di selami oleh kaum pria.
Pentingnya di bentuk sektor politik kewanitaan adalah:
- Membangun remaja-remaja yang berpendidikan dan kesadaran penuh dalam memanajemen serta mensiasati keluarga. Bagaimana mengatur ekonomi, makanan bergizi, kesehatan, pemikiran, kejiwaan, rohani dan sosial masyarakat serta mampu mempola kehidupan. Semua itu perlu pembinaan yang intensif dalam rangka mewujudkan pemahaman tersebut. Mempola kehidupan bagi keluarga, memanajemen dan mensiasati adalah sebuah misi yang sangat penting dalam kehidupan umat muslim, sehingga hilang dari mereka pemikiran bahwa membina rumah tangga dan mempola kehidupan adalah kerjaan orang yang termarjinalkan atau ketinggalan zaman. Pemikiran tersebut harus di buang jauh-jauh dalam tatanan berpikir muslimah.
- Mempersiapkan kader-kader yang handal dalam memanajemen urusan kewanitaan. Cekatan dan gesit untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kewanitaan. Sehingga mampu terjun di masyarakat dan membantu mereka yang kesulitan.
Sungguh kita memerlukan muslimah yang tangguh, gesit, semangat, mempunyai pemahaman yang luas dan mumpuni dalam bidangnya. Islam membutuhkan muslimah yang tangguh serta cekatan dalam menanggulangi segala kesusahan, bersahabat dengan kebaikan.
Semoga terwujud cita-cita tersebut. Amin
SalaMAA @
11:55 AM