Bu Siti - Ibu dua orang anak tinggal di Amsterdam
InSya Allah untuk saya sudah tidak berandai-andai lagi seperti ibu-ibu, Alhamdulillah sudah mengalami dan melewati. Perasaan saya sama saja seperti yang ibu-ibu khawatirkan, namun kita khan tidak boleh hanya sebatas khawatir, kita wajib ikhtiar dan Tawaqal kepadaNya.
Kami diamanahi anak perempuan dan laki-laki, sejak awal kamipun sudah merasa khawatir membesarkan anak disini. Maka usaha pertama kami adalah menitipkan anak-anak ke neneknya di Ina karena rencananya kami akan menyusul pulang. Berdasarkan pengalaman, kalau sudah besar anak-anak lebih susah beradaptasi di Ina daripada yang dibawa ke sini.
Takdir Allah, malah anak-anak yang kembali kesini... dari situ bismilah minta izinNya, mohon pertolongan dan bantuanNya. Sejak anak-anak kecil, terutama anak perempuan, kami khawatir suatu saat dia bilang: " Mama saya nggak pulang ke rumah tapi mau sama si X (pacarnya)." Alhamdulillah hal itu tidak terjadi.... Mendidik dan mengarahkan anak perempuan dan laki-laki tentu tidak sama, tapi berpedoman pada tujuan yang sama yaitu agar mereka menjadi anak sholehah dan sholeh.
Beberapa tips dalam mendidik anak perempuan:
Alhamdulillah anak saya mempunyai suara merdu, sebelum baligh sering mengikuti lomba tilawah Qur'an dan membawakan lagu-lagu Islami pada kesempatan acara. Sejak itu kami beri pengertian dalam setiap kesempatan, siapa kita ..., kita lain dengan lingkungan
sekeliling. Hal ini disampaikan dengan terbuka dan jelas, "Mama nggak rela kalau Teteh (panggilan yng peremp) berbuat seperti anak-anak lain, nongkrong di halte bus atau di jalanan.
Alhamdulillah selama di SD dan sekolah lanjutan, dia faham dan mengerti, tidak pernah datang
pada acara kerst diner, ataupun pergi selama 1 pekan setiap tahun ke luar kota dg sekolahnya.
Karena itu bukan mata pelajaran wajib. Dengan diberi pengertian, jika ikut acara-acara itu pasti akan meninggalkan sholat dan khawatir dengan makanan yang tidak halal. Solusinya rekreasinya setelah dewasa kami bawa pada setiap pengajian atau ke mesjid, sebulan sekali
ada kegiatan jum'atan di Amsterdam kami selalu menyempatkan waktu jum'atan ke Den Haag (al hikmah).
Masalah TV, kita juga beri pengertian buat apa lama-lama nonton lebih baik dipakai yang bermanfa'at, kiatnya: TV. tidak kami simpan di ruang tamu (didepan sofa yg empuk), tapi di ruang yg dingin kalau winter dengan duduk dikursi makan, tentu ini tidak nyaman dan anak tidak betah berlama-lama. Disini kita juga harus kuat-kuatan, memang dalam bathin kasihan juga....tapi kan demi kebaikan mereka...,mereka pun bukan tidak pernah bergumam kalau teman-temannya punya TV & komputer dikamarnya masing-masing. Memang saat menginjak ABG, ya benar-benar kasihan. Kalau yang namanya malam libur hanya tiduran saja dikamarnya. Sebagai seorg Ibu... betapa beratnya ikut merasakan perasaannya.
Kepada Allah Ta'ala kami mengadu dan memohon pertolongan, agar anak perempuan kami dapat diantarkan kepelaminan secara syar'i. Alhamdulillah datang beberapa pemuda...subhanallah pada sholeh, hanya kami berpikir kasihan masih sangat muda sekali.
Pendek cerita Allah mempertemukan jodohnya, Alhamdulillah atas izinNya berjalan baik
dari mulai melihat (sunnah Rasul),khitbah,Ijab Qobul dan walimah dilakukan secara syar'i.
Demikian apa yang pernah saya alami tentu dengan segala upaya dan pengorbanan, yang utama adalah atas IzinNya.
Beberapa tips mendidik anak laki-laki;
Yang utama diberi pengertian dengan beban bahwa harus tanggung jawab dan mampu mandiri.
Tanamkan bahwa do'a ortu sampai kapanpun akan diperlukan, mengingat disini kalau sudah umur 18 tahun dapat melakukan apapun sendiri (tanpa izin ortu). Tanamkan kita sebagai muslim sampai sudah menjadi ortu pun masih butuh do'a ortu.
Biasanya anak laki-laki tinggi egonya, suatu hari dia terlihat murung ...kami tanya ada
masalah dengan orng lain. Dari sini kita sebagai orang tua bisa memberi masukan bahwa bagaimanapun kekarnya otot kamu, hati masih tetap butuh do'a ortu.Dan biasanya lebih banyak menjawab kalau diberi tahu...bukan dia tidak pernah bilang, "Mama segala sesuatu tuh kenapa Adi harus sebaik yg Mama lakukan?" Saya bilang " Memang wajib lebih baik, lebih pinter dan lebih segalanya. "Mama idenya zo raar, TV tidak di ruang duduk...khan untuk hiburan..." Saya jelaskan "TV bukan hiburan untuk kita...banyak yang lebih bermanfa'at yang belum Adi lakukan".
Saat kami pergi ke Ina bertiga selama 2 bulan, memang sengaja dia ditinggal sendiri, kami ingin tahu tanggung jawab dan kemandiriannya. Kami bilang: Adi.., Mama mesti ninggalin uang berapa bekal 2 bulan (makanan sudah penuh di diepvries). "Nggak usah Mama, khan Adi ada dari kerja (stage), ini titip aja buat qurban". Selama ditinggal tidak mengeluh, dan dia ternyata begitu kangen sama Mamanya. Suatu saat saya tanya, "Adi mau ditinggal lagi?"
"Nggak" katanya.
Kalau yg laki-laki memang agak susah, perlu waktu agak lama untuk dpat sebaik yang perempuan. Kita harus konsekwen dengan sanksi, misal pulang larut malam,
kami kunci dari dalam ...ya tidur di gudang...Yang utama kita memohon yg terbaik kepadaNya dan Dia Maha Tahu yg terbaik buat kita.Allahu 'Alam
Nina, ibu satu anak tinggal di Delft