Delapan Mitos Seputar ASI
Oleh. dr. Arie Sulistyowati - Rotterdam
Jangan heran ketika Anda dalam suatu pertemuan mulai menceritakan kegembiraan Anda akan kelahiran bayi dan kesulitan Anda dalam mengurus bayi, maka cerita akan bergulir terus diantara ibu-ibu lainnya hingga akhirnya Anda pulang dengan membawa segudang tips-tips jitu maupun informasi baru tentang cara mengurus bayi, termasuk salah satunya mengenai ASI. Sayangnya tidak semua informasi tersebut akurat. Dan jangan heran pula bila informasi tersebut telah bertahan dan dipercaya selama beberapa generasi.
Apakah Anda termasuk salah satu yang mempercayai mitos di bawah ini?
Bila bayi sering menyusu (ASI), berarti dia kurang minum
Fakta: Tidak salah bila dikatakan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Karena selain kandungannya paling lengkap, ASI juga paling mudah dicerna oleh pencernaan bayi bila dibandingkan susu formula. Hal inilah yang menyebabkan bayi ASI cepat merasa lapar.
Istirahat menyusui selama beberapa saat akan membuat ASI lebih banyak
Fakta: Menstop pemberian ASI selama beberapa saat sebenarnya justru akan mengurangi produksi ASI Anda. Mitos ini berawal dari pengalaman bahwa dengan menstop pemberian ASI (baik secara langsung maupun dengan memompa payudara) pada pagi dan siang hari, akan menghasilkan suplai ASI yang melimpah pada malam harinya. Hal ini di satu sisi benar, tetapi pada keesokan harinya Anda akan mendapati bahwa ASI anda tidak sebanyak hari-hari sebelumnya. Satu-satunya cara untuk mempertahankan suplai ASI Anda adalah dengan memberikannya sesering mungkin, minimal 9-10 kali per hari.
Mitos 3
Bayi yang diberi susu formula atau makanan lainnya akan tidur lebih nyenyak
Fakta: Riset membuktikan bahwa susu formula tidak menyebabkan bayi anda tidur lebih nyenyak, melainkan tidur lebih lama. Hal ini dikarenakan susu formula dicerna lebih lama dalam tubuh sehingga akan memperpanjang rentang waktu jam makan bayi Anda. Hal ini hanya bertahan selama 4 minggu. Setelah 4 minggu bayi ASI akan tidur sama lamanya dengan bayi yang diberi susu formula.
Mitos 4
Bayi tidak boleh minum ASI dari botol karena akan membuat bayi bingung antar puting dan dot sehingga menyebabkan bayi akan berhenti menyusu
Fakta: Hal ini tidak sepenuhnya salah karena sebetulnya bayi menyedot ASI bukan dari puting tetapi dari payudara. Penggantian dengan dot memang akan membuat bayi Anda bingung karena isapannya dirasakan berbeda. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi bila Anda telah mengantisipasinya sejak dini. Bagi ibu-ibu yang berencana bekerja kembali setelah melahirkan, disarankan untuk mulai memperkenalkan bayi Anda dengan botol (berisi ASI setelah dipompa) sejak usia 2 sampai 6 minggu, cukup 1-2 kali per hari dengan dikmombinasi pemberian secara langsung. Hal ini untuk melatih kemampuan bayi membedakan dot dengan puting. Sehingga bayi Anda dapat menyusu dari botol tanpa harus menjadi malas atau tidak mampu menyusu langsung dari Anda. Salah satu trik yang penting untuk Anda lakukan ketika menyusuinya dengan botol adalah dengan mendekapnya erat dengan posisi yang sama seperti ketika Anda menyusuinya langsung. Hal ini akan menyebabkan bayi tetap merasakan ikatan perasaan yang sama baik ketika dia menyusui langsung atau dengan menggunakan botol.
Mitos 5
Laktasi akan mengubah bentuk dan sensitivitas payudara Anda
Fakta: Payudara Anda mengalami perubahan sejak masa kehamilan. Tetapi sebenarnya payudara saat laktasi tidak berbeda dengan payudara Anda saat hamil. Karena itu adalah hal yang salah bila ada wanita yang tidak mau menyusui bayinya karena takut payudaranya jelek. Karena sebetulnya perubahan itu telah terjadi sejak wanita tersebut hamil. Laktasi tidak membuat penampilan payudara Anda lebih buruk daripada saat hamil.
Mitos 6
Jangan membangunkan bayi walaupun jam menyusunya telah tiba
Fakta: Sering kali bayilah yang menangis membangunkan orang tuanya untuk minta makan.
Mitos 7
Payudara yang besar memiliki persediaan ASI lebih banyak
Fakta: Selain jaringan ikat dan lemak, payudara juga berisi duktus dan tubulus yang berfungsi untuk memproduksi ASI, menyimpannya dan menyalurkannya ke puting Anda saat menyusui. Jumlah duktus dan tubulus ini hampir sama di setiap wanita. Besar kecilnya payudara lebih ditentukan oleh jaringan lemak. Karena itu bila payudara Anda kecil tidak perlu khawatir bahwa Anda tidak akan dapat menyusui bayi Anda kelak.
Mitos 8
Menyusui akan mencegah kehamilan
Fakta: Pemberian ASI secara ad libitum memang akan berpengaruh terhadap hormon yang berperan dalam proses kehamilan. Hal ini akan bertahan selama 14-15 bulan bila laktasi dilakukan kontinyu. Walaupun memiliki tingkat keefektifan hingga 98%, laktasi tidak dapat digunakan sebagai salah satu metode Keluarga Berencana. Begitu Anda mendapat menstruasi, maka Anda tetap memiliki resiko untuk hamil kembali.
Mitos 9
Menyusui akan membantu Anda mengurangi berat badan
Fakta: Sebuah penelitian menyebutkan bahwa wanita yang selama masa kehamilan mengalami kenaikan berat badan hingga 17,5 kg maka berat badannya akan turun lebih cepat pada wanita yang menyusui. Tetapi perbedaan ini hanya terjadi hingga bulan ke-18. Setelah itu, rate penurunan berat badan sama antara wanita menyusui dengan tidak menyusui.
Mitos 10
Ibu yang menyusui harus banyak makan dan membutuhkan makanan khusus
Fakta: Kualitas ASI memang sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan ibu. Tetapi tidak benar bila ibu menyusui membutuhkan suplemen makanan khusus. Makanan biasa yang memenuhi kaidah diet seimbang sudah cukup. Suplemen mungkin dibutuhkan bila sang ibu tersebut tidak terbiasa dengan kaidah makanan sehat dan seimbang. Tidak perlu pula makan menjadi 4-5 kali sehari atau porsi lebih banyak daripada biasanya. Yang penting adalah kebutuhan kalori bukan jumlah atau frekuensi makan. Cukup tambahan sebanyak 400-500 kalori (kebutuhan kalori wanita rata-rata 2000 kalori per hari). Tambahan kalori ini dapat diperoleh dari susu. Jadi tidak perlu banyak makan, justru yang penting adalah perbanyak minum. Air akan membantu Anda mengganti ASI yang keluar.
Disarikan dari beberapa sumber
Supported by
Blogger
Blogskins
Free JavaScript from
IKLAN ANDA