>
Photobucket - Video and Image Hosting
:::Photobucket - Video and Image Hosting Selamat datang di Blog Salamaa :::
Home
About Us
Ceramah
Arsip



SILATURAHMISALAMA




Email salamaa05@yahoo.com
Gabung di Milist Salamaa

istri6

Image hosted by Photobucket.com
Wanita-wanita Teladan dalam Islam 6
Ummul Mu'minin Saudah binti Zam'ah

Dia adalah wanita pertama yang dinikahi Nabi SAW sesudah Khadijah r.a. dan dia sendiri yang bersama Nabi SAW selama kurang lebih 3 tahun sehingga beliau berumah tangga dengan 'Aisyah r.a.

Adalah para sahabat -radhiyallahu 'anhum- memperhatikan kesendirian Nabi SAW sesudah Khadijah r.a. wafat dan berharap kiranya beliau menikah, barangkali dalam pernikahan itu ada yang menghibur kesendiriannya. Akan tetapi, siapa yang berani bicara kepada beliau soal itu ?

Khaulah binti Hakim maju untuk melakukan tugas itu. Maka dia berbicara kepada Rasul SAW dan menawarkan 'Aisyah binti Ash- Shiddiq r.a. namun dia masih kecil. Maka biarlah dia dipinang, kemudian ditunggu hingga dewasa. Akan tetapi, siapakah yang akan memperhatikan urusan-urusan Nabi SAW dan melayani putri-putri serta memenuhi rumah beliau ? Pernikahan dengan 'Aisyah tidak akan berlangsung sebelum 2 atau 3 tahun lagi. Siapakah gerangan wanita yang memimpin urusan-urusan Nabi SAW dan memelihara putri-putrinya ? Dia adalah Saudah binti Zam'ah dari bani Ady bin Najjar.

Rasul SAW mengizinkan Khaulah meminang keduanya. Pertama Khaulah datang ke rumah Abu Bakar r.a., lalu ke rumah Zam'ah. Dia menemui puterinya, Saudah, dan berkata : "Kebaikan dan berkah apa yang dimasukkan Allah kepadamu, wahai Saudah ?" Saudah bertanya karena tidak tahu maksudnya, "Apakah itu, wahai Khaulah ?" Khaulah menjawab :"Rasulullah SAW mengutus aku untuk meminangmu." Saudah berkata dengan suara gemetar, "Aku berharap engkau masuk kepada ayahku dan menceritakan hal itu kepadanya." Maka terjadi kesepakatan dan berlangsunglah pernikahan.

Saudah mengalami situasi yang menyebabkan Rasulullah SAW mengulurkan tangannya yang penyayang untuk menolong masa tua dan meringankan kekerasan hidup yang dirasakan oleh Saudah. Saudah telah hijrah ke Habasyah untuk menyelamatkan agama bersama suami, putra

pamannya. Kemudian suaminya meninggal sebagai muhajir dan Saudah tinggal sendirian. Saudah menjadi janda yang hidup di tanah perantauan sebelum tiba di Ummul Qura. Rasul SAW telah terkesan oleh wanita muhajir yang mu'min dan janda itu. Ternyata, Saudah setuju untuk menikah dengan Rasulullah SAW.

Saudah menjadi ibu rumah tangga di rumah suaminya, Rasul SAW sampai 'Aisyah r.a. datang ke rumah kenabian. Dia mengetahui kedudukan 'Aisyah terhadap hati Nabi SAW. Maka dia berikan harinya kepada 'Aisyah dan melapangkan tempat pertama baginya di dalam rumah. Saudah berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan keridhoan pengantin yang masih muda dan menyenangkannya ('Aisyah). Setelah menginjak masa tua yang dingin, Saudah sangat berharap untuk tetap menjadi isteri Rasulullah SAW di dunia dan di akhirat serta tidak diharamkan dari kemuliaan yang besar ini, sekalipun dia berikan harinya kepada 'Aisyah setelah merasa dia tidak menginginkan apa yang biasa diinginkan kaum wanita.

Saudah hidup bekerja keras dalam mengurusi rumah kenabian, sementara hatinya sarat dengan keridhoan dan iman hingga Nabi SAW pergi menghadap Tuhannya. Saudah wafat dalam masa khilafah Umar ibnul Khaththab r.a. 'Aisyah r.a. sering menyebut kebaikan dan memujinya atas kebaikan itu. Dia berkata, "Tidak seorang pun yang lebih aku sukai dalam dirinya daripada Saudah binti Zam'ah, hanya saja dia agak keras wataknya." [Al-Istii'aab 4/1867]

Ketika Saudah wafat, Ibnu Abbas sujud. Ditanyakan kepadanya mengenai hal itu, maka dia menjawab, "Rasulullah SAW bersabda : "Apabila kamu melihat suatu tanda, maka sujudlah." Dan tanda ketika wafatnya isteri-isteri Nabi SAW itulah yang menyebabkan dia bersujud. [Thabaqat Ibnu Sa'ad, Al-Ishaabah oleh Ibnu Hajar dan Usudul Ghaabah oleh Ibnu Atsiir]

Saudah meriwayatkan lima hadits dari Rasulullah SAW. Di antaranya satu hadits diriwayatkan dalam Sahihain [Ibnul Jauzil, Al- Mujtanaa]. Dalam satu riwayat, bahwa Bukhari meriwayatkan dari Saudah dua hadits. [Al-Maqdisi, Al-Kamaal bii Ma'rifatir Rijaal]

Semoga Allah SWT merahmatinya. Saudah menyukai sedekah dan berbudi luhur. Dari 'Aisyah r.a. dia berkata : "Bahwa sebagian isteri- isteri Nabi SAW berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah di antaraa kami yang paling cepat menyusulmu ?" Nabi SAW menjawab, "Yang terpanjang tangannya di antara kalian." Kemudian mereka mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka. Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud dari panjang tanganya adalah suka sedekah. Saudah memang suka memberi sedekah dan dia yang paling cepat menyusulnya di antara kami." (H.R. Syaikhain dan Nasai). Dalam suatu riwayat lain oleh Muslim :"Yang paling cepat menyusulku di antara kalian adalah yang terpanjang tangannya di antara kalian." 'Aisyah berkata, "Mereka saling mengukur siapa di antara mereka yang terpanjang tangannya. Ternyata yang terpanjang tangannya di antara kami adalah Zainab, karena dia melakukan pekerjaan tangan dan mengeluarkan sedekah."


sumber: isnet dot org

Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:52 AM





tehenni

Image hosted by Photobucket.com
Menggapai Cahaya ILlahi (bag. 2 - habis)
Oleh : Ibu Enni - Blaricum


Mendung membayangi kehidupanku..

Setelah bercerai saya sering mendapat surat kaleng(surat tanpa alamat), telepon gelap dan surat-surat ancaman yang berisi awas elu kita perkosa rame-rame, anak elu gue culik, dan lain-lain isinya. Pada tanggal 28 Oktober 1985 rumah saya dibongkar habis-habisan, pada malam itu ibu saya sedang menginap di rumah saya dan saking kangen saya mengajak ibu saya untuk tidur bersama saya dan anak saya. Entah mengapa pada malam itu saya mengunci kamar dari dalam yang biasanya tidak pernah saya lakukan. Pagi-pagi sekali pintu kamar saya digedor-gedor oleh pembantu saya, saya dan ibu saya bangun, kami dikagetkan dengan porak poranda di dalam dan di luar rumah. Barang-barang berharga ludes pelakunya masih sempat meninggalkan surat khusus ditujukan untuk saya, isinya berbunyi "kali ini elu masih untung, lain kali nyawa elu yang hilang".


Hubungan saya dengan bekas suami hanya sebatas demi anak sebulan sekali bekas suami saya menengok anak kami. Biaya? Ah....ngana (kamu bahasa Minahasa)banyak duit, gaji ngana besar. Dus, ya sudah saya tidak pernah mendapat biaya apapun setelah saya bercerai. Bekas suami saya bahkan juga mengancam bila saya menikah lagi apalagi bila menikah dengan Orang Asing, maka anak kami pengasuhannya akan diambil-alih oleh bekas suami saya. Saya bisa membayar pengacara termahal untuk mengalahkan kamu, hukum bisa dibeli, Apa sih yang tidak bisa dibeli di Indonesia? Begitulah ucapan-ucapan sombong dari bekas suami saya.


Karena saya lelah dengan serangan dari kiri kanan, masyarakat yang tidak menerima kehadiran diri saya sebagai seorang janda bekas isteri kedua. Kemudian saya juga jarang berada di rumah, maklum tugas-tugas pekerjaan saya sebagai Tour Leader hari ini di Jakarta besok lusa di Bali atau seminggu di Australia, atau pulang ke rumah pada dini hari. Akhirnya saya mempunyai keinginan untuk pergi jauh meninggalkan Indonesia, memulai kehidupan baru membangun masa depan untuk anak saya. Melalui sebuah organisasi Internasional , saya diperkenalkan dengan pria-pria singel (umumnya non- Muslim) yang mencari calon-calon isteri wanita Indonesia. Dari sekian banyak calon, saya memilih seorang pria WNA Belanda (saya sebut saja GZ) berdasarkan dari video orangnya simpatiek dan lain-lain dan lain-lain.

Setelah beberapa bulan berhubungan secara surat menyurat, telepon antar benua saling berkirim hadiah akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Indonesia. Tanpa sepengetahuan bekas suami, saya jual rumah gono-gini, mobil, deposito di bank atas nama saya sendiri, saya ambil. Dengan mempergunakan visa turis, saya dan anak laki-laki saya menuju Negeri Belanda tepatnya pada tanggal 29 Juni 1986.

Menuju kegelapan.

30 Juni 1986 kami tiba di Amsterdam, di Schiphol kami dijemput oleh GZ lengkap dengan anggota keluarganya. Kesan pertamaku begitu bertemu muka dengannya adalah pria angkuh, show-off atau tukang pamer dalam berbusana (ini persis sama dengan bekas suami saya di Indonesia). Kami langsung di bawa ke Hilversum, begitu kami memasuki rumah anak saya langsung dikunci di dalam kamar dan saya ditodong dengan pistol. Saya dipaksa untuk menyerahkan barang-barang berharga, perhiasan yang saya kenakan diambil juga passport, tiket serta kofer-kofer saya diambil semuanya. Dia berteriak dalam bahasa Belanda yang kasar kepada saya, mengancam akan membunuh anak saya bila saya mengambil tindakan yang bodoh.

Mulai pada saat itu saya sering dihajar habis-habisan, saya dipaksa untuk melayani kebutuhan sex secara biadab, kapan saja dimana saja. Bila saya menjerit karena menahan sakit, dia tertawa terbahak-bahak. Dia sering mempergunakan scherp en vreemde voorwerpen, arti bebasnya alat-alat aneh dan tajam yang dimasukkan ke alat organ wanita saya. Bila dia pergi ke luar rumah kami dikunci dari luar, di dalam rumah tidak ada televisi apalagi telepon. Makan di beri seadanya, saya sering memberikan bagian makanan saya untuk anak saya, maklumlah pada saat itu anak saya sering mengatakan saya masih lapar mama. Bila saya tidak dapat memejamkan mata dikarenakan berpikir terlalu banyak, maka saya hanya dapat mengatakan pada diri sendiri seandainya Tuhan itu ada mengapa harus memberi penderitaan terus menerus kepada diri saya. Saya juga tidak bisa menangis lagi bila saya disiksa secara pisik, hal itu justru yang membuat GZ menjadi geram. Setelah beberapa minggu kami di keram di dalam rumah terus, akhirnya kami diajak ke luar untuk diperkenalkan dengan beberapa kenalan-kenalannya. Dari beberapa kenalannya ada seorang kenalan prianya yang mencoba lebih banyak bercakap-cakap dengan saya, misalnya menanyakan tentang Indonesia , tentang mengapa meninggalkan Indonesia dan lain-lain. Kenalan ini bahkan mengingatkan kepada saya bahwa sebaiknya saya mencoba meninggalkan GZ bila memungkinkan melapor kepada polisi. Saya katakan bagaimana mungkin bila saya tidak mempunyai dokumen-dokumen identitas diri, saya jelaskan bahwa passport dan tiket untuk pulang telah dirampas oleh kenalannya. Dia mengatakan akan membantu saya dan anak saya bila saya berhasil mendapatkan passport dan dia bersedia untuk membantu kepulangan ke Indonesia.

Pada malam itu tepatnya dua puluh satu hari saya dan anak saya berada di dalam cengkeraman GZ di Hilversum, pada saat itu GZ sedang tertidur akibat mabuk-mabukan setelah menghabiskan beberapa buah botol alkohol.( GZ adalah seorang alkoholis). Malam itu anak saya juga terlelap tidur, saya berjingkat-jingkat mencari passport dan tiket untuk pulang ke Indonesia. Saya mencari pada setiap laci-laci, di dalam lemari pakaian, gudang di basement tetapi tetap tidak saya ketemukan. Di sudut kamar saya lihat ada kofer kecil tetapi terkunci, setelah saya coba dengan nomor kelahriannya akhirnya kofer terbuka isinya hanya passport saya belaka. Saya ambil passport tersebut lalu saya sembunyikan di dalam celana dalam saya, lalu saya mulai mempersiapkan diri untuk meninggalkan rumah tersebut. Pagi-pagi sekali saya bangunkan anak saya, saya kenakan pakaian anak saya secepatnya lalu berjingkat-jingkat pergi menuju kearah pintu keluar. Di ruang tengah ternyata GZ sudah bangun dan kaget melihat saya dan anak saya bersiap-siap untuk pergi ke luar, dia menghadang saya. Saya tegakan tubuh saya dan saya katakan dengan kata-kata tegas bahwa saya tidak akan membuat keributan apa-apa asalkan dia membiarkan saya pergi, saya katakan bahwa saya akan ke Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag. GZ tertawa terbahak-bahak dan meludahi muka saya, dia mengatakan “jij ben niks waard en je heb niks geen passport en geen tiket, dus godverdomme (maafkan bila saya menulis kata-kata ini) wegwezen jullie”. Dus, saya dengan anak saya meninggalkan rumah GZ menuju stasiun kereta-api dengan berjalan kaki kurang lebih 20 menit.

Saya menemukan uang sebanyak 75 gulden di laci dapur, dengan uang tersebut saya membeli tiket kereta api Hilversum-Utrecht sebesar 25 gulden. Dalam benak saya entahlah cukup atau tidak ongkos untuk ke Den Haag, bagaimana nanti saja yang penting saya lepas dari GZ. Sewaktu di stasiun Utrecht anak saya Peter mengatakan mama masih ingat tidak oom Paul, diakan orangnya baik suka memberi roti dan permen coklat pada saya. Rupanya anak saya masih ingat kenalan GZ yang bersedia akan membantu kami bila kami mempunyai kesempatan menemukan passport dan akan membantu kepulangan kami ke Indonesia. Saya berpikir pada saat itu ada benarnya juga kata-kata anak saya, juga saya terbayang dari mana ongkos pulang ke Indonesia karena tiket untuk pulang sudah tidak ada. Bagaimana reaksi dari keluarga saya bila saya dan anak saya kembali? Terutama muka saya akan saya taruh di mana? Ah…banyak pikiran yang berkecamuk pada saat itu.

Saya katakan kepada anak saya, okey Peter kita akan ke rumahnya oom Paul tetapi harus menunggu beberapa saat lagi agar kita tidak bertemu lagi dengan mijneer GZ. Anak saya bilang terserah mama saja yang penting kita selalu bersama terus ya mama.. Saya peluk erat-erat anak saya, saya ciumi pipi putihnya hingga akhirnya kami saling bertangisan di stasiun Utrecht tersebut. Pada saat saya itu bersumpah Demi Yang Maha Tinggi, akan kulakukan jalan dengan cara apapun untuk membesarkan anak saya dan memberi masa depan yang sebaik-baiknya. Dan saya juga berjanji tidak akan menangis dihadapan siapapun apalagi di depan anak saya satu-satunya ini, saya akan bersikap tegar, keras, disiplin yang membaja dan berjuang demi masa depan anak saya.

Kami kembali ke Hilversum, setelah bertanya kesana-kemari akhirnya kami temukan tempat tinggal oom Paul sebutan dari anak saya. Saya perkenalkan pria ini lengkapnya Paul Arie Anthonie van Moorsel dialah yang telah membantu saya dan anak saya untuk menetap di Belanda, tetapi justru saya yang mengajak menikah dengannya. Setelah saya menetap beberapa minggu di tempat kediamannya, mengingat visa saya hampir habis, lalu saya tidak ingin kembali pulang ke Indonesia, saya bertanya kepadanya “will you marry with me?”Saya menyadari dengan sepenuhnya bahwa dasar-dasar cinta tidak ada di antara kita, toch saya akan berusaha membahagiakanmu dengan semampu saya. Kata-kata itulah saya katakan kepada Paul sebelum kami menikah, apakah itu merupakan ikrar dari diri saya?

Kami menikah pada tanggal 15 September 1986 di gemeente Hilversum. Kami menikah dengan penuh kesulitan, misalnya Kedutaan Besar Indonesia tidak ingin menolong karena lebih mempercayai atas laporan-laporan GZ yang melaporkan bahwa saya di ambil dan di jemput dari Indonesia oleh GZ. Kemudian GZ juga melaporkan ke Vreemdeling dienst bahwa saya dengan susah payah telah dijemput dari Indonesia, setelah berada di Belanda tepatnya di Hilversum sayalah yang kabur dengan pria lain. Saya didatangi oleh team khusus Vreemdeling dienst untuk di deportasi ke Indonesia, untunglah saudara-saudara dari keluarga yang menolong saya mempunyai kedudukan yang lumayan di masyarakat seperti misalnya seorang commisaris polisi dan juga perkumpulan gereja Katholik di Hilversum mempertahankan saya dan anak saya untuk menetap di Belanda. Kami menikah dan dengan demikian saya berhak untuk menetap di Belanda, saya lagi-lagi tidak menceriterakan secara mendetail kepada keluarga di Indonesia. Buat saya betapa sesulit apapun penderitaan yang saya alami, cukuplah untuk diri saya sendiri yang mengalami dan mengetahuinya.

Pada tanggal 5 Maret 1987 saya dibaptis menjadi pemeluk Agama Katholik Roma., dipermandikan di gereja Sint Vitus di bawah pimpinan Pastoor Cornelieus Simoneus. Apakah saya di bawah tekanan atau pengaruh dari orang lain? Jawabnya tidak, itu adalah atas pilihan diri saya sendiri. Suami saya tidak beragama Katholik bahkan suami saya beserta seluruh anggota keluarganya telah dikeluarkan dari keanggotaan Gereja Aposthelis, dikarenakan jarang mengunjungi gereja. Dus, agama untuk suami saya tidak mempunyai arti apa-apa Bila merayakan Hari Natal itu dikarenakan sebagai suatu tradisi, begitulah adanya.

Membangun masa depan dan kehidupan baruku di Negeri Belanda.

Setelah saya menikah, saya mengambil pendidikan mode. Di Negeri Belanda kita bisa mengambil beroep- opleidingen, ada tingkat menengah atau tingkat hoge school artinya tingkat akademi begitu, Saya mengambil program diploma setahun, saya selesaikan dalam tempo 4 bulan. Atau bila memungkinkan ingin lebih cepat asalkan modul-modulnya telah terpenuhi lalu memenuhi ketentuan dan persyaratan, ujian bisa dilakukan dengan persetujuan commisie. Dengan semangat belajar serta disiplin yang tinggi saya raih diploma-diploma dari berbagai macam vaardigheden pada bidang mode dan tekstil. Tekstil brevet saya raih misalnya dalam waktu 6 bulan, umumnya di sini diselesaikan dalam waktu 2 tahun. Pendidikan sebagai perancang mode saya selesaikan juga dalam waktu 6 bulan, saya menekankan pada diri saya sendiri bahwa alles mogelijk.

Pengalaman saya akhirnya macam-macam, perancang mode, memiliki sekolah mode sendiri, home decorator dan motivator serta memberi coaching pada pegawai-pegawai baru pada Internasiomal mode concern.. Menurut anak saya Peter, saya terlalu berambisi dan saya terlalu keras pada diri sendiri serta tidak mengenal istilah relaks. Saya katakan pada anak saya selama saya sehat itu berarti tidak ada yang perlu dikuatirkan, lain lagi menurut suami saya yang menyebut saya seorang super eigenwijs. Kadang-kadang suami saya bercanda misalnya dia sekali-sekali ingin melihat saya menangis, saya jawab tidak ada alasan untuk menangis. Ketika ayah saya meninggal dunia dan telegramnya tiba seminggu kemudian, pada saat itu saya sedang menghadapi dua macam ujian manajemen mode dan home decorator, saya terima dengan perasaan yang kosong. Mengapa bapak meninggal sekarang? Hanya pertanyaan itu yang terlintas pada benak saya. Padahal bapak dan ema (sebutan saya untuk ibunda tercinta) beberapa bulan lagi akan berkunjung ke Negeri Belanda. Bahkan saya telah membuat mantel-mantel dan pakaian-pakaian lainnya untuk orang-tua saya, yang rencananya akan saya kirimkan ke Indonesia. Begitulah, ayah saya belum pernah melihat kehidupan saya sekeluarga di Belanda sini. Hanya ibu dan adik saya yang pernah berkunjung dan melihat bagaimana kehidupan sehari-hari saya di sini..

Musibah datang silih berganti.

Kerinduan saya akan Indonesia begitu kuat, hingga setelah menetap selama 10 tahun di Belanda akhirnya saya mohon kepada suami dan anak saya untuk menetap di Indonesia. Saya pergi sendirian ke Indonesia, tujuannya untuk mempersiapkan apa-apa saja yang harus kami penuhi bila ingin menetap di Indonesia. Setelah bermusyawarah dengan anggota keluarga saya di Cimahi, saya mendapat saran sebaiknya kami(saya dan suami) sebagai tenaga akhli dari Belanda di datangkan oleh perusahaan yang berdomisili di Indonesia. Dus, adik-adik saya mendirikan perusahaan yang permodalan dan asset perusahaan nota-bene bersumber dari saya dan suami. Tentunya, dalam akte perusahaan tidak dicantumkan secara jelas hal sumber permodalan tersebut, yang penting perusahaan tersebut adalah jembatan kami untuk menetap di Indonesia.

Pada tanggal 30 Juni 1996 kami meninggalkan Negeri Belanda, bekal kami cukup besar nilainya pada saat itu. Semua hasil dari penjualan harta benda dan uang simpanan selama lebih kurang sepuluh tahun kami tabung bersama-sama. Kami mengontrak rumah di Cimahi, status kami sebagai WNA boleh dikatakan cukup sulit dan biaya KITAS cukup mahal. Pengurusan di Imigrasi yang birokrasi dan kolusi yang waduh ampun kebangetan begitu, kami ditipu oleh oknum Imigrasi di Bandung. Biaya KITAS 10.000 US dollar per-orang per-tahun. Pajak sebagai WNA 100 US dollar per-orang per-bulan, bayar di muka. Dalam pengurusan izin pengikuti pendidikan di Indonesia yang harus kami urus pada DEPDIKBUD di Jakarta, kami diminta oleh seorang pejabat sebesar 5000 US dollar. Ohya, saya mendapat saran dari pejabat tersebut sebaiknya anak saya yang nota-bene anak kandung dari seorang WNI yang rupanya nama bekas suami saya masih beken di Jakarta, sebaiknya dilampiri surat pengakuan dari ayah kandungnya yang menyatakan tidak keberaratan mengikuti sistim pendidikan di Indonesia.

Semula anak saya akan disekolahkan di BIS (Bandung International School) biayanya ? Mrs. van Moorsel it’s only 20.000US dollar per-year. You don’t have problem about it, don’t you? Well, problemnya gede banget. Kofer-kofer yang saya bawa dari Belanda isinya memangnya dollar melulu? Lagian biar suami orang bule memangnya kaya-kaya? Dus, anak saya melanjutkan pendidikan di SMU Santa Maria. Anak saya bilang, cara cepat dan singkat untuk belajar bahasa Indonesia. Saya bersyukur, anak saya juga diberi kemudahan dalam mempelajari serta menguasai bahasa Asing. Pada saat ini bahasa yang dikuasainya selain bahasa Belanda, Inggeris, Jerman juga bahasa Indonesia dan Jepang.

Kehidupan sehari-hari di Indonesia ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, ternyata culture-schock pada anak dan suami juga tidak terhindarkan. Kemudian perusahaan yang kami kelola bersama-sama adik saya juga sangat jauh dari jangkauan peningkatannya. Kami telah berusaha hidup secara erg zuinig artinya mengirit, tidak mempunyai kendaraan, pembantu apalagi tukang kebun. Kami sering diolok-olok oleh ekspatriat-ekspatriat kenalan kami yang menetap di Bandung, tentu saja mereka misinya berbeda dengan kami. Setelah hampir dua tahun menetap di Indonesia, suami saya lebih dulu pulang ke Belanda. Pada tanggal 5 Januari 1998 saya dan anak saya menyusul dan kami kembali ke Belanda dengan tangan hampa. Uang habis bahkan tiket kepulangan saya dan anak saya ke Belanda, kami terima dari adik ipar suami saya.

Kami kembali menetap di Belanda, setelah selama tiga bulan menumpang di rumah kakak ipar, kami akhirnya dapat menyewa rumah pada vrij-sector dengan biaya sewa sebesar 800 Euro per-bulan. Saya bekerja full-time sebagai home-decorator dan di rumah menerima pesanan-pesanan jahitan dan membuat baju pengantin atau apa saja yang penting mendapat pemasukan uang untuk biaya kehidupan sehari-hari. Suami? Menganggur. Suami sering menyalahkan saya katanya gara-gara sayalah kehidupan kami menjadi sulit. Anak saya kembali dari Indonesia jatuh sakit, penyakit TBC. Setelah dirawat berbulan-bulan di AMC Ziekenhuis di Amsterdam, kemudian berobat jalan tepatnya setelah dua tahun paru-parunya dinyatakan bersih.

Saya tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi, anak saya mengikuti pendidikan pada Koninkelijk Landmacht, akhirnya anak saya menjadi anggota militer pada pasukan khusus korps komando, pangkatnya pada saat ini Sersan Satu.

Diri saya diberi peringatan oleh Illahi.

Pada awal tahun 2004 saya yang semula tidak pernah sakit tiba-tiba mendapat penyakit lemah jantung, acuut-rheuma dan bronchitis chroonist. Sering pada seluruh tubuh saya biru-biru, bila saya sentuh sakit sekali. Bila cuaca mulai dingin apalagi pada musim winter, maka buku-buku pergelangan kaki juga jari-jari saya bengkak-bengkak . Di Belanda sini memang banyak yang menderita penyakit rheuma, tetapi umumnya untuk orang yang telah berlanjut usia. Kemudian saya sering mengalami pendarahan , hasil pemeriksaan dan foto pada rahim ternyata baarmoeder (rahim) saya rusak. Terus terang pembaca, telah bertahun-tahun saya tidak mampu melayani kebutuhan suami. Hingga sejauh ini suami saya tidak pernah menuntut apa-apa, menurutnya sex tidak berarti segala-galanya dalam pernikahan kami selama ini.

Setelah mengidap berbagai penyakit, keimanan saya sebagai penganut Katholik mulai goyah. Rutinitas sebagaimana layaknya umat Katholik memang tetap saya laksanakan, hanya selalu saya rasakan keguncangan dalam hati saya. Pada malam hari sebelum tidur selalu saya sembahyang rosario, tetapi kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan saya tentang pengakuan dosa yang sering saya lakukan melalui Pastoor. Apa diterima? Kemudian, benarkah Tuhan Yesus anak Bapa di surga dan Roh Kudus, yang disalib untuk membebaskan dosa umat manusia? Pertanyaan-pertanyaan saya berkecamuk, saya gelisah bahkan saya sering panik tanpa alasan. Hingga terjadilah kejadian-kejadian yang aneh-aneh, yang saya alami bertubi-tubi.

Pada malam hari saya terbangun dari tidur, saya melihat disebelah kiri tubuh saya terbaring (seseorang?) dibalut kain putih (kafan?). Sedang tidur lelap, saya merasa dibangunkan oleh almarhum ayah saya yang memohon agar saya kembali pada Islam atau lain waktu beliau mengajak saya untuk berjamaah shalat. Kemudian saya bermimpi yang mana di dalam mimpi saya melihat diri saya mengenakan mukena dan sedang mengerjakan shalat. Adakalanya saya bermimpi diri saya sedang mengaji, membaca Surat Yassin. Saya terbangun, tanpa saya sadari saya berseru Allahu Akbar berkali-kali. Atau saya beristigfar. Atau saya terbangun dan mengucap Laa Illaha Illallah…berkali-kali, padahal bertahun-tahun saya telah melupakan kalimat-kalimat tersebut.

Saya kembali memeluk Agama Islam

Meskipun secara finansial tidak memungkinkan untuk berlibur ke Indonesia, saya berangkat sendirian dan keinginan saya telah bulat yaitu saya ingin diIslamkan kembali. Saya tinggal di Cimahi, kepada ibunda saya mohon ampun sebesar-besarnya, saya meminta kepada ibu saya bagaimana caranya untuk kembali menjadi umat Islam. Alhamdullillah, tepatnya pada tanggal 23 September 2005 (apakah itu kebetulan? Ibu saya pada hari itu tepat berulang tahun ke 70) saya mengucap syahadatin “Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT”.

Shalat pertama kali saya kerjakan dengan berjamaah dengan ibunda saya, ketika ibu saya menanyakan masih ingat tidak do’a-do’a shalat? Insya Allah jawab saya. Allahu Akbar, semua do’a-do’a shalat kembali memasuki kepala saya. Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahiim, segala kegelisahan dan beban yang selalu saya rasakan begitu memberati selama ini telah terangkat. Saya temukan ketenangan yang indah, bila saya berdo’a begitu mudahnya air mata bercucuran. Padahal saya ini orangnya anti menangis. Setiap saat saya inginnya shalat terus, bahkan saya kembali membaca Al-Qur’an dengan mendapat tuntunan dari keponakan saya Aulia dan ibu saya. Saya kabari kakak dan adik-adik saya bahwa saya telah masuk Islam kembali, karena bagi saya kabar gembira sudah sewajarnya dibagi dengan orang lain.

Bila mengikuti perasaan, saya enggan untuk pulang ke Belanda. Apalagi suasana bulan Ramadhan di Indonesia begitu indah, begitu khidmat penuh rasa spiritual dan penyucian diri. Dengan berat hati saya meninggalkan ibu, kakak dan adik-adik saya kembali ke Belanda, tetapi kali ini ada rasa yang sangat berbeda yaitu saya kembali sebagai umat Islam.

Suami saya menerima dengan ikhlas dan pasrah ketika saya sampaikan bahwa saya telah kembali memasuki Agama Islam, begitu pula tanggapan anak saya ataupun kedua mertua serta saudara-saudara dari suami saya. Bahkan lucu sekali ketika mereka menanyakan tentang Kiblat, akhirnya suami saya sibuk membeli peta dunia yang besar untuk mencari arah Kiblat itu kemana. Saya menyadari perjuangan saya sebagai umat Islam belum berhenti di sini, semoga saya dikaruniai oleh Allah SWT waktu untuk memperbaiki diri, menjalani rukun-rukun Islam lainnya. Juga do’a saya semoga anak dan suami saya suatu saat dapat memeluk Agama Islam, Amien !


Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:34 AM





laahaula

Image hosted by Photobucket.com
Jadikan LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH amalan setiap sa'at
Oleh: Bunda Siti Hapsah - Amsterdam


Ibu-ibu yang diRahmati Allah,assalamu'alaykum waRahmatullahi waBarakatuh.
Marilah kita selalu memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah Taala yang telah memberinya
kenikmatan-kenikmatan kepada kita, nikmat telah dapat merasakan manisnya BerIman dan
berIslam,yang utama sekarang adalah atas izinNya dan nikmat sehat, sehingga kita dapat
berkumpul pada acara di Majelis yang Mulia ini. Marilah kita sama-samameluruskan niatan kita hadir ber Silaturahim ini Ikhlas hanya ingin mendapatkan RidhoNya.

Kepada Allah Ta'ala pula kita mohon disampaikan sholawat dan salam kepada Tauladan kita
Nabi yang ummy Rasul Allah Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi waSallam, beserta para keluarga,
para shahabat dan para pengikutnya yang setia menjalankan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman.

Ibu-ibu yang diRahmati Allah Ta' ala
Kalau saya harus menyampaikan ceramah, tidaklah tepat kata itu karena banyak yang telah lebih berIlmu dari saya, yang tepat adalah kita berbagi pengalaman. Dari segi pengalaman, saya berusaha menata hidup untuk menuju kekehidupan yang haqiqi, dengan membuat schema seperti ini,dengan point-pointnya saja. Dalam firman Allah surat Nuh ayat 17 dan 18, bahwa kita ini
berasal dari tanah dan akan kembali ketanah, diantara proses kehidupan itu kita harus
mengisinya/mempersiapkan agar dapat memasuki syurgaNya,syaratnya adalah:

Amal
Amal terdiri dari:
1.Ikhlas
2.Berdasar pada al Qur'an dan alHadist asshohihah

Rahmat Allah
(dicontohkan dengan hamba Allah yang berIbadah 350 tahun)


Firman Allah dalam surat Adz dzaariyaat ayat 56:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu".

Hamba Allah yeng berIbadah kepadaNya, terbagi 4 jenis
Pertama : Yang berIbadah Ikhlas dan berdasar kepada al Qur'an dan asSunnah
Kedua : Yang berIbadah tidak Ikhlas tetapi berdasar kepada al Qur'an dan asSunnah
Ketiga : Yang berIbadah Ikhlas tetapi tidak berdasar kepada alQuir'an dan as Sunnah
Keempat : Yang berIbadah tidak Ikhlas dan juga tidak berdasar kepada al Qur'an dan asSunnah.

Marilah kita membentuk diri, dan memohon kepada Allah agar termasuk golongan pertama.

Ibu-ibu yang diRahmati Allah, untuk masuk syurga itu adalah mudah,Allah sudah menawarkan kepada siapa yan mau. Utamanya kita sebagai muslimah dekat sekali untuk dapat memasukinya, antara lain: kita meninggal atas ridho dan dengan do'anya suami,meninggal karena melahirkan, menghantarkan anak sholeh/sholehah kepada calon suami/isteri,hajjah yang menjaga mabrurahnya,kita shaum sesuai tuntunan alQur'an dan asSunnah.

Pada kesempatan ini saya ingin mengangkat sebuah hadist yang inSya Allah bisa kita amalkan
dalam kegiatan sehari-hari, yang dengan Izin dan Rahmat Allah dapat memasuki syurgaNya.

Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Fathul Bari 11/213 dan Muslim 4/2076,
Rasulullah,bersabda: "Wahai Abdullah bin Qois!.Maukah kamu, aku tunjukan perbendaharaan syurga ?.Aku, berkata: aku mau, wahai Rasulullah !, Rasul berkata: Bacalah: Laa haula walaa quwwata illa billah.

Dengan kalimat thoyyibah yang singkat, dapat menghantarkan hambaNya kedalam syurgaNya.
Maka dalam berIbadah, kita harus bersandar kepada al Qur'an dan asSunnah, untuk itu Islam mengajarkan kita harus berIlmu dalam berbuat, belajar dan belajar tanpa henti sampai sebelum dimasukan ke dalam liang lahat. Kita semua bermula dari tidak tahu, harus berusaha menjadi tahu.

Ibu-ibu yang diRahmati Allah, demikian yang bisa saya sampaikan.Marilah dari sekarang dalam segala tindakan kita selalu menghadirkan bahwa dengan kekuatan Allah kita dapat berbuat.

Hasil dari berbagi pengalaman:
1.Dalam setiap melakukan kegiatan, diusahakan agar hati selalu menghadirkan Allah Taála, sehingga kita yaqin bahwa keberhasilan itu bukan hasil usaha kita semata,tanpa kekuatan dan pertolonganNya.

2. Niatan baik, jangan ditunda-tunda sehingga sampai mendapatkan peringatan
Allah yang "boleh dikatakan menyakitkan" (tambahan; Masih baik peringatan Allah ini, kitanya masih hidup di dunia,kalau sudah di alam akherat, sudah tidak bisa merubah diri ataupun bertaubat)

3.Rasa putus asa harus diperangi , karena itu adalah godaan syetan.Adagium,
bahwa kita harus berserah diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah Ta'ala.

4.Usaha yang sesuaidengan yang kita harapkan , tidak terlepas dari kekuatan Allah yang diberikan kepada kita, kita wajib bersyukur ...,sehingga terasa oleh kita sering mendapatkan kebaikan-kebaikan yang tidak kita duga-duga.Namun tidak jarang juga yang kita harapkan masih tertunda, disitu kita harus bershabar. (QS Ibrahim ayat 5)

Ceramah Temu Darat Salamaa 3, 26 Nov 2005 di Utrech




Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:19 AM





dikilik

Image hosted by Photobucket.com
Dikilik voor Niks
Oleh: Emaknya Anissa - Delft

Kejadian ini kualami kira-kira 7 tahun yang lalu, ketika itu kami baru kembali lagi ke Belanda setelah 2 tahun tinggal di Malaysia karena tugas suami. Waktu itu aku merasakan tidak enak dan rasa sakit ditelinga, mungkin karena infeksi. Ini memang penyakit langgananku, sebab digendang telingaku terdapat bolong kecil sehingga rentan dengan kuman yang datang dari luar. Sehingga aku harus ekstra hati-hati dengan kemasukkan air ditelinga atau kena flu. Oleh karena sering bolak balik dengan penyakit yang sama, jadinya aku sudah punya dokter T.H.T langganan di Rumah Sakit, kalau serasa ga enak di telinga aku tidak perlu lagi ke Huisarts dulu, tapi bisa langsung bikin janji ke Rumah Sakit, bagian T.H.T.

Nah,,,suatu hari suamiku bikin janji lewat telepon dengan Rumah Sakit, kapan aku bisa ketemu dokter T.H.T langgananku. Setelah bikin janji bagian resepsionis Rumah Sakit itu bertanya apakah dalam waktu setahun terakhir ini aku pernah mengunjungi Rumah Sakit di Negara Dunia ketiga .Tentu saja dijawab sama suami dengan kata yess!, karena sakit telinga ini kebetulan oleh-oleh dari Malaysia. Heiiyy… ternyata jawaban tersebut mengundang kerjaan baru buatku, di bagian-bagian tertentu di badanku harus diperiksa dulu di Huisarts(dokter keluarga) untuk memastikan bahwa aku tidak membawa bakteri tertentu (aku lupa namanya…) yang hanya ada di Rumah Sakit di Negara Dunia ketiga. Suamiku pun balik menjawab bahwa aku hanya langs komen aja koq di Rumah Sakit sana ga pake acara logeren alias menginap segala.Wah… ternyata sidia tetep ngotot, kalo aku ke Rumah Sakit harus membawa surat keterangan dari Huisarts bahwa aku bebas bakteri yg ditakutinnya itu….

Yah…. Demi kesembuhan telingaku, akhirnya aku pergi juga ke Huisarts walaupun pake acara ngomel-ngomel dulu ke suami (kachiaan deh suamiku tercinta, sudah ngotot-ngototan ama orang rumah sakit, he.eeh dirumah harus ngedenger omelan istri, tapi aku seh .. bukan ngomelin dia, ya .. ngomelin Rumah sakit Belanda yang terkenal banyak aturan….).

Singkat cerita aku sudah berada di prakteknya Huisarts, aku disambut dengan senyuman ramah asisten dokter yang kebetulan masih muda usianya kira-kira 20an lah. Kuceritaka maksud kedatanganku seperti sesuai dengan yang dibicarakan di telpon. Kemudian dia mempersilahkan aku masuk ke kamar yang letaknya bersebelahan dengan ruang praktek dokter.

“Anda saya aja yang bantu ya”, katanya, “jadi tidak perlu ditangani langsung dokter. Sebelumnya saya jelasin dulu, bahwa saya mau ambil bakteri yang ada diketiak dan lobang hidung anda …dan.. bla…bla…bla...!.”

Door…serasa ngedengerin suara petasan anak tetangga….(maksudnya agak kaget sedikiit…gitu he…he..!) bla…bla.nya yang lain tidak ku dengerin lagi, yang kebayang dibenakku… yaitu tuh.. kedua daerah rawan geliku mo dikilik-kilik untuk mencari makhluk super halus yang kemungkinan bersemayam disana…!

Alhamdulillah… pikirku, untung bukan dokterku yang berjenis kelamin laki-laki itu yang melakukannya. Si Asisten pun melanjutkan tugasnya dengan mengeluarkan dua tabung kecil panjang yang didalamnya terdapat kayu kecil panjang segede lidi yang ujungnya ada kapasnya, seperti kapas untuk bersihin telinga tapi lebih panjang lagi. Ketiakku pun mulai dikerjainnya sambil sebelumnya bilang “maaf ya Mevrouw kayanya ga geli koq, saya hanya kilik-kilik sedikit aja..he…he..!”. “Nah sekarang lubang hidungnya ya…”, sambil memasukkan kayu kecil yang sudah dipakai ketabung dan dikasih stiker kemudian mengambil yang baru lainnya dari tabung yang lain. Wah .. aku agak deg-deg plas juga takut kalo lubang hidungku kegelian kemudian aku ber- hacuuiii… ria bakalan berterbangan tuh seluruh benda dihadapanku…en si Asisten bakalan kebagian gerimis lokal….deh !

Alhamdulillah.. lagi ternyata yang kucemasin tak terjadi, setelah si Asisten menyelesaikan tugasnya, dan memasukkan benda-bendanya tadi ketabung, kami bikin janji lagi untuk mengambil hasilnya kira-kira satu minggu lagi. Kemudian aku melangkah pulang dengan perasaan lega…tapi masih mikir mana mungkin makhluk super halus yang bernama bakteri itu akan mampir keketiakku, sebab aku kerumah sakit di Malaysia untuk periksa telinga, bukan badan, lagian aku kan pakai kerudung…, kalo hidung mungkin juga…..yah sudahlah kalau itu memang maunya Rumah Sakit di Belanda, hiburku kediri sendiri.

Setelah beberapa minggu berlalu, hari janjian aku kerumah sakitpun tiba (jangan kira ya kalo bikin janji dengan rumah sakit di Belanda akan diterima dalam waktu 2 minggu, paling cepat satu bulan menunggu…). Dengan membawa surat wasiat dari Huisarts bahwa aku bebas dari bakteri, aku langsung menuju keruang T.H.T di lantai dua. Sesampainya disana aku langsung ke loket bagian administrasi T.H.T. untuk lapor diri sekalian menyerahkan surat dari Huisartsku.

“Selamat siang, saya punya janji dengan dokter Kuyper “ kataku.

“Selamat siang Mevrouw, siapa nama anda?” balas pegawai diloket. Aku sebut namaku. Pegawai itupun mencari namaku di daftar yang dipegangnya. “Ya, nama anda ada silahkan tunggu diruang duduk” katanya ramah.

“Ini saya bawa surat keterangan dari Huisarts, bahwa saya bebas bakteri Rumah Sakit Negara Dunia ketiga. Karena saya pernah mengunjungi Rumah Sakit di Malaysia dalam tahun ini” lanjutku.

“Apakah anda pernah diopmane disana?” tanyanya.

“ Tidak hanya datang sebentar untuk periksa telinga koq” jawabku.

“Oh, kalau begitu tidak perlu… bawa aja kembali surat itu” katanya dengan senyum santai tanpa menyentuh surat yang ku sodor.

“Tapi..kata resepsionis dibawa waktu bikin janji pertama dulu, pokoknya kalau pernah mendatangi Rumah Sakit di Negara Dunia ketiga, aku harus diperiksa dulu sebelumnya” jawabku agak keheranan.

“Ah…tidak perlu Mevrouw kecuali kalau anda diopname di sana…” jawabnya lagi sambil tersenyum dan melangkah keruang dokter dengan membawa map arsip pasien selanjutnya ditangannya. Kebetulan saat itu ada pasien yang baru keluar dari ruang dokter.

Oaaalaaaa…! Ketiak dan lubang hidungku sudah dikilik kilik ternyata tidak ada gunanya…….! gerutuku dalam hati sambil ngeloyor menuju tempat duduk……!

Selanjutnya pembaca yang budiman, apa yang ada dipikiranku? Silahkan diterusin sendirilah ……! Bayangkan aja sendiri kalo anda menjadi saya……..

Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:16 AM





salata

Image hosted by Photobucket.com
CHORIATIKI SALATA ( Salad Yunani dgn keju Feta)
Oleh: Carla vd Drift

Salad ini adalah salah satu salad yang terkenal dan termasuk salad yang paling digemari di Yunani. Di hampir setiap restorant dan teras-teras kecil di Yunani Selatan bisa didapati. Salad ini bisa dimakan disiang hari dengan stokbrood atau jenis roti lainnya. Juga bisa dimakan sebagai makanan pembuka untuk makan besar sebelum makanan utama.

Bahan yang dibutuhkan: Untuk 6 orang
2 bh Timun dikupas dan diiris bulat.
3 buah Tomat besar yang matang, diris kasar memanjang.
1 bh bawang merah besar( bukan bawang merah biasa) diiris bulat tipis
200 gr keju Feta, potong dadu
6 bj Zaitun hitam, dibuang bijinya kemudian diiris kasar
3 sdm minyak Zaitun
4 sdt air citroen segar
1½ sdm Oregano kering

Cara Membuatnya:

Campur irisan timun, irisan tomat, irisan bawang merah dan Feta di dalam sebuah schaal.
Campur minyak zaitun, air citroen dan oregano, siram keatas sayuran tadi.
Aduk semua bahan, hidangkan dengan menaburi buah zaitun hitam diatasnya.

Catatan:
Aslinya Salad Yunani ini dibuat dengan menggunakan keju Feta yang berasal dari susu Domba. Akan tetapi Feta yang berasal dari Yunani dibuat dari susu Domba dan juga susu Kambing. Di Belanda keju Feta kebanyakan dijual berasal dari susu Sapi, jadi rasanya kurang enak jika digunakan untuk salad ini. Keju Feta asli yang berasal dari Yunani dimport dari Dodoni A.G.
Salad ini bisa dimakan dengan roti atau stokbrood dan bisa juga dengan roti Turki.
Sebagai pengganti air Citroen bisa juga diganti dengan air cuka.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:13 AM





salamaa17


WEBLOG SALAMAA EDISI XVII/11/05

Assalamualaikum. wR.wB
Saudari muslimah yang berbahagia,
Udara di langit Belanda kian mendingin, tapi tidak menyurutkan keinginan hati yang menggebu untuk saling bertemu, bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Berbagai kegiatan digelar sebagai wadah pertemuan itu, atas inisiatif saudari muslimah yang bergabung di milis, Salamaa pun akan menggelar kegiatan silaturahmi halal bi halal TEMU DARAT 3 yang Insya Allah akan diselenggarakan di Utrech. Mari bergabung untuk lebih saling mengenal dan memperluas silaturahmi kita. Weblog Salamaa juga ikut berbenah, sedikit cat sana sini, dan berdasarkan masukan saudari muslimah akhirnya selesai juga. Semoga semakin lebih nyaman membaca artikel-artikel menarik Salamaa berikut ini:

Image hosted by Photobucket.com
Menggapai Cahaya ILlahi
Oleh: Ibu Enni - Blaricum
Sebuah kisah sejati yang mengharukan, seorang muslimah yang mencari dan menggapai kembali cahaya ILlahi. "Pada saat menulis saya sedang terbaring sakit dan menjadi emosionil, bahkan menangis dikarenakan kembali terbayang akan peristiwa-peristiwa yang saya alami, sehingga dalam menulis ini saya membutuhkan waktu yang agak lama." demikian penuturan Ibu Enni dalam emailnya untuk Salamaa. Kisah panjang ini dimuat dalam dua bagian untuk Salamaa edisi kali ini dan mendatang Selanjutnya baca...

Image hosted by Photobucket.com


Image hosted by Photobucket.com

Wanita-wanita Teladan dalam Islam
(Asma'binti Abu Bakar)

Dia seorang wanita muhajir yang mulia dan tokoh yang besar karena akal dan kemuliaan jiwa serta kemauannya yang kuat. Asma' dilahirkan tahun 27 sebelum Hijrah. Asma' 10 tahun lebih tua daripada saudaranya seayah, Aisyah, Ummul Mu'minin dan dia adalah saudara sekandung dari Abdullah bin Abu Bakar.

Selanjutnya baca...



Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com
Menghadapi si Preman Kecil
Oleh : Dessy Nataliani - Den Haag

Preman Kecil? Masa anak kecil bisa jadi preman? Yup! Kenyataannya menurut catatan di European Conference on Initiatives to Combat School Bullying, VOO organisasi yang mewakili Belanda pada konferensi itu melaporkan sudah hampir 385.000 siswa menjadi korban si preman kecil ini. Siapa dan seperti apa sih aksi si preman kecil ini sampai dibahas di konferensi internasional segala???Selanjutnya baca...



Image hosted by Photobucket.com


Image hosted by Photobucket.com
Paprika dengan Kacang Mente
Oleh: Caarla vd Drift (diterjemahkan oleh Khairina - Delft)
Mau tahu dan mencicipi masakan Suriname sebagai salah satu komunitas penduduk di Belanda ini? Coba nasi dengan Paprika dan kacang Mente, Mbak Nina berbaik hati menulis dan menterjemahkan resep yang dikirim oleh salah seorang rekannya ini.
Selanjutnya baca...



Image hosted by Photobucket.com



Image hosted by Photobucket.com
Quorn Tikka Masala Saus
Oleh : Caarla vd Drift

Paprika dengan kacang mente diatas dimakan dengan nasi putih, selain itu pelengkap lainnya adalah saus Quorn Tikka Masala, hoaahh...apapula itu? Selanjutnya baca...






Image hosted by Photobucket.com




Pisang Molen
Oleh: Dessy - Den Haag
Camilan yang tidak asing lagi terutama di daerah Bandung, pisang molen. Mudah membuatnya dan rasanya tidak akan mengecewakan, akan lebih harum ditambah dengan vanili...camilan ini cocok dimakan saat dingin-dingin begini, karena lumayan mengenyangkan Selanjutnya baca...





Image hosted by Photobucket.com


Silakan saudari muslimah mengirim komentar atau pertanyaan untuk tiap artikel salamaa di postcomment (baris paling akhir setiap artikel) Insya Allah pertanyaan akan mendapat respon dari penulis yang bersangkutan di halaman yang sama.

Foto: by fotosearch.com dan koleksi pribadi









Selanjutnya...

SalaMAA @ 7:21 AM





saus

Image hosted by Photobucket.com
Quorn Tikka Masala Saus
Oleh: Caarla vd Drift

Bahan:
1 bh Bawang Bombay diiris
150 ml air
225 gr Quorn* naturel (yg sudah dipotong dadu)
2 sdm minyak goreng
4 sdm (60 ml) yoghurt (lebih baik Biogarde yoghurt “roer” atau “stand”)
1 kotak (80 gr) Tikka Masala Indianse currypasta, coriander & citroen, merk Patak’s Original

Cara Membuatnya:

Campur isi Tikka Masala dengan 2 sdm (30 ml) yoghurt. Masukkan Quorn kemudian diaduk sampai rata. Simpan di kulkas antara 15 menit s/d 2 jam, hingga bumbu meresap.

Panaskan minyak diwajan, tumis irisan bawang Bombay hingga layu/harum, kemudian, masukkan Quorn yang sudah dibumbui Tikka Masala. Masak dengan api kecil kira-kira 1 menit.

Masukkan air kedalam wajan tadi sambil diaduk hingga semua bahan tercampur rata. Kemudian tutup wajan dan biarkan masak dengan api kecil lebih kurang 20 menit.

Terakhir masukkan sisa yoghurt dan diaduk, segera hidangkan dengan nasi atau naanbrood (Roti India).

*Quorn adalah vegetaris makanan pengganti kipfilet, dibuat dengan bahan dasarnya dari sejenis jamur. Sebagai pengganti Quorn ini bisa menggunakan kipfilet atau daging.

Semua bahan bisa didapat di Supermarket seperti Konmar dll.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 8:25 PM





paprika

Image hosted by Photobucket.com
Paprika dengan Kacang Mente
Oleh: Caarla vd Drift

Bahan:

3 bh Paprika merah diiris kasar
2 siung Bawang putih dicincang halus
1 bh Bawang Bombay diiris kasar sedang
40 gr Kacang Mente
2 sdt Sambel Bajak
Minyak goreng untuk menumis

Cara membuatnya:
Gonseng kacang Mente tanpa minyak hingga berwarna coklat, kemudian sisihkan.
Masukkan sedikit minyak goreng diwajan hingga panas, masukkan irisan bawang bombay, bawang putih cincang dan sambal bajak. Setelah layu masukkan irisan paprika kedalamnya.
Setelah paprika matang masukkan kacang Mente, kemudian diaduk rata. Siap untuk dihidangkan dengan nasi hangat.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 8:22 PM





enni

Image hosted by Photobucket.com
Menuju Cahya Ilahi
Oleh : Ibu Enni - Blaricum

Bismillahir-rahmanir-rahim,
Puja dan puji hanyalah milik Allah, hanya Dialah Zat yang hak untuk diibadahi, dan hanya Dia pula satu-satunya Zat yang patut ditakuti, sebab Dialah Rabb semesta alam, Maha Penguasa dan Maha Pengatur.

Saudara Muslimin dan Muslimah yang saya cintai dimanapun saudara-saudara berada, saya ingin berbagi ceritera atau ini merupakan curhatan hati saya yang pertama. Selama ini saya menutupi diri, bahkan secara radikalnya saya membangun benteng sangat tinggi, emosi telah saya kubur begitu dalam sehingga untuk menangis masih saya pertanyakan pada logika pantaskah saya lakukan?.

Selama ini lebih dari 20 (baca dua puluh) tahun kehidupan saya hanya berlandaskan rasio atau logika, menutupi dari emosi yang hanya memperlemah ke-eksistensian diri saya di dunia nyata ini. Adapun maksud dan tujuan saya dalam penulisan pengalaman saya ini, adalah semata-mata semoga saudara-saudara umat Islam di manapun berada mendapat hikmah yang bisa dipetik dari perjalanan kehidupan saya. Begitu pula saya mohon ma’af sebesar-besarnya, apabila tata- bahasa Indonesia yang saya pergunakan sangat jauh dari sempurna. Saat terakhir kali saya menulis surat yang sangat panjang di dalam bahasa Indonesia tertanggal 23 Januari 1991, surat tersebut, saya tujukan untuk ayahanda saya. Setelah ayahanda meninggal dunia tepatnya pada tanggal 4 Oktober 1991, kesukaan saya menulis surat berhenti. Bila adakalanya saya mengirim surat untuk ibu atau anggota keluarga lainnya di Indonesia, isinya semata-mata mengabarkan kabar baik dari Belanda itu saja.

Latar belakang

Saya terlahir pada tanggal 6 April 1958 di Cimahi, Jawa Barat. Ayahanda (alm.) Soecro Muhammad Arief bin Arie dan Ibunda Hajjah, Siti Hadijah Arief binti Wiradireja. Saya anak kedua dari tujuh bersaudara. Masa kanak-kanak saya lalui dengan biasa-biasa saja. Sekolah Dasar hingga kelas tiga saya lalui di Sumedang, kelas empat di kota Labuan - Banten, dari kelas lima hingga SMP saya lalui di Jakarta.

Saya memang boleh dikatakan anak yang keras kepala dan bandel, bila saya mempunyai suatu keinginan cara apapun akan saya lakukan untuk mencapai keinginan tersebut. Saya sering bertengkar dengan kakak saya( hallo teh Pipiet Senja apa kabar nih?) bahkan saya masih ingat waktu itu usia saya 10 tahun, saking kesal dan marah pada kakak, saya katakan saya akan pergi jauuuh sekali menyeberangi lautan, saya akan terbang dengan pesawat udara yang besaaar sekali. Waktu itu saya marah buanget dengan kakakku ini, sehingga mulai pada saat itulah saya bertekad suatu saat saya akan pergi menjauhi kakakku ini.

Saya juga masih ingat bila saya dan kakak saya selesai sekolah dan kami sore hari ke sebuah Pesantren di Sumedang untuk belajar ngaji, ada-ada saja alasan saya untuk menghindari kewajban satu ini. Saya lebih baik main sepak bola atau manjat pohon kalau bisa pohonnya yang paling tinggi, biar tidak kelihatan oleh nenek saya yang menyuruh saya belajar ngaji terus. Akhirnya, kakak saya yang sering diajak oleh nenek mengikuti pengajian kemana-mana. Pada saat itulah saya bersahabat dengan Keluarga Bapak Widodo yang mengontrak rumah nenek di Sumedang. Keluarga ini beragama Katholik dengan keluarga ini saya sedikit-sedikit belajar bermain piano dan belajar lagu-lagu rohani dari Kitab Injil. Kegiatan itu saya lakukan secara sembunyi-sembunyi, saya tidak mengetahui apakah nenek, ibu atau kakak saya pernah mengtahui hal itu? Wallahuallam.

Peranan ayah terhadap perkembangan diri saya boleh dikatakan cukup bijaksana. Sebagai seorang prajurit ayah sering dikirim oleh pemerintah ke pelosok-pelosok Repulik Indonesia, misalnya sewaktu mengamankan Ibu Pertiwi dari gerilya Kahar Muzakar. Pengertian saya sewaktu kecil bila ayah pulang lalu ayah pergi lagi, maka saya akan diperkaya oleh seorang adik lagi begitulah yang terjadi berkali-kali dan bertahun-tahun kemudian. Hingga ahirnya, saya menjadi anak kedua dari tujuh bersaudara.


Pada saat saya menduduki bangku SMP ibarat disambar petir ketika ayah menceriterakan bahwa kakak saya Pipiet Senja menderita penyakit leukemia. Pada tahun yang sama pula ibu saya harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (pada saat itu RSPAD) di bagian Penyakit Jiwa. Orang-orang mengatakan bahwa ibu saya telah hilang ingatan, mungkin istilahnya adalah over-spanen dikarenakan kesulitan ekonomi yang kami alami pada saat itu. Ayah kami bekerja sebagai anggota militer di KODAM V Jaya kemudian malam hari bekerja pada sebuah toko yang menjual baju-baju dan keperluan militer lainnya. Hal itu beliau lakukan untuk mencari tambahan, tentunya untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari bagi anak-anak dan isterinya.

Saya menamatkan SMP di Jakarta dengan seluruh mata pelajaran nilai 9 kecuali nilai agama 6. Karena tidak ada biaya untuk melanjutkan ke SMA saya menganggur selama setahun, pada waktu menganggur itulah saya melakukan aksi protes khususnya terhadap ayah. Misalnya saya berpacaran dengan anak Pendeta, saya tidak lagi mengerjakan shalat apalagi puasa Ramadhan. Saya melakukan ekstrim diet hingga berat badan saya tinggal 35 kilo, saya berahir menjadi anorexia pasien. Saya sering bertengkar dengan ayah hingga beliau pernah menampar dan memukul saya hingga saya jatuh pingsan pada saat itu. Kemudian saya meninggalkan rumah di Jakarta, saya tinggal dengan nenek dari pihak ayah di Cimahi.

Atas saran dan permintaan nenek dan paman Ikin di Cimahi, ahirnya ayah saya datang ke Cimahi menemui saya.

Ayah menyerahkan surat bea siswa untuk saya, sehingga saya dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tehnik Menengah PUSDIKHUBAD (Pusat Pendidikan Hubungan Angkatan Darat)di Cimahi. Saya ikuti permintaan ayah untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan gratis belajar, meskipun dalam hati saya menggerutu karena bukan sekolah semacam itu yang saya inginkan. Cita-cita saya? Insinyur Pertanian atau Arsitek. Baru 6 bulan saya mengikuti pendidikan di STM saya keluar dan tanpa sepengetahuan ayah saya, saya melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pendidikan Pariwisata dan Perhotelan di Cimahi juga. Saya dikaruniai Allah SWT kemudahan dalam mempelajari dan menguasai bahasa Asing misalnya bahasa Inggeris, Perancis, Jerman dan Belanda. Sewaktu saya menduduki kelas 1 SMP saya hanya berbicara bahasa Inggeris (baik di dalam maupun di luar sekolah) dengan ibu dan bapak guru pengajar bahasa Inggeris.

Pendidikan di (sebut saja )SMA Pariwisata dilakukan pada sore hari, pagi-pagi saya bekerja sambilan di Tourist Informations Centre di Alun-Alun Bandung. Ayah saya akhirnya mengetahui bahwa saya telah keluar dari STM, wah.....beliau muarah banget, tanpa memberitahu sebelumnya (pada saya tentunya), dengan memakai pakaian kebesaran Militer lengkap dengan senjata pula (aduuuh ampun kaya mau perang gitu lho..) mencari saya dan ngamuk di sekolah baru saya. Tentu saja saya kaget melihat SIKON yang gawat dan panas, saya kumpulkan Bapak Direktur sekolah, guru pengajar bahasa Inggeris, guru pengajar bahasa Jerman, guru pengajar bahasa Belanda, guru pengajar bahasa Perancis dan kebetulah hadir pula guru pengajar Agama Islam..


Setelah satu persatu saya buka dengan pembukaan kecil dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Perancis dan Indonesia yang mana saya tegaskan bahwa pada sekolah tersebut saya bertekad untuk tetap melanjutkan pendidikan saya dengan atau tanpa dibiayai oleh ayah saya. Saya masih ingat bagaimana reaksi ayah saya pada saat itu, marah, kecewa, bangga entahlah sulit untuk saya tuliskan. Yang jelas pada akhirnya beliau mengatakan kepada guru-guru saya tersebut bahwa beliau memberi kepercayaan sepenuhnya untuk mendidik saya sebaik-baiknya. Kemudian saya masih ingat pula ayah saya berbiara dengan guru pengajar Agama Islam secara terpisah, saya tidak pernah mengetahui apa yang dibicarakan oleh mereka.

Selanjutnya ayah saya berpesan bahwa dengan pilihan saya tersebut hendaknya saya dapat mengambil manfaat untuk masa depan. Maklum pada saat itu biaya untuk mengikuti pendidikan tersebut cukup mahal. Uang sekolah per-bulan cukup tinggi belum biaya job-training di hotel-hotel atau di travel biro. Ahirnya pada setiap job-training saya selalu melamar pekerjaan pada hotel-hotel, travel biro dan Dinas Pariwisata. Bila teman-teman satu sekolah mereka harus membayar on the job- training, saya malah mendapat gaji dan pengalaman bekerja. Saya sering dilayani oleh teman-teman sekolah bila kebetulan saya sedang menyertai group Tour-Operator dari Eropa, kami makan siang atau makan malam di sebuah restauran pada salah satu hotel entah itu di Bandung atau di Jakarta.

Pada masa menduduki SMA Pariwisata ini, ayah mendatangkan guru mengaji untuk saya namanya Ibu Eha. Saya dituntun dengan penuh kesabaran oleh Ibu Eha untuk mempelajari Al-Qur’an, begitu bijak dan sabarnya hingga ketika saya meminta untuk diajarkan membaca Surat Yassin yang akhirnya menjadi surat favoriet saya, beliau mengiyakan.

Lulus dari SMA Priwisata saya melanjutkan pendidikan ke Akademi Pariwisata dan Perhotelan di Yogyakarta. Saya sengaja memilih kota Yogyakarta karena biaya kuliah lebih murah bila dibandingkan dengan di Bandung. Persis satu tahun saya kuliah di Yogyakarta, saya mendengar berita dari ayah saya bahwa ibu, adik laki-laki saya dan kakak saya dirawat di rumah sakit. Saya memutuskan untuk berhenti kuliah meskipun ayah saya tidak setuju, setelah saya katakan bila saya tetap kuliah berarti kesempatan untuk adik-adik saya (ada lima orang) tidak ada lagi. Saya katakan pada beliau sebagai anak yang kedua (tidak ada maksud saya untuk mengecilkan akan keberadaan kakak saya ...sorry ...teh Pipiet Senja) yang secara pisik saya sehat dan mampu membantu beliau untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Ahirnya ayah saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali meminta pada saya untuk ikut dan menetap di Jakarta. Perlu diketahui pada saat itu ibu, kakak dan adik-adik saya bertempat tinggal di Cimahi sedangkan ayah saya mengontrak rumah di Jakarta karena beliau masih berdinas di KODAM V Jaya.

Saya kembali menetap dengan ayah di Jakarta dengan perjanjian dari saya bahwa ayah harus menerima biaya kontrak rumah dari saya, karena pada saat itu saya sudah diterima bekerja sebagai Tour Leader pada sebuah travel biro di Jakarta. Saya sarankan pada ayah gunakanlah untuk membantu-bantu uang sekolah adik-adik saya yang lebih membutuhkannya.


Masa Pernikahan Pertama.

Setelah lebih kurang dua tahun bekerja sebagai Tour Leader, saya menikah dengan boss perusahaan tersebut, pernikahan di bawah tangan? Entahlah, yang jelas pada awal tahun 1980 kami menikah secara Islam (suami saya waktu itu masuk Islam untuk menikahi saya) dan status saya di masyarakat sebagai isteri kedua. Ironisnya, isteri pertama masuk Protestan untuk dinikahi suami saya, lantas suami saya masuk Islam untuk menikahi saya. Dasar pernikahan saya? Materi!! Dasar pernikahan suami saya? Keturunan!!

Setelah menikah saya membeli dua buah rumah, satu untuk diri saya sendiri dan yang satunya lagi untuk keluarga saya bila berkunjung ke Jakarta. Saya diberi kebebasan oleh suami saya untuk membeli apa saja yang saya inginkan, mobil baru setiap saat boleh. Ke luar negeri untuk belanja, boleh. Saya diharuskan oleh suami saya untuk hanya mengenakan baju-baju designer terkenal, katanya gengsi harus dijaga non. Suami menyebut saya non, karena maklum perbedaan usia yang jauh. Saya dimanja, bahkan akhirnya diperlakukan seperti Barbie pop. Saya disekolahkan untuk menjadi akhli penata rambut pada Rudi Hadisuwarno, juga saya disekolahkan untuk menjadi akhli kecantikan. Dalam waktu singkat saya membuka sebuah salon kecantikan dan rambut, kemudian menjadi dealer untuk kosmetik Wella dan Revlon.

Pada tanggal 23 Desember 1980 di Jakarta, lahirlah anak laki-laki kami yang kami beri nama Peter Arief Rorimpandey. Nama Peter di ambil dari Kitab Injil tepatnya dari ceritera Petrus. Suami saya sangat bangga ahirnya kerinduannya untuk mempunyai keturunan apalagi anak laki-laki, telah terkabulkan.

Setelah kelahiran anak kami, saya berharap pembawaan suami saya yang meskipun telah mempunyai dua orang isteri akan berubah, suami sering menyeleweng istilahnya menyukai daun-daun muda, Bila bertugas ke luar kota atau ke luar negeri sendiri, sering menelepon saya dan sengaja menceriterakan kepada saya bahwa dia pada saat itu sedang ditemani oleh wanita-wanita muda dan cantik. Saya bayar koq!! Begitu pengakuannya pada saya. Saya sering menangis sambil memeluk anak kami yang baru berusia beberapa bulan, saya berjanji pada diri saya sendiri untuk melindungi bayi yang tidak berdosa dari perbuatan ayahnya.

Saya berkali-kali mengemukakan keinginan pisah dari suami saya pada saat itu, jawaban yang saya dapat? Saya ditampar, ditendang, rambut saya dijambak dan diancam untuk tidak akan bertemu lagi dengan anak saya bila saya bercerai. Saya tidak ingin menceritakan keadaan rumah tangga saya terhadap orang tua, meskipun ayah saya tinggal berhadap-hadapan rumah. Buat saya itu semua adalah konsekwensi atas pilihan saya menikah dan menjadi isteri kedua dari seorang pria yang pada kenyataannya tidak pernah saya cintai.

Pada tanggal 21 April 1984 atas dasar kesepakatan bersama, akhirnya kami bercerai di KUA Pengadilan Negeri Agama Jakarta Timur. Saya kembali bekerja pada salah satu travel biro sebagai Tour Leader untuk inbound dan outbound, dus kadang-kadang tour dalam negeri bila diperlukan tour keluar negeri. Anak saya lebih banyak diasuh oleh orang tua saya dan juga oleh kakak saya teh Pipiet Senja , yang pada saat itu tinggal tidak jauh dari rumah saya dan kebetulan kakak saya juga mempunyai putera yang selisih usianya berbeda 10 bulan dengan anak saya.

Bersambung...

Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:20 AM





istri5

Image hosted by Photobucket.com
Wanita Teladan dalam Islam
Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dia seorang wanita muhajir yang mulia dan tokoh yang besar karena akal dan kemuliaan jiwa serta kemauannya yang kuat. Asma' dilahirkan tahun 27 sebelum Hijrah. Asma' 10 tahun lebih tua daripada saudaranya seayah, Aisyah, Ummul Mu'minin dan dia adalah saudara sekandung dari Abdullah bin Abu Bakar.

Asma' mendapat gelar Dzatun nithaqain (si empunya dua ikat pinggang), karena dia mengambil ikat pinggangnya, lalu memotongnya menjadi dua. Kemudian, yang satu dia gunakan untuk sufrah (bungkus makanan untuk bekal) Rasulullah SAW, dan yang lain sebagai pembungkus qirbahnya pada waktu malam, ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq keluar menuju gua.

Penduduk Syam mengolok-olok Ibnu Zubair dengan julukan "Dzaatun nithaqain" ketika mereka memeranginya. Maka Asma' bertanya kepada puteranya itu, Abdullah bin Zubair :"Mereka mengolok-olokkan kamu ?" Abdullah menjawab :"Ya." Maka Asma' berkata :"Demi Allah, dia adalah benar." Ketika Asma' menghadap Al-Hajjaj, dia berkata: "Bagaimana engkau mengolok-olok Abdullah dengan julukan Dzatun nithaqain ? Memang, aku mempunyai sepotong ikat pinggang yang harus dipakai oleh orang perempuan dan sepotong ikat pinggang untuk menutupi makanan Rasulullah SAW."

Asma' telah lama masuk Islam di Mekkah, sesudah 17 orang dan berbai'at kepada Nabi SAW, serta beriman kepadanya dengan iman yang kuat.

Pengamalan Islam Asma' yang Baik
Pada suatu ketika, datang Qatilah binti Abdul Uzza kepada puterinya, Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq, sedangkan Abu Bakar telah menalaknya di zaman jahiliyyah, membawa hadiah-hadiah berupa kismis, samin dan anting-anting. Namun Asma' menolak hadiah tersebut dan tidak mengizinkannya memasuki rumahnya. Kemudian dia memberitahu Aisyah :"Tanyakan kepada Rasulullah SAW ....?" Aisyah menjawab :"Biarlah dia memasuki rumahnya dan dia (Asma') boleh menerima hadiahnya."

Tindakan Asma' yang Baik
Abu Bakar r.a. membawa seluruh hartanya yang berjumlah 5.000 atau 6.000 ketika Rasulullah SAW pergi hijrah. Kemudian kakeknya, Abu Quhafah datang kepada Asma' sedangkan dia seorang buta. Abu Quhafah berkata :"Demi Allah, sungguh aku lihat dia telah menyusahkan kalian
dengan hartanya, sebagaiamana dia telah menyusahkan kalian dengan dirinya."

Maka Asma' berkata kepadanya:"Sekali-kali tidak, wahai, Kakek! Beliau telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita." Kemudian Asma' mengambil batu-batu dan meletakkanya di lubang angin, di mana ayahnya pernah meletakkan uang itu. Kemudian dia menutupinya dengan
selembar baju. Setelah itu Asma' memegang tangannya (Abu Quhafah) dan berkata: "Letakkan tangan Anda di atas uang ini." Maka kakeknya meletakkan tangannya di atasnya dan berkata :"Tidaklah mengapa jika dia tinggalkan ini bagi kalian, maka dia (berarti) telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian." Sebenarnya Abu Bakar tidak meninggalkan sesuatu pun bagi keluarganya, tetapi Asma' ingin menenangkan hati orang tua itu.

Az-Zubair ibnul Awwam menikah dengannya, sementara dia tidak mempunyai harta dan sahaya maupun lainnya, kecuali kuda. Maka Asma' memberi makan kudanya dan mencukupi kebutuhan serta melatihnya. Menumbuk biji kurma untuk makanan kuda, memberinya air minum dan membuat adonan roti. Suatu ketika Az-Zubair bersikap keras terhadapnya, maka Asma' datang kepada ayahnya dan mengeluhkan hal itu. Maka sang ayah pun berkata : "Wahai anakku, sabarlah! Sesungguhnya wanita itu apabila bersuami seorang yang sholeh, kemudian suaminya meninggal dunia, sedang isterinya tidak menikah lagi, maka keduanya akan berkumpul di surga."

Asma' datang kepada Nabi SAW, lalu bertanya :"Wahai, Rasulullah, aku tidak punya sesuatu di rumahku, kecuali apa yang diberikan oleh Az- Zubair kepadaku. Bolehkah aku memberikan dan menyedekahkan apa yang diberikan kepadaku olehnya ?" Maka Nabi SAW menjawab :"Berikanlah (bersedekahlah) sesuai kemampuanmu dan jangan menahannya agar tidak ditahan pula suatu pemberian terhadapmu." Maka Asma' adalah termasuk seorang wanita dermawan. Dari Abdullah bin Zubair r.a. dia berkata :"Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma'." Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul padanya, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma', maka dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya. Asma'
adalah seorang wanita yang dermawan dan pemurah. Dia tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok. Pernah dia menderita sakit, lalu dia bebaskan semua hamba sahayanya.

Asma' ikut dalam Perang Yarmuk bersama suaminya, Az-Zubair, dan menunjukkan keberaniannya yang baik. Dia membawa sebilah belati dalam pasukan Said bin Ash di masa fitnah, lalu diletakkannya di balik lengan bajunya. Kemudian ditanyakan kepadanya :"Apa yang kamu lakukan dengan membawa ini ?" Asma' menjawab :"Jika ada pencuri masuk kepadaku, maka aku tusuk perutnya." Umar ibnul Khaththab r.a. memberi tunjangan untuk Asma' sebanyak 1000 dirham.

Asma' meriwayatkan 58 hadits dari Nabi SAW; dan dalam suatu riwayat dikatakan : bahwa dia meriwayatkan 56 hadits [Al-Kazaruni, "Mathaali'ul Anwaar"]. Telah sepakat antara Bukhari dan Muslim atas 14 hadits. Bukhari meriwayatkan sendiri atas 4 hadits, sedangkan Muslim juga meriwayatkan sebanyak itu pula. [Al-Hafih Al-Maqdisi, Al-Kamaal fii Ma'rifatir Rijaal]. Dalam satu riwayat : Diceritakan bahwa Asma' meri- wayatkan 22 hadits dalam Shahihain. Sedangkan yang disepakati Bukhari dan Muslim 13 hadits. Bukhari meriwayatkan sendiri 5 hadits, sedangkan Muslim meriwayatkan 4 hadits. [Ibnul Jauzi, "Al-Mujtana"]

Asma' Sebagai Penyair dan Pemberani
Asma' adalah wanita penyair dan pemberani yang mempunyai logika dan bayan. Dia berkata mengenai suaminya, Az-Zubair, ketika dibunuh oleh Amru bin Jarmuz Al-Mujasyi'i di Wadi As-Siba' (5 mil dari Basrah) ketika kembali dari Perang Jamal : Ibnu Jarmuz mencurangi seorang pendekar dengan sengaja di waktu perang, sedang dia tidak lari Hai, Amru, kiranya kamu ingatkan dia tentu kamu mendapati dia bukan seorang yang bodoh, tidak kasar hati dan tangannya semoga ibumu menangisi, karena kamu bunuh seoranng Muslim dan kamu akan terima hukuman pembunuhan yang disengaja

Tekad Asma' yang Kuat, Kemuliaan Jiwa dan Keberaniannya
Kata-kata Asma' kepada puteranya menunjukkan kepada kita tentang makna-makna yang luhur itu. Suatu saat puteranya, Abdullah, datang menemui ibunya, Asma' yang buta dan sudah berusia 100 tahun. Dia berkata kepada ibunya :"Wahai, Ibu, bagaimana pendapat Anda mengenai orang yang telah meninggalkan aku, begitu juga keluargaku." Asma' berkata :"Jangan biarkan anak-anak kecil bani Umayyah mempermainkanmu. Hiduplah secara mulia dan matilah secara mulia. Demi Allah, sungguh aku berharap akan terhibur mengenaimu dengan baik." Kemudian Abdullah keluar dan bertempur hingga ia mati terbunuh.

Konon, Al-Hajjaj bersumpah untuk tidak menurunkannya dari tiang kayu hingga ibunya meminta keringanan baginya. Maka tinggallah dia di situ selama satu tahun. Kemudian ibunya lewat di bawahnya dan berkata : "Tidakkah tiba waktunya bagi orang ini untuk turun ?" Diriwayatkan, bahwa Al-Hajjaj berkata kepada Asma' setelah Abdullah terbunuh :"Bagaimanakah engkau lihat perbuatanku terhadap puteramu ?" Asma' menjawab :"Engkau telah merusak dunianya, namun dia telah merusak akhiratmu."

Asma' wafat di Mekkah dalam usia 100 tahun, sedang giginya tetap utuh, tidak ada yang tanggal dan akalnya masih sempurna. [Mashaadirut Tarjamah : Thabaqaat Ibnu Saad, Taarikh Thabari, Al-Ishaabah dan Siirah Ibnu Hisyam]. Penulis buku, Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi mencatat dialog yang terjadi antara Asma' dengan Abdullah, dalam sebuah kasidah yang dianggap sebuah karya seni yang indah. Dia berkata : Asma' di antara manusia adalah sebaik-baik wanita ia lakukan perbuatan terbaik di saat perpisahan datang kepadanya Ibnu Zubair menyeret baju besi
di bawah baju besi berlumur darah ia berkata : Wahai, Ibu, aku telah payah dengan urusanku antara penawanan yang pahit dan pembunuhan yang keji. Teman-teman dan zaman mengkhianatiku, maka aku tak punya teman selain pedangku kulihat bintangku yang tampak terang telah lenyap dariku dan tidak lagi naik. Kaumku telah berupaya melindungiku, maka tak ada penolong selain itu jika aku menerimanya. Asma' menjawab dengan kelopak mata yang kering seakan-akan tidak ada tempat sebelumnya bagi air mata. Air mata itu berubah menjadi uap yang naik dari hatinya yang patah. Tidaklah diselamatkan kecuali kehidupan atau ia menjadi tulang-belulang seperti halnya batang pohon kematian di medan perang lebih baik bagimu daripada hidup hina dan tunduk jika orang-orang menelantarkanmu, maka sabar dan tabahlah, karena Allah tidak menelantarkan. Matilah mulia, sebagaimana engkau hidup mulia dan hiduplah selalu dalam namamu yang mulia dan tinggi tiada di antara hidup dan mati kecuali menyerang di tengah pasukan itu.

Kata-kata Asma' kepada puteranya ini akan tetap menjadi cahaya di atas jalan kehidupan yang mulia, yaitu ketika puteranya berkata : "Wahai, Ibu, aku takut jika pasukan Syam membunuhku, mereka akan memotong-motong tubuh dan menyalibku." Asma' menjawab dengan perkataan yang kukuh seperti gunung, kuat seperti jiwanya, besar seperti imannya, dan perkataan itulah yang menentukan akhir pertempuran : "Hai, Anakku, sesungguhnya kambing yang sudah disembelih tidaklah merasa sakit bila ia dikuliti."

Al-Manfaluthi menyudahi kasidahnya dengan perkataan : Datang berita kematian kepada ibunya, maka ia pun mengeluarkan air matanya yang tertahan.

Abdullah gugur sebagai syahid dan unggulan nilai-nilai yang tinggi dari ibu teladan. Kisah ini tercatat dalam lembaran-lembaran yang paling cemerlang dalam sejarah orang-orang yang kekal.

sumber: isnet dot org


Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:02 AM





pisangmolen

Image hosted by Photobucket.com
Pisang Molen
Oleh: Dessy - Den Haag

Bahan:
250 gr tepung terigu
Gula pasir secukupnya
1 sdm Margarine atau bisa diganti dengan minyak goreng
1 sdt vanili
garam secukupnya
1 gelas susu hangat
1 btr telur ayam
3-4 pisang raja di bagi 9 (tergantung besar kecilnya pisang)
Minyak untuk menggoreng

Cara:
- Aduk gula, margarine, vanili, garam.
- masukan telur ayam,aduk, masukan tepung terigu, aduk. masukan susu aduk kira-kira adonan bisa dibentuk (kalau kebanyakan susunya dikurangi), diamkan adonan 15 menit.
- ambil sebagian adonan, giling tipis dan potong2 memanjang seperti pita
- lilitkan adonan yang telah digiling pada pisang
- goreng dalam minyak yang tidak terlalu panas sampai kuning kecoklatan

Selanjutnya...

SalaMAA @ 5:45 AM





tahuisi

Image hosted by Photobucket.com

Tahu Isi
Oleh: Admin

Bahan isi:
- segala macam sayuran : kol, buncis, toge, wortel
- 200 gr daging cincang (sapi atau ayam)
- tahu sisa kerokan kulit
- minyak untuk menggoreng

Haluskan:
- lada secukupnya
- garam secukupnya
- sedikit gula pasir
- bawang putih secukupnya
- penyedap

Bahan Kulit:
- Tahu dipotong 12, buat kerok membentuk lubang ditengah masing-masing potongan (sisa kerokan dicampur untuk isi)
- tepung terigu
- tepung beras
- garam

Cara:
- Tumis bumbu, masukan daging cincang, masukan sayuran dan tahu aduk-aduk sampai hilang airnya.
- campur bahan kulit kecuali tahu, aduk rata.
- Masukan bahan isi kedalam kulit tahu, padatkan dan ratakan.
- setelah selesai semua, siapkan minyak untuk menggoreng, masukan tahu yang sudah berisi itu dalam bahan tepung (kulit), goreng sampai kuning kecoklatan dengan api sedang.

Selanjutnya...

SalaMAA @ 5:44 AM





bully

Image hosted by Photobucket.com

Menghadapi si Preman Kecil
Oleh : Dessy Nataliani, MA - Den Haag

Preman Kecil? Masa anak kecil bisa jadi preman? Yup! Kenyataannya menurut catatan di European Conference on Initiatives to Combat School Bullying, VOO organisasi yang mewakili Belanda pada konferensi itu melaporkan sudah hampir 385.000 siswa menjadi korban si preman kecil ini. Siapa dan seperti apa sih aksi si preman kecil ini sampai dibahas di konferensi internasional segala???

Aksi preman si kecil (Bullying)

Aksi si preman kecil di dunia internasional dikenal dengan istilah Bullying, yang didefinisikan oleh Van der Meer seorang psikolog Belanda sebagai kegiatan yang secara sistematis, psikologis, fisik maupun sexual merupakan suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang anak atau bisa juga dalam bentuk kelompok terhadap satu atau lebih rekan mereka yang berada dalam posisi tidak dapat membela dirinya (lemah).

Allan L. Beane, PhD, penulis buku The Bully Free Classroom (Free Spirit Publishing, 1999) menjelaskan bahwa perilaku menjadi preman kecil ini bisa terjadi diusia 3 tahun, agak sulit diketahui bagaimana seorang anak bisa menjadi preman kecil sedang anak yang lain tidak, tetapi penelitian membuktikan seorang anak dapat secara genetik menjadi anak yang agresif, dan anak yang agresif ini mudah mencontoh dari lingkungannya, misalnya anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan, selalu menyaksikan orang tuanya marah dan bertindak kasar, atau anak yang merasa diabaikan dan tidak dicintai.

Contoh-contoh dilakukan oleh si preman kecil ini macam-macam diantaranya mengabaikan dan mengisolasi korban; secara psikologi, fisik atau seksual menyakiti korban; mengepung atau mengunci korban dalam kelas, koridor atau tempat bermain; menunggu korban di luar kelas kemudian memukul dan menendangi korban; membuat korban jatuh harga dirinya; membuntuti korban sampai ke rumah; menteror melalui telepon; memperlakukan korban sebagai budak; memanggil nama korban dengan nama yang buruk/ejekan, memaksa korban membuatkan PR atau mengambil PR korban; mengambil barang-barang milik korban; meminta atau merampas uang korban; mengejek/mengolok-olok; mengkambing hitamkan korban pada setiap masalah, menteror dengan mengirim pesan-pesan tertulis; mengirimi korban surat kaleng, dll


Siapa saja korban si preman kecil?
Korban si preman biasanya anak-anak dengan ciri berbadan kecil untuk umurnya, pendiam, sensitif, anak yang tidak tegaan (bahkan untuk menyakiti lalat), tidak populer diantara teman-temannya, sehingga teman-temannya pun tidak mau membelanya.

Bagaimana tindakan orangtua korban?
Orang tua harus segera turun tangan saat ejekan terhadap anaknya (korban) telah berubah menjadi pelecehan atau bahkan tindak kekerasan. Seringkali orang tua menghadapi dilema jika mengadukan hal itu kepada pihak sekolah, si preman kecil malah bisa makin menjadi-jadi melakukan aksinya pada anak anda karena merasa diadukan, dan pihak sekolah biasanya akan meminta si korban (anak anda) dan si preman kecil untuk mengatakan sendiri apa yang terjadi, pengaduan yang diinginkan bukan dari orang tua.

Jika anda mengadukan kepada orangtua si preman kecil tentang kelakuan anaknya, bisa-bisa anda hanya akan menghadapi sebuah tembok, karena orang tua si preman kecil akan menyangkal perilaku anaknya. Lalu apa yang harus dilakukan?

Menurut Beane, cara yang tepat untuk tidak menjadi korban si preman kecil ini adalah orang tua memberikan pengarahan kepada anak (korban) untuk:

- Jauhi sebisa mungkin si preman kecil baik di tempat bermain atau hindari berjalan sendirian.

- Korban harus membangun rasa percaya diri, karena si preman kecil biasanya selalu memilih korban yang lemah atau tidak berdaya, untuk menghindarinya korban harus percaya diri, berdiri tegap, busungkan dada, dan tatap mata si preman kecil jangan menatap ke tanah saat bicara.

- Jangan sampai perkataan/ejekan si preman kecil membuat korban menjadi minder dan jatuh harga diri, katakan selalu hal yang positif untuk diri sendiri.

- Katakan pada si preman kecil apa yang anak anda (korban) mau, bahwa dia ingin si preman kecil memperlakukannya seperti yang dia mau. Katakan dengan tegas dan berwibawa, misalnya "Saya marah kalau kamu memanggil saya dengan sebutan itu. Saya mau mulai sekarang kamu memanggil nama saya dengan nama yang benar"

-Jangan sekali-kali menangis, karena si preman kecil memang ingin menyakiti korbannya. Misalnya saat si preman memanggilnya dengan sebutan "Gendut" maka jawablah dengan kalem, "Udah tahu kan saya gendut, makanya saya lagi ikutan fitness nih.."sambil berlalu dengan rasa percaya diri.

- Lawan si preman kecil dengan humor, tertawa saja saat si preman beraksi lalu segera hindari

-Gunakan perasaan, jika si preman kecil meminta barang atau PR dan korban merasa kalau tidak diberikan si preman akan menyakitinya, maka berikan saja barang atau PR tersebut kemudian berlalulah dengan rasa percaya diri (jangan ketakutan), setelah itu katakan pada orang dewasa (orangtua atau guru) apa yang terjadi.

- Jangan merasa bahwa diri akan selalu diperlakukan salah oleh anak lain. Saat bergabung dengan anak-anak lain, bayangkan bahwa mereka akan berlaku baik kepada dirimu, perlakukan mereka sebagaimana yang kamu ingin mereka memperlakukanmu. Bela korban lain dan minta anak lain untuk membelamu.

Selain itu beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua korban adalah meminta kepada pihak sekolah untuk memberikan pengetahuan kepada guru, supir bis sekolah, konselor dan orang dewasa lainnya tentang bagaimana menghentikan aksi premanisme ini dan membantu/menolong korbannya. Meminta anggota masyarakat dan lembaga-lembaga anak terkait untuk siaga dan tanggap dengan masalah-masalah seperti ini, anda juga dapat membangun isu anti bullying ini dengan menulis artikel di surat kabar atau media lainnya, bekerjasamalah dengan pihak-pihak terkait untuk menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.

Apa yang harus dilakukan orangtua jika ternyata anaknya berperilaku preman?
Beane dan Susan M Swearer Ph.D juga memberikan beberapa tips bagi orang tua yang memiliki anak dengan indikasi preman kecil ini.

Hal pertama dan yang utama adalah mendengarkan dari orang sekitar perilaku si anak dan pahami situasinya. Dan katakan " Daripada anda mencap anak saya sebagai si preman kecil, coba anda katakan pada saya apa yang terjadi?"

Ingatlah bahwa perilaku preman anak anda adalah sebuah gejala dari masalah yang serius, barangkali anak anda merasa menderita, tidak aman, kesepian, atau dalam keadaan situasi yang susah dan tidak bisa mengkontrol dirinya.

Untuk itu beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah:

- Katakan pada anak anda bahwa aksi preman tidak diperbolehkan baik dalam keluarga atau pun di masyarakat

- Bantulah anak anda menemukan jalan keluar dari rasa marah, agresif dan rasa kesepiannya, ajarkan bagaimana memecahkan masalah tersebut tanpa kata-kata atau tindakan kasar.

- Melakukan permainan peran (role play) perilaku yang baru

-Bekerjasama dengan guru untuk membantu anak anda mengurangi perilaku negatifnya selama di sekolah, dan ingatkan anak anda bahwa banyak orang disekolah yang akan membantu mengatasi perilakunya selama di sekolah.

- Pastikan bahwa anak anda tidak berada dalam situasi dipaksa untuk melakukan aksi preman kepada anak lain, dan jelaskan konsekuensi-konsekuensinya jika dia tetap melakukan aksinya itu.

- Yang terakhir, jangan pernah anda melakukan tindakan preman terhadap anak anda baik secara fisik maupun verbal (perkataan), konsisten terhadap metode disiplin yang sedang diterapkan, hindari pukulan, teriakan, membodoh-bodohi saat dia melakukan sesuatu yang tidak anda inginkan. Jika anda memerlukan bantuan dalam menangani perilaku preman anak anda atau kemarahan anda, bicaralah pada konselor sekolah atau psikolog anak.


sumber:
national posters: Netherlands - Bullying at school (gold dot ac dot uk)
bhg dot com

Selanjutnya...

SalaMAA @ 5:24 AM





salamaa16


WEBLOG SALAMAA EDISI XVI/11/05


Assalamualaikum. wR.wB
Saudari muslimah yang berbahagia,
Beberapa hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita, ada segumpal pilu di lubuk hati ini...akankah kita bertemu dengan Ramadhan di tahun mendatang? Mari kita pupuk, pelihara dan jaga semangat Ramadhan ini sebagai bagian perilaku kita di bulan-bulan mendatang. Dan...Hari kemenangan akan segera menghampiri kita. Hari nan Fitri, waktu yang tepat untuk saling meluruhkan noda hati. Taqobalallahu Minna wa Minkum, segenap kru Salamaa menghaturkan Mohon Maaf lahir dan bathin jika selama ini ada kekhilafan kami, dan perilaku yang kurang berkenan. Semoga tali silaturahmi yang kita upayakan terjalin melalui media ini akan menjadi semakin erat. Amin



Menjadi Muslim(ah) yang Lebih Berkualitas Pasca Ramadhan
Oleh: Bpk. M. Cholid - Groningen
Bulan Ramadhan hampir berlalu, selanjutnya apa hasil yang diraih dalam penggemblengan sebulan penuh lalu? Apakah kita akan kembali pada kebiasaan-kebiasaan sebelumnya atau menjadi muslim-muslimah yang lebih baik dan tangguh di bulan-bulan mendatang? Ikuti ringkasan POL Salamaa minggu ke 4 RamadhanSelanjutnya baca...



---------------------------------------------------------------------------------------------------


Image hosted by Photobucket.com
Elegi September
oleh: Pipiet Senja - Jakarta
Suatu siang di sebuah rumah sakit, Jakarta.
Mamay, remaja 15-an, seketika meletakkan buku yang sedang dibacanya. Didengarnya pasien di sebelahnya menangis. Ia merasa tersentuh, seketika turun dari ranjang. Dan dihampirinya pasien yang datang seminggu yang lalu itu.Selanjutnya baca...




----------------------------------------------------------------------------------------------------
Image hosted by Photobucket.com

Istri-istri Pilihan dalam Islam (4)
Oleh : Admin

Ummu Hakim binti Al-Harits Al-Makhzumiyah, Isteri Ikrimah bin Abu Jahal. Sebuah figur dari iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAWserta lambang dari pengorbanan dan pembelaan di jalan Allah SWT. Sesungguhnya dia adalah wanita mujahid yang agung.
Selanjutnya baca...





----------------------------------------------------------------------------------------------------


Image hosted by Photobucket.com
Kupu-kupu Hitam dan Kupu-kupu Putih
Oleh: Khairina - Delft
“Mam, kita jadikan hari ini ke ‘waterspeeltuin’ ?” Tanya Nisa dengan wajah yang berharap, sambil mengunyah roti sarapan paginya.

“Ya , asal Nisa cepat makannya dan dihabiskan” Jawabku.

Selanjutnya baca...




-------------------------------------------------------------------------



Image hosted by Photobucket.com
Kiat Sehat dan Bugar Saat Berpuasa
Oleh : Agnes Tri H - Groningen

Meski agak terlambat menayangkan artikel ini, tapi kiat-kiatnya masih bisa kita manfaatkan untuk persiapan berpuasa di bulan Syawal nanti. Ikuti penuturan dokter Agnes tentang Kiat sehat dan Bugar disaat berpuasa. Selanjutnya baca...



-----------------------------------------------------------------------------------------------------




Kue Lidah Kucing
Oleh: Admin

Kue Lidah kucing biasanya selalu ada dalam jejeran stoples kue-kue kering pada hari lebaran di Jakarta. Bahannya murah dan tidak terlalu sulit mengerjakannya.
Selanjutnya baca...






-------------------------------------------------------------------------


Silakan saudari muslimah mengirim komentar atau pertanyaan untuk tiap artikel salamaa di postcomment (baris paling akhir setiap artikel) Insya Allah pertanyaan akan mendapat respon dari penulis yang bersangkutan di halaman yang sama.

Foto: by fotosearch.com









Selanjutnya...

SalaMAA @ 6:13 AM








LINKS
Daftar Makanan Haram
Radio Minaara
Binaurrijal
KZIS
Eramuslim
Kafemuslimah
Republika
Ummi
Fahima-Jepang
Kharisma-Jerman
Masjid ITS




GALERI WORKSHOP

Ito
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called workshop salamaa | delft 2007. Make your own badge here.


Jesty
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing photos in a set called WS Elly. Make your own badge here.

Ferry
www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos from workshop_salamaa2007. Make your own badge here.

Cuplikan Video Workshop

BERITA CUACA


PREVIOUS POST


Pergantian Pengurus dan Afscheid

Oleh-oleh dari KKM II ++

Kursus Kilat Menjahit II ++

Semua Numplek di TD Salamaa 2010

Temu Darat Salamaa 2010

TD dan Launching Buku Salamaa/FLP Belanda

Selamat Idul Fitri 1430 H

Pengurus Salamaa 2009-2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H

Selamat Datang Ramadhan


ARCHIVES
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
August 2007
September 2007
October 2007
November 2007
December 2007
April 2008
June 2008
August 2008
September 2008
July 2009
September 2009
January 2010
May 2010
June 2010
July 2010
December 2010

Supported by
Blogger
Blogskins

Free JavaScript from

IKLAN ANDA