>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

salamaa24

WEBLOG SALAMAA EDISI XXIV/02/06




Assalamualaikum. wR.wB
Saudari muslimah yang dirahmati Allah SWT,
Tak terasa empat pekan telah berlalu sejak kehadiran Salamaa edisi terakhir. Rasa rindu untuk selalu datang menyapa saudari muslimah sekalian senantiasa menggelora. Rasa rindu untuk berbagi tausiyah (nasihat), pengetahuan, serta kisah senantiasa menjadi pendorong untuk memberikan yang terbaik untuk saudari sekalian. Ya, terasa sangat indah jika kebersamaan kita dapat selalu terisi dengan kegiatan saling mengingatkan dan menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, sehingga dengan demikian waktu yang masih Allah SWT amanahkan kepada kita pun tidak akan menjadi sia-sia. Dengan kerinduan serta kehangatan ukhuwah ini, mari bersama-sama kita nikmati sajian khas Salamaa.



Image hosted by Photobucket.com
Ananiyah dan It'sar
Oleh: Ustd. Agus Purwanto - Breda


Apa sebenarnya yang terdapat dalam diri manusia? sifat-sifat apa saja yang membuat mereka gembira, bahagia dan tentram. Juga sifat-sifat apa saja yang membuat mereka sengsara, terhina dan buruk di mata Allah?
Selanjutnya ...






Image hosted by Photobucket.comAlergi Musim Semi (Hay Fever)
Oleh: dr. Liana - Rotterdam

Di negara empat musim seperti Belanda ini, kehadiran musim semi sangatlah dinanti-nantikan setelah cuaca yang tidak bersahabat selama musim dingin. Namun bagi beberapa orang, musim semi tidak terlalu membuat hari-hari mereka berseri. Ya, karena mereka alergi dengan musim semi! Di Indonesia kita tidak mengenal istilah untuk alergi jenis ini, tapi dalam bahasa Inggris biasa disebut hay fever. Di Belanda, biasa disebut dengan hooikoorts.
Selanjutnya ...







Image hosted by Photobucket.com
Putri Seorang Imam
Oleh: Emine Şenlikoğlu
(terjemahan oleh Emaknya Annisa)

Cobaan serta ujian masih akan dilalui oleh setiap mahluk yang bernyawa, demikian pula dengan keluarga Imam Yakup. Tak henti pula cobaan yang harus dilalui oleh keluarga kecil nan sederhana ini. Cobaan diujikan Allah SWT kepadanya melalui Fatima, putri semata wayang Sang Imam yang senantiasa disayangi serta dijaga dengan sepenuh hati. Kisahnya telah memasuki bagian keenam. Selanjutnya ...






Image hosted by Photobucket.com
Yang Tak Terlupa dari Koninginnedag
Oleh: Nopatakari Lahamid - Rijkswijk

Sebenarnya "Koninginnedag" jatuh pada hari Minggu, 30 April 2006. Namun menimbang keesokan hari adalah hari Senin, maka ditetapkanlah satu hari sebelumnya yaitu, Sabtu, 29 April 2006. Ini ditujukan agar masyarakat dapat lebih menikmati dan lebih santai dalam merayakan hari lahir Ratu Juliana (Ibunda Ratu Beatrix) tersebut. Hari besar ini biasanya diadakan dengan berbagai pagelaran musik, atraksi "kermis", serta berjualan bebas yang dikenal dengan nama "vrijemarkt".
Selanjutnya ...





Image hosted by Photobucket.com
Jalani dengan Penuh Syukur
Oleh: Endah - Den Haag

Setelah dalam edisi sebelumnya kisah ini tidak dapat tampil, kali ini Redaksi Salamaa mempersembahkan kelanjutannya, sekaligus bagian akhir dari dua kisah sebelumnya. Sesungguhnya bersabar dan senantiasa bersyukur atas ketentuan yang digariskan Allah SWT tidak mudah untuk senantiasa kita jaga. Namun hikmah dan kemudahan dari Allah akan senantiasa ada jika kita mau menyadarinya.
Selanjutnya ...






Image hosted by Photobucket.com
Besengek
Oleh: Julia Setyowati - Den Haag

Namanya sungguh unik, salah satu masakan khas Jawa Timur dengan bahan dasar daging sapi. Biasanya kalau tidak menggunakan terasi sebagai bumbu spesial, dapat juga menggunakan petis pasta.
Selanjutnya ...







Image hosted by Photobucket.com
Gudeg
Oleh: Dewi Kusumaningrum - Delft

Salah satu jenis masakan yang telah akrab di lidah, khas dari Jogjakarta. Masakan dengan cita rasa manis dan gurih terbuat dari bahan dasar nangka muda yang akan semakin nikmat jika ditambahi buntut sapi, telur pindang, maupun ayam. Cita rasa manis dan gurih akan semakin nikmat jika menyantapnya bersama sambal goreng krecek.
Selanjutnya ...





Silakan saudari muslimah mengirim komentar atau pertanyaan untuk tiap artikel salamaa di kolom "post comment" (baris paling akhir setiap artikel) Insya Allah pertanyaan akan mendapat respon dari penulis yang bersangkutan di halaman yang sama.
Foto: by fotosearch.com dan koleksi pribadi


Selanjutnya...

SalaMAA @ 9:30 PM





hay

hayfever
Alergi Musim Semi (Hay Fever)
Oleh: dr. Liana - Rotterdam

Di negara empat musim seperti Belanda ini, kehadiran musim semi sangatlah dinanti-nantikan setelah cuaca yang tidak bersahabat selama musim dingin. Namun bagi beberapa orang, musim semi tidak terlalu membuat hari-hari mereka berseri. Ya, karena mereka alergi dengan musim semi! Di Indonesia kita tidak mengenal istilah untuk alergi jenis ini, tapi dalam bahasa Inggris biasa disebut hay fever. Di Belanda, biasa disebut dengan hooikoorts.

Apa itu hay fever?
Hay fever adalah gangguan sistem kekebalan tubuh yang ditandai dengan respon alergik terhadap serbuk bunga atau lainnya. Dikenal juga sebagai rinitis alergi, ada dua tipe: musiman, yang terjadi hanya saat musim tertentu di mana tanaman tertentu menyerbuk, dan perenial, di mana terjadi sepanjang tahun.

Orang dengan hay fever sepanjang tahun (perennial) biasanya alergi terhadap satu atau lebih alergen di dalam rumah. Ini termasuk kutu debu rumah, atau bulu-bulu, semua mungkin ditemukan di bantal, seprai, karpet, atau gorden. Alergen umum yang lain adalah jamur, biasanya ditemukan di tempat yang lembab seperti kamar mandi dan ruang bawah tanah (basement).

Bagaimana bisa terjadi?
Jika seseorang menderita hay fever (rinitis alergi), itu akibat sistem kekebalan tubuh menganggap serbuk sari atau debu yang sesungguhnya tidak berbahaya sebagai zat berbahaya menyerang tubuh kita. Sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan, kemudian menghasilkan substansi kimia seperti histamin dan lekotrin ke dalam aliran darah, yang mengakibatkan peradangan di saluran hidung, sinus dan kelopak mata, juga bersin-bersin.

Semua gejala tersebut dimaksudkan untuk melindungi tubuh kita baik dengan mengeluarkan alergen (misalnya, bersin), atau menjadikan bengkak bagian tubuh, seperti saluran hidung, sehingga alergen tidak dapat masuk. Pembengkakan membran hidung dapat menutup drainase sinus dan menyebabkan sinusitis. Rinitis dapat juga berhubungan dengan polip hidung, suatu tumor kecil yang non-kanker. Mimisan juga sering terjadi saat serangan hay fever.

Hay fever hampir selalu diturunkan secara genetik. Mayoritas pasien dengan hay fever memiliki orang tua atau saudara kandung yang juga memilki alergi. Orang dengan asma atau eksim (dermatitis alergi atau gatal-gatal akibat alergi zat atau makanan tertentu) mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hay fever. Sekitar sepertiga dari mereka yang memiliki rinitis alergi setidaknya juga mengalami asma ringan, intermiten (hilang timbul) yang berhubungan dengan alergi.

Apa saja gejalanya?
Gejala-gejala rinitis alergi:
Bersin terus-menerus
Gatal dan nyeri di hidung, tenggorokan, dan langit-langit mulut
Hidung berair (beringus)
Mata pedas dan berair
Hidung tersumbat
Rasa tekan atau penuh di telinga
Lelah
Umumnya, gejala-gejala ini terjadi secara musiman.

Hubungi dokter jika:
Kondisi menjadi sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan tidak terkontrol dengan obat yang dapat dibeli sendiri di apotik tanpa resep dokter (over-the-counter). Steroid, biasanya dalam bentuk semprot hidung, dapat juga digunakan tetapi diperlukan resep dokter untuk membelinya.

Infeksi sekunder sering terjadi dalam rongga sinus yang tersumbat. Gejalanya adalah demam, nyeri di daerah muka dan pipi, cairan (ingus) menjadi hijau atau kuning, postnasal drip (cairan atau ingus jatuh dari belakang hidung mengalir ke mulut), halitosis (nafas bau), dan nyeri gigi.

Bagaimana cara diagnosisnya?
Dokter dapat membuat diagnosis berdasarkan pemeriksaaan fisik dan observasi gejala-gejala yang dilaporkan pasien. Tes kulit (skin test) mungkin disarankan untuk menentukan jenis serbuk atau alergen lain yang paling memberikan reaksi alergi.

Dokter (biasanya seorang ahli alergi) akan meneteskan sedikit zat-zat yang dapat menyebabkan alergi di daerah lengan atau punggung menggunakan batang plastik kecil sebesar tusuk gigi. Prosedur ini tidak sakit dan tidak mengeluarkan darah. Jika kulit menjadi merah, gatal, dan muncul bentolan setelah 20 menit, maka tes dinyatakan positif terhadap alergen tersebut. Sebuah tes yang dinamakan radioallergosorbent test, atau RAST, dapat dilakukan untuk mengecek apakah terjadi peningkatan kadar IgE (suatu antibodi yang diproduksi sistem kekebalan tubuh untuk melindungi dari alergen tertentu) dalam darah.

Bagaimana pengobatannya?
Cara terbaik adalah dengan menghindari alergen yang telah diketahui dan zat lain yang dapat merangsang (seperti asap dan debu).

Kasus ringan biasanya dapat dikontrol dengan obat-obatan over-the-counter, antihistamin non-sedatif (tidak menyebabkan kantuk, nama generik loratadin), satu kali sehari saat musim alergi. Antihistamin lebih efektif jika diminum tiap hari saat musim alergi daripada diminum setelah muncul gejala-gejala alergi. Begitu histamin dikeluarkan ke dalam darah kita, antihistamin tidak dapat menghilangkan gejala-gejala yang telah muncul. Ia hanya dapat mencegah pelepasan histamin berikutnya.

Fenilefrin dan pseudoefedrin (biasa terkandung dalam obat-obat flu over-the-counter) adalah dekongestan yang membantu melegakan jalan napas. Jika seseorang mengkonsumsi obat-obatan jantung atau antibiotik eritromisin atau antijamur ketokonazol, konsultasikan dengan dokter jika ingin mengkonsumsi obat-obatan dekongestan dan antihistamin untuk mencegah interaksi obat.

Beberapa obat semprot hidung dapat mengandung dekongestan dan antihistamin. Obat semprot hidung ini membantu mengurangi nyeri dan gatal dengan cara mengurangi pembengkakan dan peradangan saluran napas. Obat semprot hidung ini sebaiknya tidak digunakan selama tiga hari berturut-turut karena dapat memberikan efek balik (rebound) dan memperparah sumbatan hidung.

Bagaimana pencegahannya?
Walaupun kecenderungan untuk mendapatkan hay fever ada di dalam gen kita, Anda dapat mencegah gejala-gejala alergi dengan mencoba beberapa langkah pencegahan dan waspada terhadap beberapa tanda alergi sebelum terjadi. Konsultasikan dengan dokter ahli alergi untuk saran-saran khusus yang dapat membantu Anda. Juga, perkuat pertahanan tubuh dengan hidup sehat termasuk pola makan sehat dan olahraga teratur.

Kurangi polutan dan racun-racun dari sekitar sebisa mungkin dengan menjaga kebersihan dalam rumah dan halaman. Sebisa mungkin tidak dilakukan sendiri jika Anda mengidap alergi. Cara terbaik untuk menghindari gejala alergi adalah dengan menjauhi asap dan debu, juga alergen lain – sesuatu yang seringkali tak mudah dilakukan.

Referensi: WebMD

Selanjutnya...

SalaMAA @ 8:45 PM





sifat

help
Ananiyah dan It'sar
Oleh: Ust. Agus Purwanto - Breda

Apa sebenarnya yang terdapat dalam diri manusia? sifat-sifat apa saja yang membuat mereka gembira, bahagia dan tentram. Juga sifat-sifat apa saja yang membuat mereka sengsara, terhina dan buruk di mata Allah? Lalu muncullah pertanyaan apakah manusia annaiyah (egois) sehingga lebih mencintai dirinya sendiri ketimbang kemaslahatan orang lain? Ataukah mereka lebih it'sar (mendahulukan) kemaslahatan orang lain ketimbang kemaslahatan bagi dirinya? Maka jika kita mencoba mengkaji, akan memakan waktu lama dan melibatkan banyak bidang keilmuan di antaranya psikologi, moral, dan ilmu sosial.

Para ilmuan mendefinisikan bahwa manusia sudah mempunyai dua sifat didalam dirinya yaitu ananiyah dan it'sar. Manusia tatkala mereka melihat adanya kemaslahatan bagi segenap manusia, maka sesungguhnya ia telah dibekali naluri untuk mendahulukan kemaslahatan ummat ketimbang kemaslahatan pribadi. Namun, sementara itu di satu sisi ada yang melihat bahwa tadhiyah (pengorbanan), fidha (pembelaan) tidak lain adalah sebuah sifat egoistis pribadi.

Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia itu adalah makhluk sosial, sudah barang tentu memerlukan ta'awun (gotong royong) atau bekerja sama dalam aktivitas sosialnya. Terdapat beberapa kondisi di mana seorang manusia lebih memilih untuk mementingkan kemaslahatan bersama ketimbang mengisolasi diri. Kecenderungan untuk tidak bisa terlepas dari hak-hak orang lain menimbulkan manfaat bersama berupa buah dari ta'awun di antara mereka. Sehingga kemuliaan, kehormatan serta kemaslahatan bersama pun muncul sebagai wujud nyata kebersamaan, disebabkan manusia tidak akan hidup mulia dan tenang tanpa mengimplementasikan sifat ta'awun dan it'sar diantara mereka. Maka tadhiyah dan it'sar merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting dalam bermasyarakat dan itu harus terwujudkan bersama.

Kalaulah tidak terikat dengan sebuah sistem dalam kehidupan maka sudah barang tentu akan terjadi kekacauan di muka bumi ini. Adanya sifat ta'awun dan it'sar itulah yang melahirkan sistem hukum, hidup, bermasyarakat, interaksi, dan sebagainya serta bisa berjalan dengan lancar. Kalaulah kedua sifat itu tidak ada dalam diri manusia, dan manusia lebih memilih ananiyah maka yang timbul adalah kekacauan. Masing-masing menginginkan bersaing dan berusaha keras agar kehendaknya dapat teralisasi dan terwujud.

Sebagai satu contoh konkrit yakni para pemakai jalan, apabila para pemakai jalan tidak memiliki peraturan dan tidak tertegak sifat ta'awun dan it'sar maka apa yang akan terjadi. Antara pemakai jalan yang berkendaraan dengan pejalan kaki tidak ada yang mau mematuhi lampu merah, sudah barang tentu kekacuan dan kemacetan berkepanjangan, semrawut, dan kacau balau di jalan akan terjadi. Terlebih lagi bila kemudian kondisi tersebut memakan korban, misalnya pejalan kaki yang men jadi korban pengendara mobil.

Dalam hal bermuamalah (interaksi) jual-beli pun kita dapat membayangkan jika tidak ada sifat it’sar dan ta’awun, maka yang terpikirkan pada diri setiap individu adalah bagaimana tidak menerima barang dari orang lain, tidak mau berinteraksi dengan lainnya. Secara otomatis tidak mungkin kita mendapatkan keuntungan, juga tidak akan terpenuhi kebutuhan hidup. Rasa aman juga tidak akan dapat terwujud di antara keduanya, jika tidak terdapat rasa tadhiyah dan it'sar. Penjual memberikan harga melebihi sedikit dari modal produksi, tidak lain agar ada keuntungannya dan menyambung hidupnya, di sisi lain pembeli mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan barang yang butuhkan. Di sinilah dibutuhkan adanya keridhoan serta timbal balik dari masing-masing pelaku.

Sementara it'sar manusia terhadap diri kita kalau di hitung amatlah banyak. It'sar yang dipuji oleh syariat dan dihormati oleh prinsip-prinsip akhlak, yaitu adanya it'sar memilih (ikhtiar) di dalam undang-undang dan tidak dipaksakan. Bagaimana memberikan it'sar bagi mereka yang memilih kehormatan ketimbang harta, memilih berlelah-lelah bekerja dibandingkan beristirahat, menikmati lapar ketimbang kenyang, memilih mati dari pada hidup. Bukankah ini semua adalah bentuk keindahan dari tadhiyah, yang tidak lain adalah hanya menginginkan pahala dan pujian dari Allah.

Sesungguhnya kita membutuhkan kesenangan, baik itu kesenangan hidup berupa materi atau non materi. Itu semua sudah barang tentu dibutuhkan pula olehi mereka yang memang mensifati dirinya dengan tadhiyah, it'sar, dan fidha. Kita membutuhkan listrik, mobil, pesawat terbang, siaran tv dan radio. Mereka para ilmuan yang jenius telah merelakan waktunya untuk melakukan riset dan mengadakan ekperimen, mengorbankan waktu siang dan malam, semua dalam rangka mempersembahkan yang terbaik bagi insan manusia untuk mempermudah, dan demi kelangsungan hidup di dunia. Kita bersama-sama bisa menikmati atas jerih payah mereka, bahkan beribu manusia dapat merasakan karya mereka. Itulah wujud tadhiyah, fidha, dan it'sar yang mereka persembahkan kepada kita.

Bagaimanapun juga kita membutuhkan contoh orang-orang yang mengagungkan aqidah dan agama yang dengannya kita menjadi terhormat. Jika berbicara kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita maka hal itu berbentuk hidayah dan taufik-Nya. Sedangkan para salafus shalih yakni mereka yang mengemban risalah dakwah, tidak terlepas dari ujian berupa siksaan dan kehormatan. mengerahkan sekuat tenaga, darah, dan jiwa untuk menyebarkan agama bagi generasi sesudahnya, hingga akhirnya mereka mendapat pertolongan dari Allah atas perjuangan yang mereka lakukan.

Demikianlah kita hidup selalu membutuhkan kepada generasi pendahulu kita terutama dalam mengambil contoh serta teladan hidup. Kita bisa merasakan bagaimana tadhiah, fidha dan it'sar mereka hingga sekarang kita memetik hasilnya. Demikian generasi yang akan datang akan mengambil manfaat dari jerih payah kita dalam ikhlas melakukan tadhiah, fidha, dan it'sar. Begitulah sirkulasi hidup, di setiap zaman, waktu, keadaan dan peristiwa. Selalu akan saja membutuhkan orang-orang yang ikhlas dalam mengemban misi hidup. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah apakah generasi sekarang mampu untuk menyelami arti fidha dan it'sar? Apakah mereka menghiasi dirinya dengan akhlak yang telah digariskan oleh syariat Allah?

Kenyataan yang ada sekarang adalah bahwa manusia hidup di zaman ini seakan menghilangkan jejak, dari misi penciptaan manusia yang baik dan sebaik-baiknya penciptaan. Di mana kita akan melihat ketika kita berjalan dan melihat di setiap sudut masyarakat sekarang, selalu saja kita mendapatkan perbuatan ananiyah telah menguasasi manusia pada setiap sisi. Kita mendapatkan bagaimana hubungan ananiyah seorang bapak menzhalimi anaknya dengan sewenang-wenang, mendapati seorang suami sewenang-wenang terhadap istrinya, seorang pemimpin sewenang-wenang terhadap rakyaknya, bagaimana ananiyah orang-orang kaya kepada masyarakat, pedagang hanya memikirkan dagangannya saja, petani juga hanya memikirkan panenannya, para pekerja dikantor hanya kasih sayang jika ada hubungan keluarga.

Pada sisi yang sama kita sesama insan memerlukan kebersamaan dalam memecahkan problematika hidup, agar selamat dari tragedi dan kemalangan. sehingga terpecahkan segala aral melintang dalam kehidupan ini. Kalaulah para insan didunia hanya memikirkan dirinya sendiri, maka yang tampak dalam kehidupan ini adalah adanya kesewenang-wenangan yang kental dalam tatanan kehidupan.

Ketika hijrahnya Rasulullah bersama para sahabat ke Madinah, kaum mu'minin Makkah (muhajirin) dipersaudarakan dengan mu'minin Madinah (anshor) oleh Rasul. Mempersaudarakan setiap anshor dengan seorang muhajir. Masing-masing anshor yang telah di persaudarakan, membawa saudaranya Muhajir kerumah masing-masing, dan membagi dua harta yang berada dirumahnya. Membagi baju, harta, makanan dan kendaraan. Mereka ditempatkan dalam keluarga sebagai saudara sendiri. Sehingga para muhajir yang telah meninggalkan harta, sanak keluarga, ladang, tempat tinggalnya. merasakan jati dirinya kembali juga tidak ada rasa sungkan tinggal bersama saudara anshor yang baru dikenal tersebut.

Maka Al Quran mengabadikan peristiwa yang luar bisa bersejarah ini dalam surat Al Hasr: 9 "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada (orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Pada zaman Khalifah Umar terjadi peristiwa musim paceklik dan kelaparan, Umar tidak tidur malam kecuali sedikit. Tidak dapat istirahat kecuali sedikit. Dalam dirinya selalu saja memikirkan bagaimana agar masyarakat terbebas dari lapar. Terus saja Umar dalam kesehariannya memikirkan hingga sedikit dalam tidur, makan dan istirahat. Maka ketika orang melihatnya dan berkata, "Kalaulah musim ini berkepanjangan hingga satu bulan ke depan maka Umar akan meninggal."

Suatu hari datanglah rombongan dari Mesir yang membawa daging, minyak samin, makanan dan pakaian. Mereka sendirilah yang membagi-bagikan kepada masyarakat, Umarpun juga ikut membagikannya. Sedangkan Umar menolak untuk makan barang-barang yang telah dibawa mereka. Berkata Sayidina Umar kepada kepala rombongan, "Kamu nanti makan di rumah saya". Harapan orang itu akan menyantap makanan yang lezat. Mengira bahwa makanan amirul mukminin ini lebih baik dari yang lainnya. Tibalah mereka berdua di kediaman Umar. Kemudian diserukan untuk menyediakan makanan, maka tersedialah makanan. Betapa terkejutnya kepala rombongan tersebut, ternyata makanan yang dikira enak itu luluh, hilang seketika tatkala dihadapannya hanya sepotong roti hitam kering dan minyak ditaruhkan di piring.

Terjadilah dialog di antara keduanya, kepala rombongan itu berkata "Kenapa Kamu melarangku untuk makan bersama orang-orang dengan daging dan samin, dan menyediakan makanan seperti ini?" Umar berkata, "Inilah makanan yang sehari-hari aku makan". Kepala rombongan berkata lagi, "Apa yang melarang dirimu untuk tidak makan daging dan samin. Padahal dirimu tadi yang telah membagikan makanan tersebut kepada mereka?" Umar menjawab, "Aku telah berjanji kepada diriku, untuk tidak merasakan samin dan daging hingga kaum muslimin kenyang dengan keduanya."

Wahai saudaraku muslimin dan muslimat ingat selalu firman Allah dalam Qur’an surah Al Insan 76: 8-9 "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih".

Selanjutnya...

SalaMAA @ 9:05 AM





syukur3

flower
Jalani dengan Penuh Syukur (3)
*bagian terakhir
Oleh: Endah - Den Haag


Aku beranikan menelepon pihak pemberi beasiswa, aku jelaskan bahwa aku pernah mencoba melamar tahun lalu namun karena aku tengah hamil sehingga aku tidak tahu bagaimana kelanjutan keputusan atas permohonanku.

"Ya, begitulah Mbak, tahun lalu saya diwawancara, dan kemudian seluruh berkas-berkas penting yang saya sertakan masih ditahan di sini. Katanya saya masih akan dipertimbangkan ya?", tanyaku. "Jika saya ingin kembali melanjutkan proses beasiswa tersebut haruskah saya memulainya lagi dari awal?"

"O, iya, ya, kamu masih bisa melanjutkan prosesnya tahun ini, tidak perlu memulai dari awal, kami akan memanggilmu memberimu kabar untuk proses selanjutnya", jelas si Mbak di seberang sana.

"Alhamdulillah, Allah masih memberikan peluang untukku", gumamku dalam hati sambil bersyukur. Aku pun menyadari konsekuensinya bahwa suatu saat aku bisa saja harus meninggalkan anak dan suamiku di rumah. Aku pandangi wajah anakku dengan hati sedikit sedih, entah mengapa. Ya Allah, sungguh pilihan-pilihan dalam hidup ini tidaklah mudah, selalu akan ada yang dikorbankan.

Proses demi proses kulalui, tidak jarang aku bawa anakku ikut serta ke kantor mereka di Jl Gatot Subroto Jakarta untuk menemaniku karena saat itu tidak ada orang di rumah yang menjaganya, untungnya ada adikku yang juga selalu setia menemaniku sehingga aku tidak terlalu repot. Suamiku juga selalu mendukungku dan seringkali memberiku izin untuk menggunakan mobil agar aku dan anakku tidak kepanasan atau repot di jalan, sementara ia memilih untuk naik bajaj ke kantor yang jaraknya memang tidak begitu jauh.

Mantan atasanku di kantor juga ikut mendukung dan bersedia memberikan rekomendasinya. Alhamdulillah jalanku kali terasa dimudahkan oleh Allah. Namun satu hal yang pasti, ada pula saat yang sangat berat di mana aku harus mampu dan berani memutuskan untuk meninggalkan untuk sementara keluarga kecilku. Suamiku tidak memiliki keberatan sama sekali, ia pun ikhlas demi kemajuan diriku, serta selalu menjadi orang pertama yang mendukungku.

Namun, bagaimana dengan anakku? Ia masih pula menyusu padaku dan menjadikanku tempat bergantung siang dan malam. Duh, pedihnya hati ini membayangkan bahwa ia harus kutinggalkan, aku merasa sedikit banyak telah menzaliminya. Kuhitung-hitung waktu, jika aku memang jadi berangkat sekolah, aku akan kehilangan momen ulang tahun pertama sekaligus ulang tahun kedua anak pertamaku. Tidak rela rasanya hati ini, ya Allah, betapa pilihan kali ini terasa sangat berat.

Kubicarakan hal ini dengan kedua orangtuaku, sama halnya seperti suamiku mereka pun mendukung rencanaku untuk kembali bersekolah, serta menyatakan kesediaannya untuk merawat dan menjaga anakku selama aku pergi nanti. Syukurlah sejak kecil anakku memang tidak mengalami masalah untuk beradaptasi dengan banyak orang, dia anak yang mudah menyesuaikan diri, ceria, dan menyenangkan, walaupun tidak jarang pula menyita perhatian kita sepenuhnya.

Untuk memudahkan Ibu dalam menjaga dan mengasuh anakku, kuputuskan untuk mencari seorang baby sitter untuk membantu. Ibu seringkali berdoa agar jika aku mendapatkan baby sitter untuk anakku, maka hendaknya aku mendapat satu yang akidah agamanya baik, jujur, dan baik pula kerjanya. Di Jakarta saat ini mencari pembantu maupun baby sitter yang dapat kita percaya dan baik kerjanya sungguh merupakan satu hal yang cukup sulit. Dari satu agen ke agen yang lain aku mencari, dan sudah beberapa kali pula berganti orang, namun belum pula mendapatkan yang pas, sementara waktu keberangkatanku semakin dekat dan banyak hal lain yang masih harus kulakukan.

Namun Allah jualah yang Maha Memberi Jalan. Satu siang saat aku mengendarai mobil sepulang dari rumah Ibu, tanpa sengaja kulihat satu plang penyedia jasa baby sitter dan pengasuh orang tua. Aku pun bergerak cepat, esoknya kutelepon, dan sorenya sambil aku berkunjung ke rumah Ibu aku mampir ke sana. Seorang perempuan muda berwajah lembut dan mengenakan jilbab ditawarkan sebagai pengasuh anakku.

"Bu, ini ada dua orang calon baby sitter, yang satu sudah agak tua dan berpengalaman, yang satu lagi masih muda namun ia memakai jilbab, apakah Ibu tidak keberatan kalau baby sitternya mengenakan jilbab?", jelas si agen.

"Tidak, saya sama sekali tidak keberatan, yang penting dia mampu bekerja dengan baik dan jujur", tandasku.

Aku pun mewawancarainya untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakangnya. Jawabannya cukup tegas dan meyakinkan. Aku ceritakan hal ini pada Ibu untuk meminta sarannya. Aku pun menelepon suamiku dan meminta masukannya. Akhirnya malam itu kami kembali mendatangi kantor tersebut, dan setelah mengambil beberapa pertimbangan akhirnya kuputuskan untuk mencoba anak perempuan itu.

Ibu pernah berkata, bahwa ia selalu berdoa agar aku mendapatkan pengasuh anak yang baik ahlak agamanya dan kalau bisa juga mengenakan jilbab. "Doa Ibu dikabulkan Allah, Ndah", ucap Ibu padaku. "Ibu selalu berdoa agar jika kamu memiliki baby sitter untuk Ody, dia adalah orang yang memakai jilbab. Karena setidaknya ia orang yang memiliki pengetahuan agama cukup baik", tambah Ibuku lagi.

Aku hanya tersenyum dan berdoa dalam hati agar doa Ibuku memang benar-benar diijabah Allah. Aku pun menginginkan agar pengasuh anakku adalah orang yang baik ahlaknya, jujur, dapat bekerja dengan baik serta sungguh-sungguh sayang pada anakku.

"Alhamdulillah, Ibu terima kasih untuk selalu berdoa untukku", ucapku dalam hati.

Ternyata sedikit banyak doa Ibuku tersebut tergambar dari perilaku baby sitter yang kuambil. Kuperhatikan tingkah laku dan pekerjaannya, dia dapat bekerja dengan baik dan cekatan, dan saat malam setelah menidurkan anakku, dia selalu menyempatkan diri untuk mengaji atau membaca Al Ma’tsurat. Aku pun cukup takjub, karena aku sendiri belum pernah mengajarinya atau memintanya untuk mengaji atau membaca Al Ma’tsurat. Tidak jarang pula aku mendapati ia bangun untuk solat malam. Dan pernah aku bertanya untuk memastikan.

"Tadi malam kamu bangun ya, untuk solat malam? Sebab saya dengar di atas tadi malam seperti ada suara orang mengambil wudhu", tanyaku.

"Iya, Bu, itu saya. Saya sedang membiasakan diri untuk dapat selalu solat malam", jawab si Mbak. Kata-katanya lembut namun tegas. Kulihat dari wajahnya, ia memang sedang bersungguh-sungguh.

"Subhanallah, Ya Allah, Engkau selalu menunjukkan dan memberikan pintu kemudahan bagiku di saat aku merasa bahwa aku ragu, apakah ada jalan keluar terbaik atau aku telah mengambil jalan yang baik". Aku bersyukur, karena di antara banyak kesulitan mencari pengasuh anak yang dapat diandalkan saat ini, aku justru dipertemukan Allah dengan gadis muda yang solehah ini.

Kemudahan-kemudahan yang Allah tetapkan pada diriku menjadi pemacuku untuk istiqomah bahwa insyaAllah inilah jalan terbaik yang Allah berikan padaku bahwa aku harus terus belajar dan berjuang mencari ilmu.

Gadis itu datang tepat sebulan sebelum keberangkatanku ke Belanda. Aku sangat bersyukur karena di antara kegelisahan dan keraguanku untuk istiqomah menuntut ilmu, kemudahan dari Allah senantiasa datang dan meneguhkan niatku. Meskipun itu semua tidak serta merta menghapus munculnya rasa bersalahku pada suami dan anakku karena aku harus meninggalkan mereka untuk sementara waktu.

Keberangkatanku di penghujung bulan Agustus 2005 lalu kucoba jalani dengan lapang dan ikhlas, rasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga, untuk sementara masih bisa kutahan karena rasa ingin tahu yang besar untuk bisa melihat negeri orang, ditambah lagi adanya teman-teman seperjuangan yang berangkat bersama-sama. Bismillah Ya Allah, kutitipkan keluargaku dalam penjagaan dan lindungan-Mu, karena Engkaulah sebaik-baiknya penjaga dan penolong.

Begitulah ketentuan Allah SWT yang memang ditakdirkan terjadi pada kita insyaAllah akan terjadi walaupun mungkin pada awalnya kita tidak menghendaki, ketentuan tersebut insyaAllah akan selalu disertai dengan jalan dan kemudahan asalkan kita mau bersabar dan beryukur. Sementara itu justru keinginan yang kita inginkan dan kita anggap baik untuk kita pada saat bisa jadi tidak sesuai dengan kenyataan serta bukan merupakan yang terbaik bagi di mata Allah SWT.
Persembahan kecilku untuk: keluarga di Jakarta.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 10:36 AM





besengek

besengek
Besengek
Oleh: Julia Setyowati - Den Haag


Besengek daging juga merupakan masakan khas Jawa Timur, biasanya kalau tidak menggunakan terasi sebagai bumbu spesial, dapat juga menggunakan petis pasta.

Bahan:
500 g daging (lebih baik runderlapen)
2 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 lembar daun sereh
300 cc santan

Bumbu halus:
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
6 cabe merah
1 sdm ketumbar
1 ruas kunyit
6 biji kemiri
1/3 sdt trasi bakar
1/2 sdt laos
1/2 mata asam

Cara membuat:
Iris daging kotak-kotak dengan ukuran sedang (tidak besar atau kecil). Tumis bumbu halus hingga harum masukkan daun salam, sereh dan daun jeruk. Tuang daging ke dalamnya hingga berubah warna dan tuang santan. Tunggu hingga empuk (kurang lebih 3 jam). Siap dihidangkan saat daging sudah terasa empuk.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 10:24 AM





gudeg

gudeg2
Gudeg
Oleh: Dewi Kusumaningrum - Delft

Bahan:
3 kaleng nangka muda
1 kaleng rebung
1-2 kaleng santan
½ kg buntut sapi
Gula merah
Garam secukupnya
2 lembar daun salam
Air asam dari 1 sdm asam jawa
Telur rebus sesuai kebutuhan

Bumbu yang dihaluskan:
½ sdt ketumbar sangrai
Sedikit jintan sangrai
6 siung bawang merah
5 siung bawang putih
6 butir kemiri sangrai

Cara memasak:
Sebaiknya untuk memasak gudeg, gunakan panci bertekanan tinggi (pressure cooker pot). Masukkan semua bahan dan bumbu menjadi satu, masak dalam pressure cooker kurang lebih 30-45 menit hingga daging dan nangka empuk dan matang. Setelah itu dapat terus dimasak hingga kering sesuai selera (pressure cooker tidak perlu ditutup). Sajikan gudeg dengan sambal goreng krecek dan sambal agar lebih nikmat.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 10:11 AM





novel6

Image hosted by Photobucket.com
Anak Gadis sang Imam
Oleh: Emine Şenlikoğlu
Diterjemahkan oleh: Emaknya Annisa

Gul melihat bahwa anak gadisnya benar-benar marah, sehingga ia pun bertanya dengan lembut, "Oh putriku sayang, jika seseorang hidup mengikuti Islam, bisakah dia menikmati hidupnya? Kamu menilai hidup liar bak gelandangan sebagai hidup yang akan menyenangkan. Bisakah seseorang menikmati hidupnya sendiri jika kehidupannya itu bergelimang dosa? Apakah kebebasan yang kamu dapat dalam batas-batas ajaran Islam tidak mencukupi? Apa-apa yang kamu bilang tentang anak perempuan seorang Imam, hal yang serupa, juga saya lakukan. Saya juga harus selama-lamanya diawasi seolah saya seorang Imam. Jika orang-orang sendiri menempatkan diri sebagai Imam, istri dan anak-anaknya juga selalu akan diawasi. Setelah kesulitan akan ada kemudahan. Saya tahu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, tapi apa yang dapat saya lakukan? Hanya saya bilang kepadamu bahwa kamu harus puas dengan kebebasan dari Islam yang kamu akui."

Air mata Fatma mengalir membasahi pipinya. Ia sedot hidungnya dan mulai berteriak lantang, "Coba bilang Bu, siapa yang membiarkan aku menikmati kebebasan yang Islam berikan ke saya? Apakah berdosa bermain dengan boneka? Apakah berdosa main lompat tali? Apakah mereka memberikan kebebasan ini padaku? Jawablah, apakah mereka memberikan kebebasan ini ke padaku? Ibulah satu-satunya yang segera bilang bahwa aku anak seorang Imam jika aku hendak melakukan sesuatu? Berbedakah Tuhannya anak perempuan sorang Imam dengan Tuhan anak-anak perempuan orang lain? Kenapa saya diharapkan bahwa saya diatur menjadi lain? Kenapa? Kenapa...?"

Fatma telungkup menangis di kursi di ruang tamu. Tiba-tiba dia berdiri dan berjalan lurus ke Ibunya dan berkata, "Bilang ke suamimu bahwa dia tidak usah lagi ikut campur dengan kehidupanku. Nanti saya akan pergi dari rumah ini."

Suasana menjadi sepi. Suasana penuh kesedihan mengusai rumah. Dengan kalimat ini menunjukkan Fatma bahwa aturan-aturan yang dibuat orang untuk membuat para remaja lari dari rumah, berhasil. Anak yang mana mau bilang sejak awal bahwa dia mau melarikan diri? Anak-anak pun tidak mengerti apa itu. Sekarang ini anak-anak mengancam orang tuanya dengan minggat.

Fatma mencuci tangannya dan wajahnya dan pergi kembali ke luar. Dia pergi melewati Bapaknya tanpa menoleh. Imam Yakup melihat matanya bahwa dia baru habis menangis. Dia mengerti bahwa putrinya habis bertengkar dengan istrinya. Apa yang telah dia katakan? Imam Yakup menutup dagangannya dan bergegas menemui istrinya. Dengan gugup ia naiki anak tangga. Sewaktu dia masuk dilihatnya isrinya mencuci piring sambil menangis. Dia menjadi mengerti apa yang telah terjadi. Dia buka pintu dapur dan bertanya, "Apa yang telah dia katakan?"

Gűl menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Tidak ada"

"Jangan sengaja merahasiakan. Membuat kesal aja." sanggah Imam Yakup

Setelah beberapa menit berlalu perlahan Gűl membalikkan badannya ke suaminya, "Dia penuh kebencian. Apa sebenarnya yang tidak dia bilang? Dia bilang bahwa kamu jangan ikut campur lagi dengan kehidupannya. Dia ulangi kembali semua apa yang telah dialami selama ini sampai sekarang dan dia menangis. Dia bertanya apakah Tuhannya anaknya seorang Imam berbeda? Dia bilang dia tidak menikmati masa kecilnya."

Imam Yakup tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau katakan. Dia lihat sejenak istrinya dan kemudian terjatuh ke lantai.

"Ada bagian-bagian di mana dia benar, tapi dia tidak punya hak untuk menentang Allah. Tidak pernah ada dasar untuk menentang kehendak Allah. Hal ini harus saya jelaskan kepadanya. Saya tahu bahwa orang-orang banyak tidak tahu. Mereka melihat bahwa anak-anak dari para Imam sebagai wujud yang lain."

"Dia bilang bahwa orang lain mengharap bahwa dia bersikap sebagai seorang imam. Dia bilang seperti itu dengan sangat jelas! Kamu tidak akan percaya."

"Saya tahu, Dia sangat pintar dan syetan berada di bagian dia."

"Bolehkah saya katakan padamu? Kita kehilangan putri kita. Tidak perduli apa yang kita lakukan, kita kehilangan anak ini. Pikirannya sibuk dengan banyak macam-macam."

"Itu saya tahu juga. Tetapi di manakah pikirannya sebenarnya?"

"Saya tidak tahu. Saya mempunyai perasaan bahwa dia ingin segala longgar dan berpenampilan tanpa kerudung."

"Kamu pikir tidak bahwa dia jatuh cinta dengan seseorang? Coba selidiki. Saya akan menanyakan kepada anak muda itu kalau dia mau mengawani putriku. Saya juga toh akan menanyakan seorang gadis untuk anak laki-lakiku. Kenapa saya tidak menanyakan seorang pemuda untuk anak gadisku? Cobalah mencari tahu. Asal dia seorang muslim yang baik. Untuk yang lainnya saya tidak masalah. Jika dia seorang muslim yang baik."

Setelah berbicara masalah ini, dia masih merasakan begitu berat beban yang dipikulnya sehingga ingin beristirahat. Dia pergi ke tempat barang dagangannya dan duduk di sana. Dia ingin di sana duduk sampai masuk waktu sholat Dzuhur dan kemudian ingin kewajibannya sebagai imam dijalani sepenuhnya.

Imam Yakup tidak memikirkan dirinya lagi. Yang dipikirkannya bagaimana dia bisa menyelamatkan putrinya. Karena seringnya dia memikirkan ini sampai dia melupakan anak laki-lakinya. Tiba-tiba dia teringat anak laki-lakinya Űsame. Bagaimana situasinya sebenarnya? Apakah anaknya ini hampir menentangnya juga? Pertama yang dia akan lakukan adalah pergi ke sekolahnya untuk berbicara dengan gurunya.

Malam itu Fatma pulang telat. Waktu dia masuk segera dia berkata sebelum orang lain bertanya, "Saya pulang telat karena kami harus kerja lembur."

Fatma beranjak ke kamarnya. Imam Yakup hanya melihatnya sekilas. Dia akan membuntuti anaknya besok. Dia sudah bertekad melakukan itu.

Keesokan harinya dia keluar duluan dari anaknya dan menaiki sebuah taksi dan di dalam taksi itu dia menunggu putrinya. Tak lama kemudian Fatma muncul dengan menyandang tas dan menjinjing tas plastik. Waktu anaknya melewati taksinya, ia segera membungkuk sehingga anaknya tidak dapat melihatnya. Fatma berjalan sampai ke halte bus. Di sana dia berdiri menunggu. Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depan anaknya. Dia penasaran apa yang akan dilakukan anaknya. Anaknya naik ke dalam mobil. Dia merasa tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia mulai gemetar dan berkeringat. Sopir taksi tidak mengerti apa yang terjadi dan bertanya, "Kita mau apa?"

Imam Yakup tidak memberikan jawaban. Sopir taksi mengulangi pertanyaannya. Imam Yakup kembali membisu. Sopir taksi memutarkan badannya dan melihat Imam Yakup sedang menangis. Dia mendapat jawaban yang enggan, "Ikuti Renault itu."

"Oke, seperti yang Anda inginkan."

Renault yang dinaiki anaknya melaju menuju Aksaray.

Imam Yakup melihat terus ke arah anaknya. Putrinya melepaskan kerudung dan memasukkannya ke dalam tas yang dibawanya. Dia menyisir rambutnya sambil berbicara dengan laki-laki di sebelahnya. Imam Yakup tidak sanggup menyaksikan pemandangan ini. Dia berbicara sambil menangis, tapi anaknya tidak mendengarkannya, "Jangan pergi anakku, anakku sayang. Jangan masuk ke perangkap mereka. Kembalilah, tolong jangan pergi. Jangan pergi…. Jangan pergi…."

Imam Yakup menangis dan menangis.…

Dia sudah bertahun-tahun melakukan yang terbaik agar anaknya menjadi seorang muslimah yang baik. Tapi apa yang dia lihat sekarang?

Sekarang dia masih mengerti suatu ayat dari Qur’an dengan baik. Anak-anak dari Nabi Yakub melemparkan adiknya Yusuf ke dalam sumur dengan maksud membunuh adiknya. Namun toh, Nabi Yakub tetap menerima anak-anaknya dan berdo’a kepada Allah agar anak-anaknya mendapatkan jalan yang lurus. Dia sebenarnya tahu apa yang dilakukan anak-anaknya. Dia tahu bahwa mereka melakukan sesuatu terhadap Yusuf dan dia juga tahu bahwa mereka berbohong. Satu-satunya yang ia lakukan adalah berdo’a dan menunggu dengan kesabaran.

Imam Yakup berpikir, "Saya berada dalam posisi yang lebih baik dari Nabi Yakub, karena anakku terlepas dariku setidak-tidaknya bukan disebabkan oleh anakku yang lain. Anakku terlepas dariku disebabkan oleh 'sebuah system'."

Selanjutnya...

SalaMAA @ 10:03 AM





koning

K3
Yang Tak Terlupa dari Koninginnedag
Oleh: Nopatakari Lahamid - Rijswijk

Sebenarnya "Koninginnedag" atau Queen's Day jatuh pada hari Minggu, 30 April 2006. Namun menimbang keesokan hari adalah hari Senin, maka ditetapkanlah satu hari sebelumnya yaitu, Sabtu, 29 April 2006. Ini ditujukan agar masyarakat dapat lebih menikmati dan lebih santai dalam merayakan hari lahir Ratu Juliana (Ibunda Ratu Beatrix) tersebut. Hari besar ini biasanya diadakan dengan berbagai pagelaran musik, atraksi "kermis", serta berjualan bebas yang dikenal dengan nama "vrijemarkt".

Setiap masyarakat yang ingin berpartisipasi dapat ikut dengan bebas tanpa membayar pajak dan sewa di tempat-tempat yang telah ditentukan, terkecuali pedagang komersial.Setelah makan malam hari itu, aku dan suami menjemput untuk mengumpulkan barang-barang yang akan di gelar di "vrijemarkt", sebagai tanda partisipasi kami dalam perayaan hari tersebut. Beberapa barang-barang dari Dessy yang tak dapat dibawa sendiri maka kami kumpulkan di dalam satu kendaraan angkutan walau dengan muatan seadanya. Lalu kami melanjutkan perjalanan untuk mencari kepastian dan kejelasan tentang lokasi dan situasi yang akan dihadapi pada hari H. Kami meluncur ke lokasi yang dimaksud dengan rasa ingin tahu yang menggebu-gebu. Namun sesampainya di tempat, rasa tak percaya apa yang terjadi di hadapan kami sambil berkata penuh keheranan.

"Haaa, enggak salah nih?" kataku pada suami yang juga ikut bingung. "Lho, acaranya kan besok pagi.... Kenapa orang-orang sudah ramai berdagang dan berbelanja?" lanjutku lagi melihat orang-orang hilir mudik. Dan tempat menggelar tikarpun sebagian sudah penuh terisi dengan barang-barang yang telah diletakkan dengan rapi dan tertutup oleh kain kanvas atau terpal. Sambil memarkirkan mobil kami coba turun untuk melihat-lihat dan mencari lokasi yang masih memungkinkan untuk diisi. Aku melangkah menuju teras depan sekolah yang juga termasuk lokasi pagelaran. Aku coba memilih tempat tersebut untuk antisipasi hujan yang akan menimpa sebagaimana ramalan cuaca yang kami terima.

"Ayo, angkat barang-barang yang ada di bagasi mobil itu dan bawa ke mari", kataku pada suami yang juga sependapat untuk menurunkan barang-barang yang kebetulan waktu itu hanya barang-barang Dessy.

"Alhamdulillah, untung ada barang-barang ini. Kalau tidak bingung kita harus mencari barang dari mana sebagai tanda bahwa ada pemilik tempat?" sambungku. Lalu kutelepon Mba Johanna, Rita dan Dessy yang juga ingin berpartisipasi.


"Mba Jo, orang-orang sudah pada berjualan dan pembelipun sudah sibuk mencari barang yang mereka inginkan!" kataku dengan penuh semangat dan antusias walaupun kebingunganku melihat situasi yang belum pernah aku alami seumur hidup. Dalam siatuasi malam yang semakin larut akhirnya kami berhasil menyusun barang-barang yang ada dengan bantuan Abahnya Jasmijn (Mas Gun) setelah dijemput kembali oleh Ferry. Pak Peter dan Ayu yang akhirnya datang dengan bawaanya juga ikut menambah semaraknya situasi malam itu. Bahkan mereka dapat tinggal hingga larut malam menjelang. Namun aku tak dapat bertahan terlalu lama karena putraku sedang tertidur sendirian di rumah ketika kami tinggalkan.

Pagi hari yang cukup dingin dengan sinar mentari yang terpancar dari celah-celah awan yang menutup langit. Para pedagang "kagetan" mulai mengisi dan membentang tikar diiringi suara pasar yang hiruk pikuk. Saya, Ferry, Mba Johanna, Ayu, Dessy, dan Pak Peter juga sudah mempersiapkan semua yang akan diperdagangkan. Sementara Rita beserta adik-adiknya yang masih berada di perjalanan yang ditempuhnya dari Rotterdam kebingungan mencari lokasi yang kami pilih. Karena beberapa tempat lalu lintas umum yang diblokir dengan tujuan keamanan. Elly juga tidak ingin ketinggalan datang dengan semangat vrijemarkt-nya mengayuh sepeda baru berwana oranye bersama beberapa barang-barang yang akan dipasarkan.

Suasana semakin ramai dan semarak. Dan Julia yang hanya sekedar ingin melihat acara juga hadir meskipun hampir di penghujung acara. Endah yang ikut berpartisipasi tidak lupa menitipkan barang-barangnya demi meramaikan isi gelar tikar yang beragam jenisnya. Kamipun mulai mencari posisi masing-masing dengan mengharap tamu akan membeli dan menghabiskan bawaan kami, hihihihihi....

Siang menjelang tak terasa perutpun mulai bernyanyi minta diisi. Mba Johanna mulai membuat kopi dan teh di rumah Papinya yang terletak bertepatan di belakang lokasi. Hingga tidak terlalu jauh jika di tempuh berjalan kaki. Semangat kami tak kunjung turun. Pembeli mulai mengeluarkan uang recehannya membeli barang-barang yang kami tawarkan. Yah, apa hendak dikata, memang nasib belum berpihak kepada kami. Tak seberapa barang yang dapat diperjualbelikan. Karena suasana yang memang baru pertama kali di hadapi dan ragam manusia yang berbeda karakter membuat kami lebih bertahan.

Ada yang membeli barang tanpa menawar. "Berapa ini?" tanyanya.

"Satu euro Pak!" kataku. Ia pun dengan santai mengeluarkan uang lima puluh sen dari kantongnya tanpa basa basi atau tawar menawar lalu menyodorkannya padaku. Ia mengambil barang yang diinginkannya sambil berlalu.

"Maaf Pak, harganya satu euro!" kataku menjelaskan.

"Aah, ini kan sudah sedikit rusak, lima puluh sen saja!" tegasnya menjelaskan.

"Tidak bisa Pak, harganya memang satu euro. Jadi kurang lima puluh sen lagi!" sambungku menegaskan.

Tanpa berkata apa-apa lagi si Bapakpun berlalu tanpa rasa bersalah dengan meninggalkan aku yang kebingungan dan merasa kesal dalam hati. "Payah tuh Bapak, tanpa tawar-menawar main bawa saja. Maaf ya, memangnya hanya dia saja pembeli." kataku dalam bahasa Indonesia pada Dessy yang kebetulan duduk di hadapanku. Tentu saja dia tidak mengerti meski aku sedikit "ngedumel". Ternyata memang situasinya menjadi berbeda jika kita di posisi penjual. Kita ingin barang-barang laku terjual sesuai dengan harga yang kita inginkan, sedangkan si pembeli menginginkan barangnya murah dan bagus, hehehehe.... "Siapa yang tidak mau, betul nggak?" Tapi itulah yang dikatakan berjualan bebas yang sudah menjadi tradisi hari Koninginnedag itu.

Sebagaimana pengalaman kami selama ini sebagai pembeli yang mengharapkan harga serendah-rendahnya dan kualitas setinggi-tingginya. Namun dengan cara suka sama suka, artinya antara si penjual dan pembeli tidak ada rasa saling menyakiti. Tawar menawar itu soal biasa dalam berdagang di kaki lima, apalagi yang dinamakan "vrijemarkt".

Jarum jam hampir menunjukkan pukul lima sore. Para polisi keamanan dan kebersihan sudah mengumumkan untuk mengumpulkan barang-barang sebagai tanda kegiatan sudah berakhir. Kamipun mulai mengumpulkan satu persatu sisa barang yang memungkinkan untuk dibawa pulang. Beberapa barang-barang yang juga tak perlu kami bawa pulang karena menghilang tanpa bekas juga ikut dirasakan. Suka duka yang kami alami merupakan pelajaran yang sangat berharga. Karena pengalaman adalah guru yang tak dapat digantikan dengan benda apapun dan waktu yang akan datang sekalipun tak dapat mengantikannya. Semoga pengalaman ini dapat di jadikan bahan untuk lebih memperhatikan situasi dan kondisi dalam menghadapi situasi apapun. Kita harus lebih mengenal "pasarnya" agar kita dapat menantisipasi apa yang akan terjadi meskipun segalanya itu datang dari yang Allah SWT Yang Maha Mengetahui. Manusia hanya diperintahkan untuk berusaha dan berdo'a agar lebih tenang dan aman dalam menghadapi hidup ini. Semoga.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 9:20 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


Pergantian Pengurus dan Afscheid

Oleh-oleh dari KKM II ++

Kursus Kilat Menjahit II ++

Semua Numplek di TD Salamaa 2010

Temu Darat Salamaa 2010

TD dan Launching Buku Salamaa/FLP Belanda

Selamat Idul Fitri 1430 H

Pengurus Salamaa 2009-2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H

Selamat Datang Ramadhan


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA