Anak dan Berita di Media
Oleh: Dessy - Den Haag
Anak-anak belajar tentang lingkungannya dari berbagai sumber, mereka belajar dari orang tua, guru, teman dan media. Informasi dari televisi, radio atau internet dapat memberikan pengalaman pendidikan yang positif, tetapi akan menjadi masalah jika yang ditayangkan media tersebut adalah berita atau topik yang dapat mengganggu psikologi anak. Berita tentang bencana alam, penculikan anak, pembunuhan massal, teroris, kekerasan di sekolah atau kehidupan sex orang dewasa akan membuat anak melihat dunia ini sebagai sesuatu yang membingungkan, mengancam dan tempat yang tidak aman.
Bagaimana anda sebagai orang tua menyikapinya? Membicarakan dengan anak anda tentang apa yang dilihat atau di dengarnya akan membantu anak menempatkan informasi yang menakutkan ke dalam penalaran yang lebih seimbang.
Bagaimana Anak-anak melihat berita
Berbeda dengan film atau program entertainment, berita adalah suatu tayangan yang nyata. Tetapi berdasarkan usia atau tingkat kedewasaannya anak mungkin belum cukup mengerti perbedaan yang jelas antara kenyataan dan fantasi. Pada usia 7-8 tahun anak melihat apa yang ditayangkan di televisi sebagai sesuatu kejadian nyata. Bagi beberapa anak, berita yang bombastis dan sensasional akan dicerna dan ditransformasikan kedalam sesuatu yang mungkin terjadi kepada mereka. Anak yang melihat tayangan penculikan atau pemboman, mungkin akan khawatir, “Apakah nanti saya juga akan diculik?”
Berita bencana alam atau berita pembunuhan akan dapat merasuk ke dalam diri dan pikiran anak. Seorang anak di
Berita televisi juga dapat mengenalkan sindrom “dunia nyata” yang memberikan gambaran tidak lengkap kepada anak tentang dunia dan masyarakat yang sebenarnya.
Membicarakan Berita
Untuk meredakan ketakutan anak terhadap berita-berita tersebut, orang tua sebaiknya mempersiapkan, apa yang dalam istilah psikologi disebut sebagai, “tenang, jelas tetapi informasinya terbatas” yang maksudnya, sampaikan yang benar tetapi sebatas sesuatu yang benar itu yang dibutuhkan untuk diketahui oleh anak. Kuncinya adalah jelaskan yang sebenarnya sebatas yang dapat anda jelasakan, tidak perlu lebih detail dari yang akan anak anda pahami.
Untuk beberapa hal, seperti bencana alam, tidak perlu membatasi. Orang tua harus tetap memberi keleluasaan bagi anak untuk mengutarakan ketakutannya. Dorong anak anda untuk membicarakan secara terbuka ketakutan mereka.
Anak yang lebih tua kurang bisa menerima penjelasan yang hanya permukaan. Dalam diri mereka telah tumbuh sikap skeptis pada berita, bagaimana berita tersebut diproduksi dan dijual telah menutup sedikit kekhawatiran merek terhadap isi berita itu sendiri. Jika anak yang lebih tua terganggu dengan sebuah berita, bantu mereka untuk mengatasi ketakutannya. Kesediaan orang dewasa untuk mendengarkan akan memberikan kekuatan bagi mereka.
Beberapa Tips Memilih berita untuk anak:
Disarikan dari Kidshealth.
Supported by
Blogger
Blogskins
Free JavaScript from
IKLAN ANDA