>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

enni

Image hosted by Photobucket.com
Menuju Cahya Ilahi
Oleh : Ibu Enni - Blaricum

Bismillahir-rahmanir-rahim,
Puja dan puji hanyalah milik Allah, hanya Dialah Zat yang hak untuk diibadahi, dan hanya Dia pula satu-satunya Zat yang patut ditakuti, sebab Dialah Rabb semesta alam, Maha Penguasa dan Maha Pengatur.

Saudara Muslimin dan Muslimah yang saya cintai dimanapun saudara-saudara berada, saya ingin berbagi ceritera atau ini merupakan curhatan hati saya yang pertama. Selama ini saya menutupi diri, bahkan secara radikalnya saya membangun benteng sangat tinggi, emosi telah saya kubur begitu dalam sehingga untuk menangis masih saya pertanyakan pada logika pantaskah saya lakukan?.

Selama ini lebih dari 20 (baca dua puluh) tahun kehidupan saya hanya berlandaskan rasio atau logika, menutupi dari emosi yang hanya memperlemah ke-eksistensian diri saya di dunia nyata ini. Adapun maksud dan tujuan saya dalam penulisan pengalaman saya ini, adalah semata-mata semoga saudara-saudara umat Islam di manapun berada mendapat hikmah yang bisa dipetik dari perjalanan kehidupan saya. Begitu pula saya mohon ma’af sebesar-besarnya, apabila tata- bahasa Indonesia yang saya pergunakan sangat jauh dari sempurna. Saat terakhir kali saya menulis surat yang sangat panjang di dalam bahasa Indonesia tertanggal 23 Januari 1991, surat tersebut, saya tujukan untuk ayahanda saya. Setelah ayahanda meninggal dunia tepatnya pada tanggal 4 Oktober 1991, kesukaan saya menulis surat berhenti. Bila adakalanya saya mengirim surat untuk ibu atau anggota keluarga lainnya di Indonesia, isinya semata-mata mengabarkan kabar baik dari Belanda itu saja.

Latar belakang

Saya terlahir pada tanggal 6 April 1958 di Cimahi, Jawa Barat. Ayahanda (alm.) Soecro Muhammad Arief bin Arie dan Ibunda Hajjah, Siti Hadijah Arief binti Wiradireja. Saya anak kedua dari tujuh bersaudara. Masa kanak-kanak saya lalui dengan biasa-biasa saja. Sekolah Dasar hingga kelas tiga saya lalui di Sumedang, kelas empat di kota Labuan - Banten, dari kelas lima hingga SMP saya lalui di Jakarta.

Saya memang boleh dikatakan anak yang keras kepala dan bandel, bila saya mempunyai suatu keinginan cara apapun akan saya lakukan untuk mencapai keinginan tersebut. Saya sering bertengkar dengan kakak saya( hallo teh Pipiet Senja apa kabar nih?) bahkan saya masih ingat waktu itu usia saya 10 tahun, saking kesal dan marah pada kakak, saya katakan saya akan pergi jauuuh sekali menyeberangi lautan, saya akan terbang dengan pesawat udara yang besaaar sekali. Waktu itu saya marah buanget dengan kakakku ini, sehingga mulai pada saat itulah saya bertekad suatu saat saya akan pergi menjauhi kakakku ini.

Saya juga masih ingat bila saya dan kakak saya selesai sekolah dan kami sore hari ke sebuah Pesantren di Sumedang untuk belajar ngaji, ada-ada saja alasan saya untuk menghindari kewajban satu ini. Saya lebih baik main sepak bola atau manjat pohon kalau bisa pohonnya yang paling tinggi, biar tidak kelihatan oleh nenek saya yang menyuruh saya belajar ngaji terus. Akhirnya, kakak saya yang sering diajak oleh nenek mengikuti pengajian kemana-mana. Pada saat itulah saya bersahabat dengan Keluarga Bapak Widodo yang mengontrak rumah nenek di Sumedang. Keluarga ini beragama Katholik dengan keluarga ini saya sedikit-sedikit belajar bermain piano dan belajar lagu-lagu rohani dari Kitab Injil. Kegiatan itu saya lakukan secara sembunyi-sembunyi, saya tidak mengetahui apakah nenek, ibu atau kakak saya pernah mengtahui hal itu? Wallahuallam.

Peranan ayah terhadap perkembangan diri saya boleh dikatakan cukup bijaksana. Sebagai seorang prajurit ayah sering dikirim oleh pemerintah ke pelosok-pelosok Repulik Indonesia, misalnya sewaktu mengamankan Ibu Pertiwi dari gerilya Kahar Muzakar. Pengertian saya sewaktu kecil bila ayah pulang lalu ayah pergi lagi, maka saya akan diperkaya oleh seorang adik lagi begitulah yang terjadi berkali-kali dan bertahun-tahun kemudian. Hingga ahirnya, saya menjadi anak kedua dari tujuh bersaudara.


Pada saat saya menduduki bangku SMP ibarat disambar petir ketika ayah menceriterakan bahwa kakak saya Pipiet Senja menderita penyakit leukemia. Pada tahun yang sama pula ibu saya harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (pada saat itu RSPAD) di bagian Penyakit Jiwa. Orang-orang mengatakan bahwa ibu saya telah hilang ingatan, mungkin istilahnya adalah over-spanen dikarenakan kesulitan ekonomi yang kami alami pada saat itu. Ayah kami bekerja sebagai anggota militer di KODAM V Jaya kemudian malam hari bekerja pada sebuah toko yang menjual baju-baju dan keperluan militer lainnya. Hal itu beliau lakukan untuk mencari tambahan, tentunya untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari bagi anak-anak dan isterinya.

Saya menamatkan SMP di Jakarta dengan seluruh mata pelajaran nilai 9 kecuali nilai agama 6. Karena tidak ada biaya untuk melanjutkan ke SMA saya menganggur selama setahun, pada waktu menganggur itulah saya melakukan aksi protes khususnya terhadap ayah. Misalnya saya berpacaran dengan anak Pendeta, saya tidak lagi mengerjakan shalat apalagi puasa Ramadhan. Saya melakukan ekstrim diet hingga berat badan saya tinggal 35 kilo, saya berahir menjadi anorexia pasien. Saya sering bertengkar dengan ayah hingga beliau pernah menampar dan memukul saya hingga saya jatuh pingsan pada saat itu. Kemudian saya meninggalkan rumah di Jakarta, saya tinggal dengan nenek dari pihak ayah di Cimahi.

Atas saran dan permintaan nenek dan paman Ikin di Cimahi, ahirnya ayah saya datang ke Cimahi menemui saya.

Ayah menyerahkan surat bea siswa untuk saya, sehingga saya dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tehnik Menengah PUSDIKHUBAD (Pusat Pendidikan Hubungan Angkatan Darat)di Cimahi. Saya ikuti permintaan ayah untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan gratis belajar, meskipun dalam hati saya menggerutu karena bukan sekolah semacam itu yang saya inginkan. Cita-cita saya? Insinyur Pertanian atau Arsitek. Baru 6 bulan saya mengikuti pendidikan di STM saya keluar dan tanpa sepengetahuan ayah saya, saya melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pendidikan Pariwisata dan Perhotelan di Cimahi juga. Saya dikaruniai Allah SWT kemudahan dalam mempelajari dan menguasai bahasa Asing misalnya bahasa Inggeris, Perancis, Jerman dan Belanda. Sewaktu saya menduduki kelas 1 SMP saya hanya berbicara bahasa Inggeris (baik di dalam maupun di luar sekolah) dengan ibu dan bapak guru pengajar bahasa Inggeris.

Pendidikan di (sebut saja )SMA Pariwisata dilakukan pada sore hari, pagi-pagi saya bekerja sambilan di Tourist Informations Centre di Alun-Alun Bandung. Ayah saya akhirnya mengetahui bahwa saya telah keluar dari STM, wah.....beliau muarah banget, tanpa memberitahu sebelumnya (pada saya tentunya), dengan memakai pakaian kebesaran Militer lengkap dengan senjata pula (aduuuh ampun kaya mau perang gitu lho..) mencari saya dan ngamuk di sekolah baru saya. Tentu saja saya kaget melihat SIKON yang gawat dan panas, saya kumpulkan Bapak Direktur sekolah, guru pengajar bahasa Inggeris, guru pengajar bahasa Jerman, guru pengajar bahasa Belanda, guru pengajar bahasa Perancis dan kebetulah hadir pula guru pengajar Agama Islam..


Setelah satu persatu saya buka dengan pembukaan kecil dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan Indonesia yang mana saya tegaskan bahwa pada sekolah tersebut saya bertekad untuk tetap melanjutkan pendidikan saya dengan atau tanpa dibiayai oleh ayah saya. Saya masih ingat bagaimana reaksi ayah saya pada saat itu, marah, kecewa, bangga entahlah sulit untuk saya tuliskan. Yang jelas pada akhirnya beliau mengatakan kepada guru-guru saya tersebut bahwa beliau memberi kepercayaan sepenuhnya untuk mendidik saya sebaik-baiknya. Kemudian saya masih ingat pula ayah saya berbiara dengan guru pengajar Agama Islam secara terpisah, saya tidak pernah mengetahui apa yang dibicarakan oleh mereka.

Selanjutnya ayah saya berpesan bahwa dengan pilihan saya tersebut hendaknya saya dapat mengambil manfaat untuk masa depan. Maklum pada saat itu biaya untuk mengikuti pendidikan tersebut cukup mahal. Uang sekolah per-bulan cukup tinggi belum biaya job-training di hotel-hotel atau di travel biro. Ahirnya pada setiap job-training saya selalu melamar pekerjaan pada hotel-hotel, travel biro dan Dinas Pariwisata. Bila teman-teman satu sekolah mereka harus membayar on the job- training, saya malah mendapat gaji dan pengalaman bekerja. Saya sering dilayani oleh teman-teman sekolah bila kebetulan saya sedang menyertai group Tour-Operator dari Eropa, kami makan siang atau makan malam di sebuah restauran pada salah satu hotel entah itu di Bandung atau di Jakarta.

Pada masa menduduki SMA Pariwisata ini, ayah mendatangkan guru mengaji untuk saya namanya Ibu Eha. Saya dituntun dengan penuh kesabaran oleh Ibu Eha untuk mempelajari Al-Qur’an, begitu bijak dan sabarnya hingga ketika saya meminta untuk diajarkan membaca Surat Yassin yang akhirnya menjadi surat favoriet saya, beliau mengiyakan.

Lulus dari SMA Priwisata saya melanjutkan pendidikan ke Akademi Pariwisata dan Perhotelan di Yogyakarta. Saya sengaja memilih kota Yogyakarta karena biaya kuliah lebih murah bila dibandingkan dengan di Bandung. Persis satu tahun saya kuliah di Yogyakarta, saya mendengar berita dari ayah saya bahwa ibu, adik laki-laki saya dan kakak saya dirawat di rumah sakit. Saya memutuskan untuk berhenti kuliah meskipun ayah saya tidak setuju, setelah saya katakan bila saya tetap kuliah berarti kesempatan untuk adik-adik saya (ada lima orang) tidak ada lagi. Saya katakan pada beliau sebagai anak yang kedua (tidak ada maksud saya untuk mengecilkan akan keberadaan kakak saya ...sorry ...teh Pipiet Senja) yang secara pisik saya sehat dan mampu membantu beliau untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Ahirnya ayah saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali meminta pada saya untuk ikut dan menetap di Jakarta. Perlu diketahui pada saat itu ibu, kakak dan adik-adik saya bertempat tinggal di Cimahi sedangkan ayah saya mengontrak rumah di Jakarta karena beliau masih berdinas di KODAM V Jaya.

Saya kembali menetap dengan ayah di Jakarta dengan perjanjian dari saya bahwa ayah harus menerima biaya kontrak rumah dari saya, karena pada saat itu saya sudah diterima bekerja sebagai Tour Leader pada sebuah travel biro di Jakarta. Saya sarankan pada ayah gunakanlah untuk membantu-bantu uang sekolah adik-adik saya yang lebih membutuhkannya.


Masa Pernikahan Pertama.

Setelah lebih kurang dua tahun bekerja sebagai Tour Leader, saya menikah dengan boss perusahaan tersebut, pernikahan di bawah tangan? Entahlah, yang jelas pada awal tahun 1980 kami menikah secara Islam (suami saya waktu itu masuk Islam untuk menikahi saya) dan status saya di masyarakat sebagai isteri kedua. Ironisnya, isteri pertama masuk Protestan untuk dinikahi suami saya, lantas suami saya masuk Islam untuk menikahi saya. Dasar pernikahan saya? Materi!! Dasar pernikahan suami saya? Keturunan!!

Setelah menikah saya membeli dua buah rumah, satu untuk diri saya sendiri dan yang satunya lagi untuk keluarga saya bila berkunjung ke Jakarta. Saya diberi kebebasan oleh suami saya untuk membeli apa saja yang saya inginkan, mobil baru setiap saat boleh. Ke luar negeri untuk belanja, boleh. Saya diharuskan oleh suami saya untuk hanya mengenakan baju-baju designer terkenal, katanya gengsi harus dijaga non. Suami menyebut saya non, karena maklum perbedaan usia yang jauh. Saya dimanja, bahkan akhirnya diperlakukan seperti Barbie pop. Saya disekolahkan untuk menjadi akhli penata rambut pada Rudi Hadisuwarno, juga saya disekolahkan untuk menjadi akhli kecantikan. Dalam waktu singkat saya membuka sebuah salon kecantikan dan rambut, kemudian menjadi dealer untuk kosmetik Wella dan Revlon.

Pada tanggal 23 Desember 1980 di Jakarta, lahirlah anak laki-laki kami yang kami beri nama Peter Arief Rorimpandey. Nama Peter di ambil dari Kitab Injil tepatnya dari ceritera Petrus. Suami saya sangat bangga ahirnya kerinduannya untuk mempunyai keturunan apalagi anak laki-laki, telah terkabulkan.

Setelah kelahiran anak kami, saya berharap pembawaan suami saya yang meskipun telah mempunyai dua orang isteri akan berubah, suami sering menyeleweng istilahnya menyukai daun-daun muda, Bila bertugas ke luar kota atau ke luar negeri sendiri, sering menelepon saya dan sengaja menceriterakan kepada saya bahwa dia pada saat itu sedang ditemani oleh wanita-wanita muda dan cantik. Saya bayar koq!! Begitu pengakuannya pada saya. Saya sering menangis sambil memeluk anak kami yang baru berusia beberapa bulan, saya berjanji pada diri saya sendiri untuk melindungi bayi yang tidak berdosa dari perbuatan ayahnya.

Saya berkali-kali mengemukakan keinginan pisah dari suami saya pada saat itu, jawaban yang saya dapat? Saya ditampar, ditendang, rambut saya dijambak dan diancam untuk tidak akan bertemu lagi dengan anak saya bila saya bercerai. Saya tidak ingin menceritakan keadaan rumah tangga saya terhadap orang tua, meskipun ayah saya tinggal berhadap-hadapan rumah. Buat saya itu semua adalah konsekwensi atas pilihan saya menikah dan menjadi isteri kedua dari seorang pria yang pada kenyataannya tidak pernah saya cintai.

Pada tanggal 21 April 1984 atas dasar kesepakatan bersama, akhirnya kami bercerai di KUA Pengadilan Negeri Agama Jakarta Timur. Saya kembali bekerja pada salah satu travel biro sebagai Tour Leader untuk inbound dan outbound, dus kadang-kadang tour dalam negeri bila diperlukan tour keluar negeri. Anak saya lebih banyak diasuh oleh orang tua saya dan juga oleh kakak saya teh Pipiet Senja , yang pada saat itu tinggal tidak jauh dari rumah saya dan kebetulan kakak saya juga mempunyai putera yang selisih usianya berbeda 10 bulan dengan anak saya.

Bersambung...


SalaMAA @ 6:20 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


istri5

pisangmolen

tahuisi

bully

salamaa16

pasca

lidahkcg

istri4

cerpen2

cerpen1


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA