>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa


Jalan Syukur

Di atas kertas putih mungkin semua orang sudah tahu apa itu syukur dan balasan yang dijanjikan. Namun yang terkadang menjadi masalah dalam praktek hidup adalah, bagaimana
kita meletakkan syukur itu di dalam diri kita.
Syukur itu pada satu sisi dapat dijadikan jalan untuk mendapatkan nikmat, tetapi pada sisi lain syukur ini baru kita rasakan setelah mendapatkan nikmat yang merupakan hasil dari keinginan kita. Inilah yang mungkin berbeda antara orang satu dan orang lainnya.

Dikatakan hidup ini pilihan, memang keduanya merupakan tawaran untuk kita pilih. Apa yang lama sekali tidak bisa atau tidak bebas kita pilih adalah konsekuensi dari pilihan itu. Jika kita memilih syukur sebagai jalan, maka al-Qur'an menjelaskan bahwa jalan itu akan membawa kita pada nikmat. Karena kita menempuh jalan syukur maka langkah kita akan sampai ke destinasi yang bernama nikmat, seperti dalam surat Ibrahim:7, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kamu akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih..."

Bagaimana kalau kita balik, maksudnya kita menjadikan nikmat sebagai alasan bersyukur? Sebagai pilihan, ini memang hak kebebasan kita. Namun yang perlu kita waspadai adalah isyarat yang diberikan al-Qur'an tentang kebiasaan manusia yang kurang bisa mengakui nikmat yang ada atau selalu merasa kurang atas nikmat yang diperoleh. Sehingga, kita cenderung menunda untuk bersyukur sampai kita mendapatkan nikmat yang sesuai dengan yang kita inginkan. Dampaknya, kita akan menafikan nikmat-nikmat lain yang kita peroleh dan ini adalah apa yang disebut sikap kufur nikmat.

Konflik Diri

Merujuk pada lanjutan keterangan al-Qur'an dalam surat Ibrahim:7 di atas, gaya hidup kufur ini ternyata akan mendatangkan siksa. Tidak salah memang kalau kita mem­bayangkan bahwa siksa itu akan datang nanti setelah kita meninggal atau setelah hari kiamat. Namun kalau kita lihat dalam praktek hidup, bayangan ini kurang pas. Menurut sunatullah, siksa itu sudah muncul saat kita menjatuhkan pilihan antara memilih jalan hidup syukur dan jalan hidup kufur.
Secara ilmiah, banyak pakar yang sudah mengeluarkan istilah tertentu yang kurang lebih merupakan bentuk siksa dari pilihan kufur. Di antara yang paling riil dapat kita pahami adalah konflik diri. Studi melaporkan temuan bahwa konflik yang terjadi di dalam diri kita bukan karena kita punya atau tidak punya nikmat, tetapi karena kita salah menggunakan lensa pikiran yang oleh al-Qur'an disebut menutup penglihatan pikiran (bashorun).

Bagaimana lensa pikiran ini bekerja? Lensa itu berfungsi untuk melihat sesuatu ke dalam dan keluar. Apa yang dilihatnya akan menjadi bahan kesimpulan yang disebut muatan pikiran. Menurut Aristotles, dari muatan pikiran inilah tindakan, kebiasaan, karakter dan nasib manusia dibentuk. Dr. Denis Wetley mengatakan, nasib kita tidak dibentuk oleh keadaan tetapi oleh pilihan kita. Bukan apa yang terjadi atas kita yang menentukan hidup kita, melainkan apa yang terjadi di dalam diri kitalah yang justru menentukan hidup kita.

Contohnya, bila kita memprogram lensa pikiran hanya untuk melihat hal-hal negatif, maka meskipun jumlah nikmat baik berupa kemampuan dan peluang begitu banyak, tetapi gara-gara lensa negatif itu kesimpulan kita adalah minus. Kesimpulan pikiran akan mencetak keputusan, dan keputusan akan mencetak tindakan. Tindakan akan mencetak balasan. Kalau kesimpulannya minus maka balasan kita pun, apa boleh buat, akan minus.

Studi di bidang karir pun membuktikan bahwa penyebab mengapa sebagian besar orang tidak sanggup mencintai apa yang dikerjakannya atau profesinya, bukanlah karena pekerjaan atau profesi itu sendiri. Tetapi, adanya konflik diri. Andaikan di dalam diri kita tidak ada konflik, karena kita memilih jalan hidup syukur, mensyukuri segala nikmat yang kita peroleh, maka tentunya kita akan selalu berpikiran positif dan mencintai apapun yang kita lakukan.

Zikir &Tafakur

Apa yang membuat kita sesat jalan (salah memilih jalan) seringkali bukan karena kita tidak tahu, tetapi karena kita tidak sadar bahwa kita sedang salah jalan. Studi lapangan yang pernah dilakukan oleh APA (American Psychology Association) terhadap kasus tabrakan di jalan raya juga mengisyaratkan petunjuk serupa. Tabrakan itu Bering terjadi karena kurang kontrol, bukan karena kurang kemampuan.
Kalau bicara praktek hidup, mungkin tak ada orang yang seratus persen dapat mengontrol diri dari detik ke detik, hari ke hari. Tapi Islam telah memberi solusi. Untuk bisa mengon­trol diri maka cara yang perlu kita lakukan adalah mem­perbanyak ingatan (dzikir), dan selalu menyempatkan diri untuk tafakur.
Insya Allah, dengan demikian kalaupun kita lepas kontrol sehingga lalai bersyukur atas nikmat yang kita peroleh, kita akan segera menyadarinya dan segera merubah sikap. Terlebih setelah kita tahu persis bahwa jalan syukur akan mengantarkan kita pada nikmat, sementara jalan kufur akan mengantarkan kita pada siksa.

(Sumber: NOOR no.12/TH.II/ Desember, 2004)


SalaMAA @ 2:00 PM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


Berita Keluarga SalamaaKehidupan manusia di dunia ...

Pedihnya Hati PendengkiKalau ditelaah, akibat keha...

Sirih, Cengkeh & Bau Mulut"..Ih mulutnya bau", bis...

Zaanse Schans, Jantung Wisata Wilayah ZaansOleh: B...

Ngemil Pasca LebaranNyatanya memang benar, hasrat ...

Maaf Lahir Bathin

Menghidupkan Ramadhan

Keutamaan Menghafal Al Quran

Menggapai Malam Kemuliaan

Mau Cerdas? Ya, Puasa...!


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA