bully
Menghadapi si Preman KecilOleh : Dessy Nataliani, MA - Den HaagPreman Kecil? Masa anak kecil bisa jadi preman? Yup! Kenyataannya menurut catatan di European Conference on Initiatives to Combat School Bullying, VOO organisasi yang mewakili Belanda pada konferensi itu melaporkan sudah hampir 385.000 siswa menjadi korban si preman kecil ini. Siapa dan seperti apa sih aksi si preman kecil ini sampai dibahas di konferensi internasional segala???
Aksi preman si kecil (Bullying)Aksi si preman kecil di dunia internasional dikenal dengan istilah Bullying, yang didefinisikan oleh Van der Meer seorang psikolog Belanda sebagai kegiatan yang secara sistematis, psikologis, fisik maupun sexual merupakan suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang anak atau bisa juga dalam bentuk kelompok terhadap satu atau lebih rekan mereka yang berada dalam posisi tidak dapat membela dirinya (lemah). Allan L. Beane, PhD, penulis buku The Bully Free Classroom (Free Spirit Publishing, 1999) menjelaskan bahwa perilaku menjadi preman kecil ini bisa terjadi diusia 3 tahun, agak sulit diketahui bagaimana seorang anak bisa menjadi preman kecil sedang anak yang lain tidak, tetapi penelitian membuktikan seorang anak dapat secara genetik menjadi anak yang agresif, dan anak yang agresif ini mudah mencontoh dari lingkungannya, misalnya anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan, selalu menyaksikan orang tuanya marah dan bertindak kasar, atau anak yang merasa diabaikan dan tidak dicintai. Contoh-contoh dilakukan oleh si preman kecil ini macam-macam diantaranya mengabaikan dan mengisolasi korban; secara psikologi, fisik atau seksual menyakiti korban; mengepung atau mengunci korban dalam kelas, koridor atau tempat bermain; menunggu korban di luar kelas kemudian memukul dan menendangi korban; membuat korban jatuh harga dirinya; membuntuti korban sampai ke rumah; menteror melalui telepon; memperlakukan korban sebagai budak; memanggil nama korban dengan nama yang buruk/ejekan, memaksa korban membuatkan PR atau mengambil PR korban; mengambil barang-barang milik korban; meminta atau merampas uang korban; mengejek/mengolok-olok; mengkambing hitamkan korban pada setiap masalah, menteror dengan mengirim pesan-pesan tertulis; mengirimi korban surat kaleng, dllSiapa saja korban si preman kecil?Korban si preman biasanya anak-anak dengan ciri berbadan kecil untuk umurnya, pendiam, sensitif, anak yang tidak tegaan (bahkan untuk menyakiti lalat), tidak populer diantara teman-temannya, sehingga teman-temannya pun tidak mau membelanya. Bagaimana tindakan orangtua korban?
Orang tua harus segera turun tangan saat ejekan terhadap anaknya (korban) telah berubah menjadi pelecehan atau bahkan tindak kekerasan. Seringkali orang tua menghadapi dilema jika mengadukan hal itu kepada pihak sekolah, si preman kecil malah bisa makin menjadi-jadi melakukan aksinya pada anak anda karena merasa diadukan, dan pihak sekolah biasanya akan meminta si korban (anak anda) dan si preman kecil untuk mengatakan sendiri apa yang terjadi, pengaduan yang diinginkan bukan dari orang tua. Jika anda mengadukan kepada orangtua si preman kecil tentang kelakuan anaknya, bisa-bisa anda hanya akan menghadapi sebuah tembok, karena orang tua si preman kecil akan menyangkal perilaku anaknya. Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut Beane, cara yang tepat untuk tidak menjadi korban si preman kecil ini adalah orang tua memberikan pengarahan kepada anak (korban) untuk: - Jauhi sebisa mungkin si preman kecil baik di tempat bermain atau hindari berjalan sendirian.- Korban harus membangun rasa percaya diri, karena si preman kecil biasanya selalu memilih korban yang lemah atau tidak berdaya, untuk menghindarinya korban harus percaya diri, berdiri tegap, busungkan dada, dan tatap mata si preman kecil jangan menatap ke tanah saat bicara. - Jangan sampai perkataan/ejekan si preman kecil membuat korban menjadi minder dan jatuh harga diri, katakan selalu hal yang positif untuk diri sendiri.- Katakan pada si preman kecil apa yang anak anda (korban) mau, bahwa dia ingin si preman kecil memperlakukannya seperti yang dia mau. Katakan dengan tegas dan berwibawa, misalnya "Saya marah kalau kamu memanggil saya dengan sebutan itu. Saya mau mulai sekarang kamu memanggil nama saya dengan nama yang benar"-Jangan sekali-kali menangis, karena si preman kecil memang ingin menyakiti korbannya. Misalnya saat si preman memanggilnya dengan sebutan "Gendut" maka jawablah dengan kalem, "Udah tahu kan saya gendut, makanya saya lagi ikutan fitness nih.."sambil berlalu dengan rasa percaya diri. - Lawan si preman kecil dengan humor, tertawa saja saat si preman beraksi lalu segera hindari-Gunakan perasaan, jika si preman kecil meminta barang atau PR dan korban merasa kalau tidak diberikan si preman akan menyakitinya, maka berikan saja barang atau PR tersebut kemudian berlalulah dengan rasa percaya diri (jangan ketakutan), setelah itu katakan pada orang dewasa (orangtua atau guru) apa yang terjadi.- Jangan merasa bahwa diri akan selalu diperlakukan salah oleh anak lain. Saat bergabung dengan anak-anak lain, bayangkan bahwa mereka akan berlaku baik kepada dirimu, perlakukan mereka sebagaimana yang kamu ingin mereka memperlakukanmu. Bela korban lain dan minta anak lain untuk membelamu. Selain itu beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua korban adalah meminta kepada pihak sekolah untuk memberikan pengetahuan kepada guru, supir bis sekolah, konselor dan orang dewasa lainnya tentang bagaimana menghentikan aksi premanisme ini dan membantu/menolong korbannya. Meminta anggota masyarakat dan lembaga-lembaga anak terkait untuk siaga dan tanggap dengan masalah-masalah seperti ini, anda juga dapat membangun isu anti bullying ini dengan menulis artikel di surat kabar atau media lainnya, bekerjasamalah dengan pihak-pihak terkait untuk menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Apa yang harus dilakukan orangtua jika ternyata anaknya berperilaku preman?Beane dan Susan M Swearer Ph.D juga memberikan beberapa tips bagi orang tua yang memiliki anak dengan indikasi preman kecil ini. Hal pertama dan yang utama adalah mendengarkan dari orang sekitar perilaku si anak dan pahami situasinya. Dan katakan " Daripada anda mencap anak saya sebagai si preman kecil, coba anda katakan pada saya apa yang terjadi?"
Ingatlah bahwa perilaku preman anak anda adalah sebuah gejala dari masalah yang serius, barangkali anak anda merasa menderita, tidak aman, kesepian, atau dalam keadaan situasi yang susah dan tidak bisa mengkontrol dirinya.
Untuk itu beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah:
- Katakan pada anak anda bahwa aksi preman tidak diperbolehkan baik dalam keluarga atau pun di masyarakat
- Bantulah anak anda menemukan jalan keluar dari rasa marah, agresif dan rasa kesepiannya, ajarkan bagaimana memecahkan masalah tersebut tanpa kata-kata atau tindakan kasar.
- Melakukan permainan peran (role play) perilaku yang baru
-Bekerjasama dengan guru untuk membantu anak anda mengurangi perilaku negatifnya selama di sekolah, dan ingatkan anak anda bahwa banyak orang disekolah yang akan membantu mengatasi perilakunya selama di sekolah.
- Pastikan bahwa anak anda tidak berada dalam situasi dipaksa untuk melakukan aksi preman kepada anak lain, dan jelaskan konsekuensi-konsekuensinya jika dia tetap melakukan aksinya itu.
- Yang terakhir, jangan pernah anda melakukan tindakan preman terhadap anak anda baik secara fisik maupun verbal (perkataan), konsisten terhadap metode disiplin yang sedang diterapkan, hindari pukulan, teriakan, membodoh-bodohi saat dia melakukan sesuatu yang tidak anda inginkan. Jika anda memerlukan bantuan dalam menangani perilaku preman anak anda atau kemarahan anda, bicaralah pada konselor sekolah atau psikolog anak.
sumber: national posters: Netherlands - Bullying at school (gold dot ac dot uk)bhg dot com
SalaMAA @
5:24 AM