Berbuatlah Jika Tidak Malu Oleh: Ustd. Agus Purwanto - Breda
Dari abi Mas'ud Ukbah bin Amr al Anshari al Badri ra telah berkata : Telah bersabda rasulullah SAW : "Sesungguhnya dari apa yang telah di ikuti oleh manusia dari kata-kta kenabian yang pertama ialah: "Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu". HR Bukhari Malu adalah hiasan bagi diri setiap muslim, mahkota bagi akhlak dirinya.Adalah bukti yang jelas dan nyata terhadap cermin pribadi yang bersih imannya. Sehingga menjadi sebuah identitas bagi pemilik akhlak yang bersih mengantarkan dirinya ke surga. Sebagaimana sabda nabi "Malu adalah sebagian dari iman, dan yang beriman tempatnya di surga".
Hakikatnya malu adalah sebagian cabang dari ketaqwaan diri. Konsekwensi dari ketaqwaan itu adalah bagaimana menampilkan sebuah prilaku baik dalam setiap sisi kehidupan. Dengan berakhlak baik mampu melindungi dari sifat keburukan dari dirinya. Karena yang terpikir dalam dirinya yaitu bagaiman selalu menampilkan kebaikan pada dirinya.
Kenikmatan seorang ketika berakhlak mulia akan terpancar dari jiwa yanga bertaqwa, semua itu adalah upaya dalam rangka merasakan kedekatan seorang hamba kepada RabNya.Sebagaimana rasulullah telah mengajarkan kepada kita bagaimana mempunyai akhlak mulia.
Sehingga Abu Said al Hudriyi ra mengungkapkan indahnya akhlak rasul menjaga rasa malu dengan "Bahwa Rasulullah orang yang paling malu diantara para gadis" Sungguh uswah atau teladan yang mestinya diikuti. Begitulah para nabi terbimbing dengan akhlak yang mulia. Maka bukanlah sebuah keasingan jika malu adalah wasiat dari para anbiya. Sebagaimana para nabi menyampaikan kepada umatnya untuk menghiasi rasa malu.
Malu itu bermacam-macam:
A. Malu berbuat jahat artinya malu untuk berbuat dosa walau sekecil apapun. itu akan terbesit dari seseorang hamba yang enggan untuk melanggar perintah Allah. Imam Ibnu Hambal mengunkapkan : Apabila aku berkata kepada RabKu Sungguh malu atas maksiat yang ku perbuat Menyembunyikan dosa dari penciptaku Dengan penuh kelalaian aku datang kepadamu Rabku
B. Malu yang terlahir dari hamba yang mengetahui kebesaran Allah, sempurna sifatnya. Inilah yang mendorongnya kepada rasa atas muroqobatullah (pengawasan Allah) terus menerus. sebagaimana di ungkapkan dalam syair : "Janganlah melihat kepada sebuah kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada besarnya kemaksiatan ygan dilakukan".
c. Malu kewanitaan, yaitu malu yang terhias pada wanita yang telah diciptakan untuknya. Sebagaimana telah di ungkapkan oleh Aisyah "Aku masuk kerumah yang di kuburkan disitu rasulullah dan ayahku. Maka aku meletakkan (menanggalkan) pakaianku. Aisya berkata: sungguh rasul dan umar (suami dan ayahku) ketika Umar di kuburkan bersama rasul, demi Allah tidaklah aku masuk kecuali dengan lengkap. karena malu dengan Umar".
Apabila telah sempurna malu seorang hamba, malu dengan Allah dan manusia. Maka akan di golongkan rasa malunya seperti para malaikat. sebagaimana dalam hadist " barang siapa yang memakan bawang merah, bawang putih dan bawang bakung (bawang perai) janganlah mendekati masjid, sesungguhnya para malaikat merasa tersakiti sebagaimana tersakiti para anak adam" HR Muslim
Telah mengkristal akhlak perbuatan dalam diri nabi, marilah bersama untuk melatih rasa malu dalam jiwa kita sebagaimana dalam hadist di riwayatkan Abdulah ibnu Masud, Rasulullah bersabda "Malulah kepada Allah dengan sebenar-benar malu". Kami berkata: "wahai rasulullah kami malu dan alhamdulillah. Rasul berkata: "bukan itu, tetapi malulah kepada Allah dengan benar-benar malu dengan menjaga kepala serta kesadarannya, menjada perut dan nafsunya, mengingat mati dan kehancuran. Barang siapa yang menginginkan akhirat tinggalkanlah perhiasan dunia, barang siapa yang telah mengerjakannya maka telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya". HR Tirmidzi
Adalah kelemahan kita sebagai umat muslim di era globalisasi banyak terimbas dengan gaya westernisasi sehingga rasa malu itu pudar seikit demi sedikit. Tidak tampak dengan jelas identitas seorang muslim dengan non muslim. Baik dalam cara berpakaian, pemikiran, tingkah laku dan kecenderuangan. Semua negara muslim hanyut dengan propaganda western, sehingga hilanglah diri mereka di telan oleh gelombang ghazwul fikri.
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman". 3:139
ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010